Arti Raudhah Min Riyadhil Jannah

Raudhah Asy-Sarifah atau kadang disebut Raudhah Min Riyadhil Jannah, demikian sebutan yang populer bagi kancah ini, merupakan tempat paling utama di n domestik Langgar Nabawi.
Di dalam Masjid Nabawi terwalak sebuah palagan nan disebut oleh Nabi Muhammad ﷺ dengan Raudhah min riyadhil jannah taman dari taman-taman taman firdaus. Apa maksudnya?
Goresan ini akan mengulas tentang apa itu Raudhah, keutamaannya, maknanya, adakah amalan nan disunnahkan kerjakan dilakukan di dalamnya dan yang lainnya.
Segala Itu Raudhah (Raudhah Min Riyadhil Jannah)
Raudhah (taman) ini merupakan bagian dari Sajadah Nabawi. Raudhah terletak di dalam musala Nabawi. Lokasinya antara rumah Nabi Muhammad ﷺ yaitu kondominium tinggal ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dan mimbar Nabi Muhammad ﷺ . Terdapat sejumlah pendapat mengenai batas-batasnya.
Batasnya di timur adalah rumah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Berpangkal barat adalah mimbar yang indah. Dari selatan adalah kiblat dan dari arah utara yaitu garis ekuivalen dengan ujung apartemen ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Luas Raudhah adalah 330 m2
dengan strata 22 m dan lebarnya 15 m.[i]
Karangan Raudhah Min Riyadhil Jannah
Banyak nan menyoal bagaimana tulisan Raudhah Min Riyadhil Jannah, berikut tulisannya dalam hadits:
رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
Hadits Tentang Raudhah Min Riyadhil Jannah

Kami sudah berupaya buat mendapatkan hadits-hadits yang berbicara tentang Raudhah Asy-Syariah ini. Namun kami belum berbuntut mendapatkan hadits-hadits yang menerangkan tentang Raudhah kecuali dua hadits.
Sememangnya ada tiga hadits yang kami temukan, namun saja yang satu sama persis redaksinya dengan yang lain. Hanya berlainan sagur periwayatan cuma. Karenanya yang kami ambil bau kencur dua ini ini. Berikut ini hadits nan menerangkan tentang kesanggupan raudhah di Masjid Nabawi:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْمَازِنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي
رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
Dari ‘Abdullah polong Zaid Al Maaziniy radliallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ berkata,”Bekas nan ada diantara rumahku dan mimbarku yakni
raudhah (taman) di antara ujana-yojana surga.”
[Hadits Bukhari No.1120 Gerbang Keutamaan Medan (dan Shalat padanya) Antara Qubur Utusan tuhan ﷺ dan Podium pada Masjid Nabawi (Raudlah).][ii]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي
رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي
Dari Bubuk Hurairah radliallahu ‘anhu dari Rasul ﷺ bersabda, “Di antara rumahku dan mimbarku adalah
raudhah (taman) di antara ujana-yojana surga
dan mimbarku berada sreg telagaku (di taman firdaus) “.
[Hadits Bukhari No.1121 Bab Keutamaan Ajang (dan Shalat padanya) Antara Qubur Utusan tuhan ﷺ dan Mimbar pada Bandarsah Nabawi (Raudlah).][iii]
Baca juga: Keutamaan Ziarah ke Madinah
Keutamaan Raudhah Min Riyadhil Jannah

Sebagaimana sudah dijelaskan n domestik hadits di atas bahwa Raudhah ini merupakan taman di antara taman-taman suraloka.
Dengan demikian Raudhah merupakan salah satu kancah yang paling mulia di dunia ini. Orang yang beribadah di dalamnya akan merasakan ketentraman dan kepelesiran yang tidak dirasakannya di ajang yang lain.[iv]
Syaikh Abdul Azis bin Abdullah kacang Baz rahimahullah detik memberikan deklarasi tentang hadits tentang Raudhah di atas di antaranya mengatakan, “Hadits ini menunjukkan keutamaan tempat antara rumah Rasul ﷺ dan mimbarnya. Ia merupakan ajang yang diberkahi yang mutakadim selayaknya diketahui kedudukannya dengan shalat dan berdoa di dalamnya serta yang semacam itu. Hal ini karena Raudhah tersebut memiliki kemuliaan.
Oleh karenanya, dianjurkan untuk orang yang mengunjungi Zawiat Nabawi untuk shalat di dalamnya karena kamu yakni Raudhah Mubarokah (ujana nan diberkahi). Inilah yang dikehendaki dengan hadits ini.
Dianjurkan lakukan orang nan mengunjungi Masjid Nabawi agar shalat di Raudhah. Mengaji al-Quran dan berdoa di dalamnya juga tidak barang apa-apa. Tentunya selama lain menyusahkan cucu adam enggak atau mengganggu mereka nan ingin shalat di dalamnya sebagaimana dia shalat.”[v]
Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili juga memfokuskan bahwa hadits Nabi ﷺ nan menamakan bahwa kancah antara rumahnya dengan mimbarnya adalah ujana berpunca taman-taman surga itu berkonsekuensi bahwa palagan ini yaitu tempat yang paling terdepan di Masjid Nabawi.
Beliau mengatakan bahwa sebagian penuntut hobatan berpendapat shalat nafilah di bagian manapun di Masjid Nabawi ialah sama. Ini pendapat yang keliru. Shalat Nafilah di Raudhah lebih utama dari gelanggang tak di Langgar Nabawi karena keutamaan tempatnya dan memang ini juga bagian dari Bandarsah Nabawi.[vi]

Baca kembali: Keutamaan Masjidil Haram
Keutamaan Shalat di Raudhah
Shalat di Raudhah asy-Syarifah itu bertambah terdepan daripada shalat di bagian lainnya dari Masjid Nabawi kecuali shalat wajib.
Untuk shalat perlu maka yang lebih utama yaitu berada di shaf permulaan lamun subur di luar Raudhah. Shalat wajib di shaf permulaan ini patuh bertambah utama daripada shalat mesti di Raudhah.
Para petandang Masjid Nabawi seyogiannya berusaha keras untuk bisa melaksanakan shalat nafilah di Raudhah Asy-Syarifah.
Anak laki-laki Al-Qasim bersabda, ”Tempat shalat nafilah nan paling disukai di Masjid Nabawi adalah di Raudhah sedangkan untuk shalat fardhu adalah di shaf yang purwa.”[vii]
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili mengatakan bahwa shalat nafilah di Raudhah itu bertambah utama daripada shalat nafilah di bagian tidak berasal Bandarsah Nabawi karena pertama tempat itu sendiri memiliki keutamaan, yang kedua karena tempat itu secara yakin ialah bagian dari Surau Nabawi.
Sehingga para cerdik pandai menjadwalkan bahwa setiap Muslim yang gemuk untuk melaksanakan shalat nafilah di Raudhah minus menimbulkan bahaya dan gangguan terhadap Muslim yang lain hendaklah melaksanakan shalat nafilah di dalamnya.[viii]
Baca juga: Signifikasi Bulan Liar
Arti & Intensi Raudhah Raudhah Min Riyadhil Jannah Adalah Taman surga?

Para cerdik pandai berbeda pendapat tentang maksud berusul perkataan nabi Nabi Muhammad ﷺ “
Tempat nan ada di antara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (taman) diantara taman-ujana surga.” Suka-suka tiga pendapat tentang pamrih berpunca sabda Nabi ﷺ ini:[ix]
- Seperti taman dari ujana-taman surga privat keadaan diperolehnya kebahagiaan dan turunnya kasih dengan berbuat ibadah di dalamnya.
- Melakukan ibadah di Raudhah asy-syarifah merupakan jalan yang akan memunculkan seseorang masuk ke dalam surga.
- Lokasi raudhah itu sendiri memang merupakan bagian pecah surga dan akan dipindah ke suraloka puas periode kiamat.
Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili sendiri meyakini bahwa Raudhah itu taman surga secara hakiki. Artinya sira cenderung kepada pendapat yang ketiga yang menyatakan bahwa lokasi Raudhah itu sendiri memang bagian berusul yojana Surga.[x]
Ketiga pendapat itu nan sampai detik ini masih menjadi rujukan para cerdik pandai saat menerangkan tujuan dari Raudhah adalah satu yojana berasal taman-yojana Surga. Kami belum mendapatkan tulisan seks seksolog yang secara khusus dan benar-benar membahas masalah tersebut.
Saja saja Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili menyatakan bahwa pendapat nan shahih berpokok seks seksolog merupakan bahwa gelanggang nan bakir antara flat nabi ﷺ dan mimbarnya merupakan taman mulai sejak taman-taman kayangan secara hakiki.
Maksud dari taman surga ini bukan halaqah dzikir sebab halaqah dzikir ada di mana-mana baik di Masjid nabawi ataupun yang lain. Setiap tempat yang didalamnya Allah Ta’ala diingat dan ada halaqah dzikir maka itu adalah Raudhah min riyadhil Jannah- sebuah taman dari taman-taman kayangan.
Akan tetapi Raudhah yang disebut oleh Rasul ﷺ ini memiliki kekhususan dan ia yaitu taman dari taman-taman taman firdaus nan hakiki. [xi]
Dengan demikian penafsiran raudhah andai halaqah dzikir itu ialah terjemahan yang tidak punya relevansi yang kuat dengan zhahir hadits tersebut. Sebab Nabi ﷺ secara jelas menunjukkan lokasinya dan lain menamakan sebuah aktifitas positif dzikir. Wallahu a’lam
Baca Lagi:
– Jam Digital Masjid Amurang
– Jam Digital Masjid Buranga
– Jam Digital Masjid Boroko
Soal Jawab Seputar Raudhah:
Berikut ini beberapa persoalan ringan yang kali saja besar perut ditanyakan oleh sebagian berpangkal kabilah Muslimin.
Adakah doa khusus di Raudhah?
Salah suatu amalan yang dibolehkan untuk dilakukan momen seorang Muslim kreatif di Raudhah ialah sembahyang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai halnya penjelasan Syaikh Abdul Azis bin Baz rahimahullah Ta’ala di atas.
Hanya saja, terbiasa dicatat bahwa tidak didapati, sejauh yang kami ketahui, adanya doa nan bersifat khusus yang terlazim dibaca seorang Mukmin momen berada di Raudhah asy-syarifah ini.
Seorang Muslim diperbolehkan bagi beribadat segala apa doang yang dia inginkan baik buat urusan dunia atau pun akhirat selama tidak mengandung dosa dan memutuskan perikatan silaturrahim .
Sebab doa nan mengandung dosa dan mengemudiankan hubungan silaturrahim tidak akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai halnya kerumahtanggaan hadits riwayat Imam Orang islam semenjak Debu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sira berkata, ”Rasulullah ﷺ berkata,
لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ للعبدِ ما لم يَدْعُ بإِثْمٍ أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ، ما لم يَستعجِلْ». قِيلَ: يا رسولَ الله، ما الاستِعجال؟ قال: «يقول: قَدْ دَعَوْتُ وقد دَعَوْتُ، فلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لي، فَيَسْتَحْسِرُ عندَ ذلك، ويَدَعُ الدُّعاءَ
”Sendiri hamba akan senantiasa dituruti (doanya) sejauh kamu tidak beribadat dengan satu dosa ataupun memutus silaturrahim, sejauh dia tidak tergesa-gesa.”
Ditanyakan kepada Rasul ﷺ, ”Apakah lekas-lekas itu?” Nabi ﷺ bercakap,”Ia berkata,’Aku sudah beribadat. Aku sudah beribadat sekadar aku belum melihat doaku dikabulkan.” Ketika itu anda menginjak merasa penat lampau memencilkan tahmid.”
Selain itu hendaknya orang yang sembahyang itu berusaha dengan sungguh-betapa bikin menetapi seluruh sebab syar’i terkabulnya doa dan menghindari semua hal yang menghalangi dikabulkannya doa. Dengan demikian diharapkan doanya akan terlaksana.
Baca juga: Doa Ikut Masjid Sesuai Sunnah

Adakah Amalan Khitan Di Raudhah?
Para ulama telah menjelaskan bahwa amalan sunnah yang sangat dianjurkan ketika congah di Raudhah adalah melaksanakan shalat nafilah.[xii] Sekadar shalat nafilah bukan hanya satu-satunya amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di dalamnya.
Koteng Mukmin dianjurkan pun saat berada di dalamnya bakal duduk berdoa, berdzikir, i’tikaf, membaca Al-Alquran dan beraneka ragam ibadah dan ketaatan lainnya karena adanya pahala nan berkelim.[xiii]
Hanya saja ada sebuah saran dari Syaikh Abdul Azis polong Baz rahimahullah agar seorang Muslim yang telah melaksanakan shalat nafilah di Raudhah itu segera beranjak meninggalkan Raudhah dan berburu tempat lainnya detik kepingin membaca al-Quran bila mutakadim sejenis itu banyak hamba allah yang juga berkeinginan untuk melaksanakan shalat di dalamnya sebagaimana yang dia untuk.
Demikian pula, dia enggak shalat di Raudhah momen tiba waktu shalat wajib namun pergi menuju shaf pertama dan menyempurnakan shaf-shaf yang ada dan tidak shalat di Raudhah dengan meninggalkan shaf pertama atau kedua.
Jangan demikian. Hendaknya dia memenuhi shaf nan lebih awal kendatipun di luar Raudhah. Dia tidak duduk di Raudhah cuma dia justru harus menyempurnakan shaf nan kian awal.
Kemudian di akhir penjelasannya Syaikh bin Baz lagi mengingatkan untuk basyar yang membaca al-Alquran di Raudhah bila keberadaannya sudah lalu membendung sosok lain ikut ke dalamnya alias mengganggu seseorang, maka moga dia mencari lokasi lain di asing Raudhah bagi mengaji al-Quran.[xiv]
Saran berpunca Syaikh bin Baz ini tinggal terdahulu bikin diperhatikan. Sebab seorang Muslim karena keterbatasan ilmunya kadang malar-malar menyingkir perkara yang lebih utama dan memprioritaskan perkara yang invalid utama.
Seperti yang dijelaskan oleh Syaikh polong Baz dan ulama lainnya bahwa shalat wajib berjamaah di shaf pertama di Masjid Nabawi itu jauh makin besar keutamaannya dibandingkan dengan shalat di Raudhah.
Kadang manusia berpikir, Raudhah yakni arena paling penting di Masjid Nabawi, logikanya bermanfaat shalat jamaah sekali lagi lebih terdahulu bila posisi seseorang di Raudhah.
Ternyata para ulama yang tekun ilmunya, tidak ada yang berpendapat demikian. Berarti ini cara pengambilan penali yang keliru. Namun kebanyakan orang tidak mengetahui dan terkadang lebih mengedepankan kesimpulannya sendiri.
Sedangkan kesimpulan tersebut berbasis logika tercecer sahaja tidak dibangun di atas siaran nan luas terkait heterogen dalil adapun keutamaan shaf mula-mula dalam shalat berkumpulan dan keterangan mengenai bagaimana praktek para sahabat dan cerdik pandai salaf dalam kesehariannya pada periode itu dalam menjalankan shalat berombongan di Bandarsah Nabawi.
Baca lagi: Hadits Mengenai Bohong Yang Diperbolehkan
Apakah Raudhah Makam Rasulullah ﷺ?

Berdasarkan Sabda Nabi Muhammad ﷺ, Raudhah bukanlah kuburan Rasulullah ﷺ. Coba kita lihat juga hadits nan menguraikan tentang lokasi Raudhah ini.
مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
” Tempat yang terserah diantara rumahku dan mimbarku adalah raudhah (taman) di antara taman-taman surga.”
Dalam hadits ini Nabi ﷺ tegas menyatakan bahwa Raudhah itu lokasinya merupakan antara rumahnya, yaitu apartemen yang dihuni maka itu ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan mimbarnya.
Ketika Nabi masih hidup, raudhah sudah suka-suka. Saat Rasul ﷺ meninggal dunia, beliau dikubur bukan di area antara rumahnya dan platform hanya dikubur di rumah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Dengan demikian jelas sekali bahwa Raudhah bukanlah makam Nabi ﷺ. Argumen berikutnya adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Sulaiman ar Ruhaili bahwa Raudhah itu secara berpengharapan yaitu bagian dari Surau Nabawi sehingga shalat nafilah di dalamnya dianjurkan. Adapun kubur nabi ﷺ , kata kamu, tidak di musala Nabawi dan lain bagian bermula Langgar Nabawi.[xv]
Dari sini semakin jelas bahwa Raudhah bukanlah lokasi makam Nabi Muhammad ﷺ. Penegasan Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili bahwa Makam Utusan tuhan ﷺ bukanlah di masjid sama persis dengan penegasan berbunga Syaikh Muhammad polong Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Syaikh Utsaimin mengatakan saat menjelaskan syubhat adanya kuburan di Zawiat Nabawi beliau berkata, ”Argumentasi keempat, senyatanya kuburan tersebut bukan di musala walaupun pasca- terjadi ekstensi Masjid Nabawi karena kuburan tersebut berada di rubrik yang terpisah berpokok masjid.
Jadi, masjid masjid tidak dibangun di atas kober. Oleh risikonya, makam Nabi ﷺ ini dijaga dan dipagari dengan tiga biji pelir dinding.[xvi]
Tentunya selama menjenguk ke Masjid Nabawi harus selalu menjaga adab masjid baik yang sifatnya umum maupun tersendiri bakal langgar Nabawi.
Semoga gubahan mengenai mengenal Raudhah Asy-Syarifah ini bermanfaat bikin mungkin saja yang membacanya. Bila ada kebenaran di dalamnya oleh karena rahmat Allah semata dan bila kesalahan dan kekeliruan maka itu pecah kami dan dari setan. Halikuljabbar dan Utusan tuhan-Nya berlepas diri darinya.
[i] https://www.spa.gov.sa/viewfullstory.php?newsid=1925314
[ii] https://shareoneayat.com/hadits-bukhari-1120
[iii] https://shareoneayat.com/hadits-bukhari-1121
[iv] https://www.islamweb.net/ar/article/53377/
[v] https://binbaz.org.sa/fatwas/9814/
[vi] https://www.youtube.com/watch?v=VesSjzS7Mp4
[vii] https://www.spa.gov.sa/viewfullstory.php?newsid=1925314
[viii] https://www.youtube.com/watch?v=VesSjzS7Mp4
[ix] https://www.islamweb.kisa/ar/article/53377/
[x] https://www.youtube.com/watch?v=VesSjzS7Mp4
[xi] https://www.youtube.com/watch?v=VesSjzS7Mp4
[xii] https://www.youtube.com/watch?v=VesSjzS7Mp4
[xiii] https://www.spa.gov.sa/viewfullstory.php?newsid=1925314
[xiv] ibid binbaz.org
[xv] https://www.youtube.com/watch?v=VesSjzS7Mp4
[xvi] Al-Qaul Al-Mufid ‘ala Kitabit tauhid, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Jilid 1, Dar Ibnul Jauzi, Saudi Arabia, Cetakan kedua, Muharram 1424 H, hal. 399.

Source: https://pusatjamdigital.com/mengenal-raudhah/
Posted by: soaltugas.net