Pengertian Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal yaitu salah satu proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak dengan menggunakan pembukaan-kata. Misalnya cuma namun dengan menggunakan gerak isyarat, bahasa awak, ekspresi wajah dan sangkut-paut mata, penggunaan objek seperti baju, potongan bulu dan sebagainya, bunyi bahasa-simbol serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara minor, gaya emosi dan gaya berbicara.

Contoh-Komunikasi-Non-Verbal

Meskipun begitu, para juru dibidang komunikasi non oral biasanya menggunakan definisi “tidak memperalat kata” dengan katat, dan enggak menyamakan komunikasi non verbal dengan komunikasi non lisan.

Contohnya bahasa isyarat dan garitan bukan dianggap sebagai komunikasi non verbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan tren berfirman tergolong seumpama komunikasi non verbal.

Baca Juga :
Komunikasi Nonverbal – Denotasi, Macam, Perbedaan, Fungsi, Pesan, Paradigma

Komunikasi non oral pun farik berkata tergolong sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non lisan pula berbeda dengan komunikasi radiks sadar, yang boleh berupa komunikasi verbal ataupun non verbal.


Karakteristik Komunikasi Nonverbal

Salah satu kaidah mendefinisikan komunikasi nonverbal ialah beralaskan kategori andai berikut teori pemilihan umum dalam karakteristik komunikasi keramaian apapun faedah nan disandangnya, baik primer maupun sekunder nonverbal, tanda-tanda badaniah (gestural), bergambar (pictorial) karakteristik komunikasi manah-pikiran (emosi kita) melalui pesan-pesan nonverbal.

Komunikasi nonverbal merupakan pelecok satu bentuk media komunikasi yang faktual mengemas pesan nonverbal dengan cara yang tepat sesuai dengan karakteristik.

Bilang karakteristik dari komunikasi nonverbal adalah:

  1. Kita selalu berkomunikasi
  2. Manfaat tergantung kepada konteks
  3. Komunikasi nonverbal lebih dapat dipercaya
  4. Cara utama n domestik menyatakan perasaan dan sikap

Khasiat Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah komunikasi terdepan. Periset nonverbal mengidentifikasi heksa- fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) sebagai berikut:

  • Untuk mementingkan, komunikasi nonverbal digunakan untuk menekankan atau menegaskan beberapa putaran dari pesan verbal. Misalnya belaka, anda mungkin mesem buat menggarisbawahi suatu hal tertentu.
  • Buat melengkapi (complement), komunikasi nonverbal digunakan untuk memperkukuh corak atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh wanti-wanti lisan.
  • Bakal menunjukkan kontradiksi., pesan oral bisa inkompatibel dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, anda dapat menyilangkan jari kamu ataupun mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar.
  • Cak bagi mengatur, gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan ataupun mengisyaratkan kerinduan kerjakan mengatur sirkuit verbal. Contohnya, mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau takhlik kampanye tangan bikin menunjukkan bahwa anda kepingin mengatakan sesuatu.
  • Untuk mengulangi, misalnya, lampir pernyataan verbal “Segala bersusila?” dengan mengangkat alis ain.
  • Cak bagi mewakili, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa bertutur apa-apa yang bisa digantikan dengan menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala kerjakan mengatakan “bukan”.

Baca Pun :
Proses Komunikasi – Pengertian, Rekaman, Komponen, Lengkap, Faktor, Variasi, Para Ahli




Bentuk Komunikasi Nonverbal


Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal terdiri bersumber tujuh varietas yaitu:



1.


Komunikasi visual



Komunikasi visual merupakan keseleo satu tulangtulangan komunikasi yang digunakan bakal membentangkan pesan berupa gambar-gambar, grafik-tabulasi, lambang-lambang, maupun bunyi bahasa-tanda baca.

Dengan menggunakan gambar-tulangtulangan yang relevan, dan pengusahaan corak nan tepat, serta buram yang unik akan membantu berbintang terang pikiran pendengar. Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-prolog saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para mustami.



2.


Komunikasi sentuhan



Aji-aji nan mempelajari tentang sentuhan kerumahtanggaan komunikasi nonverbal comar disebut Haptik. Seumpama contoh: bersalaman, birama, menyapu-ngelus, singgungan di bekas kaki dan lain sebagainya yakni riuk satu tulangtulangan komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari basyar nan menyentuhnya.



3.


Komunikasi gerakan tubuh



Kinesik atau gerakan bodi ialah rang komunikasi nonverbal, seperti, berbuat kontak netra, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Operasi tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan awak, seseorang bisa mengetahui kabar yang disampaikan tanpa harus mengucapkan satu kata. Seperti menganggukan atasan berarti setuju.

Contoh:

  • tanda-tanda tangan
  • gerakan kepala


4.


Komunikasi lingkungan



Lingkungan boleh memiliki pesan tertentu buat orang nan melihat alias merasakannya. Transendental: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa”jaraknya dahulu jauh”, ”ruangan ini cemar”, ”lingkungannya panas” dan lain-tidak, berfaedah seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.



5.


Komunikasi penciuman



Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu wanti-wanti/kabar melintasi wewangian nan dapat dihirup makanya indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang lain akan memaklumi bahwa air atar tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.



6.


Komunikasi penampilan



Seseorang yang mempekerjakan baju yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang meruntun, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Keadaan ini adalah bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada orang nan melihatnya. Tetapi orang akan menerima wanti-wanti berwujud tanggapan yang subversif apabila penampilannya buruk (baju bukan rapih, kumuh dan lain-tak).



7.


Komunikasi cita rasa



Komunikasi citrasa merupakan pelecok suatu rang komunikasi, dimana presentasi suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa lezat, manis, nikmat dan bukan-enggak, apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa berusul makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud alias makna.

Baca Lagi :
Denotasi Komunikasi – Fungsi, Maksud, Rang, Syarat, Paradigma, Unsur, Macam, Para Juru


Jenis-Jenis Komunikasi Non Verbal

Tentang tipe-jenis komunikasi non verbal yang diantaranya merupakan:


  • Komunikasi Objek

Privat hal ini nan paling umum ialah pengusahaan pakaian, dimana basyar sering dinilai berasal jenis busana yang digunakannya, biarpun ini dianggap termasuk salah bagi rencana stereotipe. Misalnya orang comar makin menyukai orang lain nan cara berpakaiannya menarik. Selain itu dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian menarik cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan dari lega yang tak.


  • Sentuhan

Sentuhan dapat termasuk, bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan dan lain-tidak. Masing -masing lembaga komunikasi ini menyorongkan pesan adapun tujuan atau perasaan pecah sanga penyentuh. Gesekan juga dapat menyebabkan suatu perasaan plong sang penyambut senggolan, baik positif ataupun negatif. Haptik ialah bidang yang mempelajari jamahan perumpamaan komunikasi non lisan.


  • Kronemik

Merupakan bidang yang mempelajari penggunaan musim dalam komunikasi non verbal. Pemakaian waktu privat komunikasi non verbal meliputi durasi nan dianggap sekata bagi suatu aktivitas, mencengam banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan internal paser waktu tertentu, serta ketepatan musim “punctuality”.


  • Gerakan Badan “Kinesik”

Dalam komunikasi non lisan, persuasi tubuh atau kinesik membentangi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan cak bagi menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya: bakal memvisualkan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul kenap untuk menunjukkan omelan; untuk mengatur maupun tanggulang jalannya percakapan ataupun cak bagi melepaskan ketegangan.


  • Proxemik “Bahasa Ruang”

Adalah jarak yang digunakan saat berkomunikasi dengan orang tak, tercatat juga kancah atau lokasi posisi kita kaya. Otoritas jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban kita denga orang lain, menunjukkan seberapa besar pengahargaan, suka atau tidak suka dan pikiran kita terhadapo individu lain,s elain itu lagi menunjukkan simbol sosial.


  • Jarak Intim

Jarak dari start bersentuhan sebatas jarak satu setengah kaki.


  • Jarak Personal

Jarak yang menunjukkan perasaan sendirisendiri pihak yang berkomunikasi dan pun menunjukkan keakraban dalam satu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah suku sampai catur kaki.


  • Jarak Sosial

Jarak yang menunjukkan pembicara nan mencatat betul kehadiran basyar tidak. Karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan cucu adam lain, keberadaannya terlihat bermula pengaturan jarak antara 4 suku hingga 12 kaki.


  • Jarak Publik

Jarak yang berkisar antara 12 kaki sampai tak terperingkatkan.

Baca Sekali lagi :
Signifikasi Ilmu Komunikasi – Teori, Pengertian, Macam, Variasi, Komponen, Kamil


Isyarat Pengenalan Diri N domestik Komunikasi nonverbal

  1. Komunikasi Badan

Jalan permulaan di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah awak. Khalayak mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara akurat melalui manuver-gerakan tubuh, gerakan wajah, dan aksi netra. Dalam unit ini kita mencerca komunikasi tubuh dan menelaah berbagai cara di mana tubuh, tampang, dan mata mengkomunikasikan makna-makna.

Bakal menggunjingkan manuver tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman dan Wallace V. Friesen (1969) adv amat berjasa. Kedua periset ini membedakan lima kelas (kelompok) manuver nonverbal berlandaskan bawah-usul, kemujaraban, dan kode perilaku ini:

Komunikasi Gestura yang meliputi:


1) Emblim (emblems)

Emblimadalah perilaku nonverbal yang secara serentak menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim meliputi, misalnya; tanda-tanda untuk “oke.” “jangan ribut,” “kemarilah,” dan saya kepingin menumpang.” Emblim ialah pengganti nonverbal bakal alas kata-perkenalan awal atau ungkapan tertentu. Kita kelihatannya mempelajarinya dengan prinsip yang pada dasarnya sama dengan kita mempelajari kata-kata – minus sadar, dan sebagian besar melangkahi proses peniruan. Walaupun emblim bertabiat alamiah dan berjasa, mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata segala pun dalam sebarang bahasa. Oleh alhasil, emblim dalam kultur kita sekarang belum tentu sama dengan emblim dalam kultur kita 300 hari yang terlampau alias dengan emblim kerumahtanggaan tamadun lain.


2) Perupa

Ilustrator merupakan perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan” wanti-wanti oral. Intern mengatakan “Ayo, bangun,” misalnya, kamu mungkin memotori bos dan tangan anda ke jihat menaik. Dalam menggambarkan lingkaran alias bujur sangkar anda siapa sekali membentuk persuasi berputar ataupun kotak dengan anda. Perupa berkepribadian lebih alamiah, kurang objektif. Dan makin universal ketimbang emblem. Mana tahu sekali ilustrator ini mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari.


3) Regulator

Regulator adalah perilaku nonverbal nan “mengatak,” memantau, memelihara, atau mengendalikan perundingan orang lain. Saat ia mendengarkan individu bukan, anda tidak pasif. menganggukkan pejabat, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat berjenis-jenis suara para ilmu bahasa seperti “mm-mm” maupun “tsk.” Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak global.


4) Adaptor

Adaptor adalah perilaku nonverbal nan bila dilakukan secara pribadi -atau di muka mahajana tetapi tidak kelihatan- berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai radu. Misalnya, bila dia medium seorang mana tahu ia akan mencabau-garuk majikan sampai rasa galak hilang. Di tampang umum, bila individu- makhluk melihat, anda mengamalkan perilaku adaptor ini hanya sebagian. Dia kali, misalnya, belaka menaruh jari anda di penasihat dan menggerakkannya sedikit, hanya mungkin tidak akan menggaruk cukup persisten untuk menghilangkan giang.


  1. Komunikasi Paras (Affect Display)

Aksi wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga kualitas atau dimensi emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe Ellsworth (1972) dalarn menyatakan bahwa pesan cahaya muka bisa mengkomunikasikan sedikitnya “kelompok emosi” berikut: kebahagiaan, keterkejutan, kekaguman, kemarahan, kesedihan, dan keirian/penghinaan. Periset nonverbal Dele Leathers (1986) mengemukakan bahwa aksi muka mungkin juga mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati.

Keenam emosi yang diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara publik dinamakan affect display primer. Ini yakni emosi tunggal nan relatif murni. Keadaan emosi nan tidak dan tampilan wajah yang lain yakni jalinan berasal berbagai emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar 33 bauran affect (affect blend) telah diidentifikasi. Kita bisa mengkomunikasikan berbagai affect ini dengan berbagai episode berpangkal wajah. Jadi, misalnya, anda mana tahu mengalami rasa takut dan rasa muak sekaligus. Indra penglihatan dan kelopak netra engkau, kali mengisyaratkan ketakutan, sedangkan persuasi hidung, pipi, dan provinsi mulut engkau mungkin mengisyaratkan rasa dugal.


  1. Komunikasi Mata

Pesan-pesan yang dikomunikasikan maka dari itu mata bervariasi bergantung pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata. Bila kontak ain terjadi kian singkat, kita boleh menduga orang ini tidak berminat, rnalu, atau sibuk. Bila perian nan layak dilampaui, kita umumnya menganggap hal ini menunjukkan minat yang jebah. Di antara periset-periset lain,Mark Knapp (1978) mengedepankan empat kelebihan komunikasi mata:


  • Mencari Umpan Balik

Kita seringkali menggunakan ain kita cak bagi mencari umpan pencong dari orang lain. Intern berbicara dengan seseorang, kita memandangnya dengan bukan main-sungguh, seakan-akan mengatakan, “Nah, bagaimana pendapat engkau?” Sebagaimana mungkin anda asa, mustami memandang pembicara lebih banyak tinimbang pembicara memandang pendengar.


  • Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara

Guna kedua yaitu menginformasikan pihak tidak bahwa terusan komunikasi telah terbuka dan bahwa kamu saat ini dapat merenjeng lidah. Kita melihat ini dengan jelas di pangsa ceramah, ketika dosen mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap keseleo sendiri mahasiswa. Tanpa mengatakan segala-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut bikin menjawab pertanyaannya.

Baca Pun :
Kendaraan Massa N domestik Komunikasi Garis haluan


  • Menyemboyankan Aturan Hubungan

Kekuatan ketiga ialah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua orang -misalnya, perhubungan substansial yang ditandai dengan penglihatan terfokus yang munjung perasaan, atau hubungan merusak yang ditandai dengan penghindaran wasilah alat penglihatan. Kita juga dapat mengisyaratkan tata kawin status dengan indra penglihatan kita. Ini khususnya menjajarkan karena gerakan mata yang setimpal kelihatannya mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang superior, misalnya, siapa menatap bawahannya atau tidak ingin melihatnya serta merta. Demikian sekali lagi, bawahan mungkin menatap langsung atasannya atau barangkali saja menatap lantai.


  • Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Raga

Akhimya, gerakan mata bisa mengkompensasi bertambah jauhnya jarak fisik. Dengan mengerjakan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi jarak raga nan membaikkan kita. Bila kita menangkap penglihatan netra seseorang dalam sebuah pesta, misalnya, secara psikologis kita menjadi karib meskipun secara fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak mata dan ekspresi lain yang menunjukkan kekariban kognitif, seperti mana penguakan-diri, gandeng secara positif; jika yang satu meningkat, begitu juga nan bukan.


  • Kebaikan Penghindaran Kontak Mata

Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalamInteraction Ritual(1967), mengatakan bahwa mata adalah “pengganggu nan hebat.” Bila kita menghindari perantaraan mata alias mengalihkan pandangan kita, kita membantu cucu adam lain menjaga privasi (privacy) mereka. Kita sering melakukan situasi ini bila ada pasangan yang bercekcok di durja umum. Kita mengalihkan pandangan berpunca mereka (meskipun boleh jadi mata kita mangap lebar) seakan-akan mengatakan, “Kami tidak ingin mengurusi; kami meluhurkan hak engkau.”

Goffman menamai perilaku iniinatensi masyarakat(civil innatention). Penghindaran kontak mata bisa menyemboyankan ketiadaan minat-terhadap seseorang, pembicaraan, atau rangsangan visual tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita ondok alat penglihatan kita bakal menghindari rangsangan yang tidak mengademkan. Perhatikanlah, misalnya, bukan main cepat cucu adam menutup mata mereka bila menghadapi hal yang sangat enggak menyenangkan.


  1. Komunikasi Ulas

  • Proksemik/komunikasi jarak

Yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan sosok tak, termasuk pula tempat atau lokasi posisi Sira berpunya.

  1. Intim (0-45cm)
  2. Personal (75-120cm)
  3. Sosial (120-210 alias 210-360 biasa)
  4. Mahajana (360-450 cm)
  • Teritorial
  • Estetika dan warna

  1. Diam

  • Memberi kesempatan berpikir
  • Menyakiti
  • Mengisolasi diri sendiri
  • Mencegah komunikasi
  • Mengkomunikasikan perasaan
  • Tidak memajukan sesuatupun

  1. Paralanguage

Ialah kritik-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari interlokusi, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; buram-buram vokal: tertawa, pekikan, ratapan, uh, ahh, dan sebagainya.


  1. Komunikasi Temporal (Hari)

  •  Menujukkan martabat
  • Perian dan kesesuaian

Contoh Komunikasi Non Verbal

Berikut ini terdapat beberapa contoh Komunikasi Non Oral, perumpamaan berikut:

  1. Mengetuk ki

    Mengetuk gerbang adalahsalah satu misal komunikasi non verbal dalam dunia kerja. Mengetuk pintu malar-malar adv amat sebelum menginjak kolom atasan ataupun orang yang punya jabatan tertinggi berharga mengindikasikan kesopanan dan memuliakan khalayak tersebut.

  2. Menggelengkan kepala

    Detik seseorang sedang mengerjakan diskusi seringkali cak semau ulasan atau cak bimbingan nan diamini dan tidak disetujui. Seseorang seringkali lebih memintal cak bagi mengindikasikan komunikasi melintasi komunikasi non verbal laksana menggelengkan kepala ketika bukan mengakui tanggapan seseorang terhadap pelajaran yang sedang dibahas. Menggelengkan pengarah pun berarti keheranan atau enggak berketentuan. Seorang superior nan menamai bawahannya kemujaraban memanggil sebab telah melakukan salah tafsir yang besar seringkali dengan komunikasi lisan disertai gelengan kepala (komunikasi non verbal) untuk mengindikasikan rasa tidak percaya maupun heran terhadap misinterpretasi yang sudah diperbuat oleh bawahannya dan dominan ki akbar di perusahaannya.

  3. Berjabat tangan

    Komunikasi non verbal bagaikan bersalam ini seringkali dilakukan seseorang ketika kesatu kelihatannya bertemu. Hal ini mengindikasikan bahwa individu itu menghargai dan menerima relasi baik. Di samping itu, berjabat tangan pula bisa ditafsirkan sebagai kesepakatan ketika berembuk mengenai kerja setara antara sebuah perusahaan dengan perusahaan yang lain.

  4. Tersenyum

    Mesem internal komunikasi non verbal dapat didefinisikan umpama sikap ramah, menghormati, dan bermoral terhadap orang lain. Tersenyum internal mileu kerja kaya memberikan akibat positif dalam rangkaian komunikasi, hingga-setakat dapat menambah ki dorongan pegawai dalam bekerja.

  5. Mengerutkan jidat

    Ketika seorang atasan diam dan mengerutkan dahi berarti ada tindakan atau perkataan nan tidak dimengerti terlebih ada kekeliruan nan tidak disadari maka dari itu bawahannya. Komunikasi non lisan ini lebih gampang dimengerti sebab terjadi secara spontan saat ada perkataan atau tindakan yang janggal. Komunikasi non verbal ini lagi menunjukkan kepekaan seseorang terhadap sebuah yang janggal.

  6. Mengigit bibir sumber akar

    Seseorang nan sedang berkomunikasi dan tokak bibir bawah berfaedah insan itu madya merasa ragu, bohong, dan cemas. Rata-rata orang yang mengerkah bibir enggak dapat diandalkan oleh n antipoda komunikasinya. Situasi ini mengindikasikan bahwa komunikasi non oral ingin dapat mustakim seseorang sebab propaganda tubuh terjadi secara spontan alias sonder direncanakan.

  7. Menganggukkan pengarah

    Koteng nan sekata akan sebuah hal akan berbicara dengan verbal atau non oral melewati anggukan kepala. Menganggukkan kepala berarti orang untuk sepakat terhadap sebuah keputusan. Di samping itu, menganggukkan pemimpin pun dapat ditafsirkan sebagai rasa menghormati. Misalnya, ketika seorang bidak bertemu dengan atasan maka urusan nan kesatu kelihatannya dilakukannya ialah mengucapkan kata “permisi” dan menganggukkan pejabat.

  8. Menyanggang suatu tangan

    Koteng nan akan menyerahkan tanggapan terhadap meeting maupun diskusi dalam sebuah firma maka sira lakukan mengusung satu tangannya bak tanda kesopanan guna masuk n domestik percakapan tersebut. Mengangkat satu tangan pun bisa ditafsirkan perumpamaan sebuah sapa dalam memuliakan oponen sejawat. Misalnya, ketika melanglang bukan sengaja bercocok teman kolega maka urusan yang absah dilakukan ialah mengusung satu tangan seumpama tanda sapaan atau persuasi memanggil seseorang.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari