1 Timotius 4 11 16

Nats: I Timotius 4: 12

“Janganlah seseorang menganggap ia adv minim karena engkau muda. Jadilah paradigma bikin turunan-makhluk berkeyakinan, dalam perkataanmu, privat tingkah lakumu, n domestik kasihmu, dalam kesetiaanmu dan kerumahtanggaan kesucianmu.”

Praying-Hands-over-Bible

Sumber: http://www.raisinggodlychildren.org/2012/02/prayer-we-parents-rarely-pray.html

Saudara-saudari sekalian yang dikasihi Tuhan,

Pembacaan bibel kita pada kesempatan musim ini yaitu nyata sebuah nasehat yang diberikan oleh rasul Paulus kepada koteng rekan pelayanannya yang masih muda, bernama Timotius. Siapakah Timotius itu? Timotius adalah momongan yang lahir semenjak perkawinan campuran (blasteran), ibunya seorang wanita Yahudi dan ayahnya ialah seorang Yunani. Anda menjadi Serani ketika Paulus melayani di Listra, dan kemudian kamu menjadi murid Paulus.

Berdasarkan kemujaraban namanya, Timotius artinya makhluk yang saleh, basyar yang mengagungkan Tuhan. Sejak boncel Timotius mutakadim mengenal ajaran-ajaran firman Tuhan. Ibunya Eunike yang merupakan seorang Yahudi putih, dulu bertindak n domestik mewujudkan karakter pribadi Timotius sehingga menjadi orang yang memahami kitab suci dan hidup dalam kepatuhan kepada hukum-hukum Yang mahakuasa.

Bacaan kita adapun nasihat Paulus kepada Timotius ini dapat dibagi menjadi dua bagian penting. Bagian nan pertama terdiri dari ayat 1-3, yang menyingkat gambaran tentang konteks pergumulan yang akan dihadapi sosok berketentuan, khususnya bagi jemaat di mana Timotius tinggal. Bagian yang kedua terdiri berpunca ayat 4-16 yang memuat bilang ujar-ujar yang Paulus berikan kepada Timotius, tentang bagaimana selayaknya seorang muda yang percaya kepada Kristus harus dolan menghadapi pergumulan tersebut.

Konteks pergumulan yang Paulus gambarkan (Ay. 1-3) adalah bahwa akan ada pembimbing-pengajar sesat, ajaran-ajaran setan, dan semu daya penipu-pendusta yang dapat mengacaukan kehidupan beriman orang percaya. Berkaitan dengan pergumulan ini, Paulus mengingatkan sejumlah kejadian penting kepada Timotius sebagai pedoman untuk bergaya, sebagai berikut:

  • Saling mengingatkan dan melatih diri untuk sungguh-sungguh beribadah (4-7).
  • Mempublikasikan dan mengajarkan firman kebenaran Tuhan (11).
  • Mengupayakan diri menjadi komplet melintasi mulut, tingkah laku, hadiah, loyalitas, dan keperawanan (12).
  • Bertekun dalam membaca kitab-kita asli (13).
  • Menunggangi belas kasih bagi memuliakan Allah (14).

Plasenta-saudari serampak yang dikasihi Tuhan,

Bercermin dari bacaan tersebut, apa yang boleh kita ambil sebagai bahan refleksi kita dalam kehidupan kita sehari-hari? Mematamatai konteks pergumulan nan Paulus utarakan dan pun nasihat yang ia berikan kepada Timotius, apa nan bisa kita ambil dan pakai sebagai pedoman privat semangat kita?

Purwa, marilah kita bersama-sama melihat konteks pergumulan yang dimaksudkan Paulus di atas. Apa yang dapat kita maknai mulai sejak roh-hidup penyesat, wahyu-nubuat setan, dan penokoh-pengecoh? Secara harafiah mungkin kita akan nanang mengenai bermacam rupa nubuat-ajaran di asing sana, yang secara dogmatis berbeda dengan yang kita yakini. Sekadar senyatanya tidak sesempit itu.

Yang dapat diartikan semenjak hidup-roh penyesat, tanzil setan, dan penokoh-pendusta merupakan segala sesuatu di asing sana yang bisa memudarkan kehidupan beriman kita sebagai bani adam-cucu adam yang percaya kepada Sang pencipta. Segala sesuatu nan terlihat baik, namun simultan dapat menurunkan kualitas hidup beriman kita kepada Almalik. Apa sesuatu itu belaka menawarkan kenikmatan yang semu, tidak mencerminkan umur yang diinginkan Allah, dan juga menghelat kita dengan berbagai macam ajuan nan menggiurkan.

Ambillah contoh, rukyat bahwa kita akan semakin bahagia bila kita berlimpah harta, atau pandangan bahwa uang adalah segalanya. Pandangan ini khusyuk merasuki vitalitas kita di zaman masa ini ini. Harta, harta benda, dan uang lelah adalah primadona hidup yang dikejar khalayak. Pandangan inilah nan mendasari bermacam-macam tindakan manipulasi yang begitu marak di negeri ini. Orang-bani adam yang menduduki posisi dan jabatan-jabatan penting di wilayah ini banyak yang roboh karena memperhamba diri pada uang. Membiarkan diri dikontrol maka dari itu keinginan akan uang. Pandangan ini adalah rukyat yang sesat dan menipu. Kesukaan tidaklah ditentukan oleh harta, namun hanya oleh rasa bersyukur kepada Tuhan.

Terserah banyak contoh tentang kehidupan dunia masa ini yang begitu banyak menawarkan kemudahan. Kemenangan teknologi begitu pesat, dengan penemuan-penemuan hijau nan mencengangkan. Di satu sisi, kronologi ini membawa dampak yang maujud. Namun di sisi lain, dengan kemajuan sains ini pun turunan tiba menyangsikan akan keberadaan Tuhan dan kemahakuasaannya atas usia insan. Pemikiran dan pandangan seperti inilah nan disebut sebagai sesat. Perumpamaan individu beriktikad kita pasti banyak menyaksikan mujizat dan perkara-perkara hebat yang telah Sang pencipta lakukan dalam kehidupan kita. Maka itu karena itu, kita tidak boleh tersesat dan dibuai oleh uang atau pun plural kedashyatan informasi yang boleh mereduksi iman kita kepada Yang mahakuasa.

Saudara-saudari bertepatan yang dikasihi Almalik,

Bagaimana seharusnya pemuda dan pemudi Serani menyikapi pergumulan ini? Ular-ular yang Paulus berikan kepada Timotius juga berlaku lakukan kita semua. Pecah nasihat-nasihat tersebut, dapat ditarik tiga kejadian esensial nan teradat kita aplikasikan terus n domestik hidup beriktikad kita,

  • Eksplorasi dan pengamalan akan firman Allah.

Wejangan Paulus seyogiannya Timotius bertekun intern ibadah, menjaga tingkah laku dan kesetiaan yakni suatu prinsip dan sikap yang boleh menolong kita lakukan tetap congah pada jongkong yang dikehendaki Tuhan, tidak berbelok mengimak rukyat-pandangan masa kini yang mengakali iman kita. Hanya dengan cara mengakrabkan diri dengan firman Tuhan sajalah, kita bisa n kepunyaan pedoman yang abadi untuk menghadapi dunia, dan dengan mengamalkannya n domestik spirit sehari-hari kita boleh menjadi konseptual bagi bani adam lain, meskipun kita masih muda dan belum banyak berpengalaman.

  • Menjaga spirit persekutuan

Paulus pun memaksudkan Timotius bikin nasib silih mengingatkan dengan jemaat. Hidup persekutuan merupakan suatu aspek berfaedah yang penting bagi pertumbuhan iman kita. Dengan tukar mengingatkan antara kita dan saudara-saudara sepersekutuan kita, kita bisa mencegah diri kita sendiri dan tembuni-saudara kita jatuh cinta ke dalam pelbagai cobaan dan tindakan-tindakan nan sesat. Kita cak semau di bumi ini bukan doang lakukan diri kita koteng, tetapi terserah pula sesama dan saudara yang Sang pencipta hadirkan kerumahtanggaan kehidupan kita, agar kita boleh saling membina dan membangun iman kepadaNya. Makanya karena itu mutakadim menjadi barang bawaan jawab kita agar menjaga persekutuan kita, hendaknya loyal produktif dan melanglang pada kempang yang dikehendaki Almalik, seturut dengan firmanNya.

  • Bersaksi

Setiap kita telah dianugerahkan berbagai talenta dan karunia. Semua kepiawaian dan kapasitas kita, yaitu titipan dari Tuhan yang harus kita gunakan demi kemuliaan namaNya. Barangkali banyak di antara kita yang merasa enggak bisa berbuat apa-apa, namun bila kita telusuri lebih jauh dalam diri kita, pasti ada sesuatu dalam diri kita nan bisa kita gunakan untuk mahamulia stempel Almalik. Apalagi, dengan menjaga tingkah laris kita sehari-tahun belaka pun kita bisa bersaksi bahwa kita adalah peruntungan kepunyaan Allah. Oleh karena itu kita tidak bisa membuang waktu kita, terbawa maka itu berjenis-jenis kenikmatan nan bumi tawarkan, melainkan mulailah berkarya sebagai seorang saksi akan kebesaran Halikuljabbar.




Source: https://josephrdaniel.wordpress.com/2013/12/01/renungan-1-timotius-41-16/

Posted by: soaltugas.net