Bahasa Jerman Ibu Rumah Tangga
Menjadi Ibu Rumah Tangga di Jerman. Ibu rumah tingkatan (Jerman: Hausfrau ; Inggris: housewife) yaitu koteng wanita yang bekerja menjalankan atau mengurus rumah keluarganya, bertanggung jawab bakal mendidik anak-anaknya, memasak dan menyuguhkan makanan, membeli barang-barang kebutuhan tanggungan sehari-hari, membersihkan dan memiara apartemen, menyiapkan dan menjahit pakaian untuk keluarga, dan enggak sebagainya.
Pertanyaan surat pembaca blogku apa jadi ampean orang Jerman harus kerja???
Comment: Halo.uni nella.. .. bole tny2 seputar kehdpan org jerman ga ya? Segala bnr di jerman junjungan istri hrs bekerja untuk menyambung hidup? .. kl suami doang yg kerja mang ga bakal ckp ya? Dan mang bnr kl istri gelap pny sumbangsih tuk ikutan byr keperluan keluarga?disana laki-laki itu kepala batih spt layaknya org asia kah?
Mksdnya kl di asia kan lanang lah yg mencari nafkah , wanita penolong adam dan mengurus rmh tangga..
Prnh dgr kl ada house man disana.. tq mbak nella
- Barang apa sopan di Jerman suami istri gelap harus berkarya untuk menyambung semangat?.
Tidak ada salah ataupun benarnya ko hehe. Sekiranya gaji suami sudah patut lakukan menghidupi istri gelap dan anak-anak, maka keputusan „apakah istri harus berkarya“ menjadi pilihan wanita/ulam-ulam nya sendiri dan tentunya atas dukungan suami pun.
- jika suami doang yang kerja memang tidak cak bagi memadai ya?
Sudah dijawab di nomer 1 ya. Sepan tidak cukupnya bisa luang setelah jadi suami istri, bisa tahu setelah punya anak-anak. Jikalau misal si suami level bos yang gajinya gede, ya cem-ceman dapat jadi ibu rumah tangga segenerasi hayat dan ngurus anak-momongan saja.
Memadai tidak sepan tergantung gaya atma kita. Sepan disini maksudnya bagaimana? “cukup” setiap turunan beda-beda ya. Misalnya saja saya deh, saya ibu dirumah ataupun lain bekerja. Ngurus 2 anak, suami seumpama sendang penghasilan keluarga.
- Cukup buat ngontrak flat, iya.
- Cukup bayar listrik, telp, internet, iya.
- Cukup bayar beberapa asuransi, iya.
- Patut belanja kebutuhan dapur, iya.
TAPI ..
- Sejak saya ke Jerman, sudah 7 musim disini, belum pernah sekalipun liburan ke petak air. Memang belum ada kerinduan menggebu. Ortu dan adik-adik pertautan mengunjungi saya ke Jerman. Mamaku sudah lalu 3 kali ke Jerman. Kartu Jerman – Jakarta – Jerman katakan boleh karcis murah 500 peso (tapi ini mujizat kalau bisa dapat segitu) 4 tiket (sekiranya punya 2 anak, suami gula-gula) dirupiahkan Rp.32.000.000 .
- Cuti didalam negeripun (Jerman) belum tentu setiap masa. Antara kita yang memang culas liburan, atau tidak terserah duit ya siapa gabungannya haha. Soalnya saya lebih mengidas duitnya buat beli tanaman haha.
- Dikontrakan masa ini sudah 6 musim, pengenlah bermigrasi ke flat lebih besar, supaya Lisa punya kamar koteng, tapi sewa rumah dikota kita ini makin muahal aja, apalagi yang sangat dikota besar semacam Berlin, Muchen, Stuttgart dll sekiranya tahu biaya sewa flat dikota tersebut, kita bisa bilang ckckck sama dengan ciccak di dinding haha, maksudnya sangking herannya betapa mahalnya carter rumah di Jerman. Dengan kondisi saya tidak berkarya, bapaknya anak-anak tidak kosen mengimbit rumah.
- Biaya enggak tersangka seperti sediakala masa ini cak bagi benerin oto kena 3500 euro (Rp.56 miliun). Tiap 2 perian sekali oto di Jerman harus uji kelayakan, jika lain lolos uji kelayakan tidak boleh stempel, lain boleh perkembangan. Ga ada sogok menyogok juga dengan penguji alias bengkelnya supaya biaya lebih murah gitu. Kalau mobilnya enggak layak jalan ya harus diperbaiki, kalau di akal-akali taruhannya nyawa kan. Padahal ya desember 2022 ya telah seneng aja kita, dapat maklumat pengembalian fiskal 2.800 euro (Rp.44,8 juta), kalau bukan ada uang pengembalian pajak, entah darimana duit bayar bengkel. Kita bayar bengkelnya akhirnya boleh dicicil, hampir 6 bulan jikalau tidak riuk. Ya ki muka dinding aja sama pemilik bengkelnya, Puji Tuhan tidak nikah ditelp empunya bengkelnya. Trus laki bilang tiap wulan renggut 100 euro, simpan untuk 2 tahun lagi, eh sudah kekumpul cacat, terdesak kepakai cak bagi biaya enggak yang menggusur.
Baca juga: Hidup Flat Janjang di Jerman Postingan Girindra
- Dan memang moralistis seandainya ayutayutan punya sumbangsih untuk ikutan bayar keperluan keluarga?
Dengan status saya enggak bekerja, bukan ada dong sumbangsih duit hehe, kuberikan tenaga dan cintaku saja haha. Sudahlah kerjakan yang lagi menjalin gabungan dengan adam Jerman, ya lain namun albino Jerman aja sih, penting sekali nanyain cak bertanya finansial ini.
Setahu saya terserah ampean yang diminta ikutan bayar listrik, air, kontrak apartemen dll. Pernah ada nan cerita untung wanita Indonesianya mempunyai manuver online di Indonesia, jadi beliau boleh pemberian duit bulanan ke laki bulenya (rival ini tidak tinggal di Indonesia).
- disana maskulin itu kepala anak bini seperti layaknya orang asia kah?. Maksudnya seandainya di asia centung adam lah yang mencari peranakan, wanita penolong pria dan mengurus rmh hierarki. Interelasi tangkap suara kalau terserah house man disana.
Koneksi baca artikel dan nonton tayangan di tv lagi adapun tentang
house man
di Berlin, namun pas google momen menciptakan menjadikan postingan ini, bukan ketemu artikelnya.
Sekiranya wanitanya punya karir bagus, ya boleh aja suami jadi buya rumah tataran, atau kerja dari rumah. Istripun takdirnya boleh kerja semenjak kondominium setelah memiliki anak, ya boleh juga ko, kalau bisa kesempatan tentunya. (Baca: Tren Bapak Rumah Pangkat di Berlin – DW Indonesia)
Sebelum baca tulisannya Gaganawati, saya bukan tahu kalau ternyata di Jerman ibu dirumah tuh banyak sekali!. Awalnya saya kira di Jerman para wanitanya lebih memilih berkarir, soalnya ibu mertuaku dan adik iparku saja bekerja, lalu ibu yang tinggal di lantai dasar rumahku juga bekerja, si A kerja, si ibu B, ibu D dll nan kutahu pada bekerja, bahkan yang sudah punya anak asuh doang sekeceng cuti sudah balik bekerja kembali.
Jumlah Ibu RT di Jerman Terlalu Banyak, Bagaimana di Indonesia?
Kalau misal ada yang sedang menjalin gayutan dengan pria Jerman dan adam asing lainnya, lalu mengemudiankan mau jadi ibu apartemen tataran, ingin ngurus anak-anak namun, ya ayo saja, kalau gaji suami sepan.
Doang pikirkan juga masa tua kita nantinya bagaimana?, kebanyakan turunan di Jerman sini ngontrak kondominium. Apakah kalau istri tidak bekerja, pensiunan suami akan memadai menghidupi dua orang?, apakah semata-mata layak bayar sewa rumah?.
Saya pernah nonton tayangan mengenai lansia di Jerman, lain melulu balar lansia usia mewah, liburan ke luar negeri, namun di Jerman sini, banyak juga lansia atma miskin. Sering loh saya lihat lansia cari botol-jambangan kosong di jalanan dan bekas sampah (botol nol bisa ditukar duit), atau masih harus kerja serabutan kerjakan bertahan hidup, tidak punya asuransi pula.
Ada pula lansia (spirit sendiri) yang di wawancara bilang persen pensiunannya 700 euro, dan kontrak rumahnya nyaris sejumlah uang pensiunannya, lah terlampau kepingin beli makan, pakaian dll berpunca mana duitnya?.
Trus kenapa basyar Jerman makin suka ngontrak?. Ada nan bilang biaya kontrak rumah tidak terlalu mahal, sedangkan kalau beli rumah, detik cicilannya selesai, bisa jadi masih bisa sukma 15 – 20 periode lagi, mau diwariskan ke anak akan terserah biayanya, tidak n kepunyaan anak tuh properti diambil negara 😀 . Senyatanya masih ada alasan-alasan lain kenapa manusia Jerman makin suka ngontrak ketimbang beli rumah, bukan waktu saya kisah pun deh ya.
Kalau bapaknya momongan-anak ya pengenlah bisa mempunyai rumah sendiri. Mertuaku ngontrak rumah, ortu dari emak mertua memiliki rumah koteng, oma opa buyut ini saat masa mudahnya memiliki karir bagus, padahal ortu dari bapak mertua sudah lama banget meninggal jauh sebelum saya ke Jerman.
Jikalau kepingin dibandingin Indonesia dan Jerman, ya beda jauh yaa, maksudku harga property di Jerman mahal sekali. Kalau saya kalau nunggu bus, iseng lewat dinas makelar rumah, ngelihat iklan rumah dijual ngeliat angkanya ko banyak banget nol nya haha, dirupiahin tambah ngeri lihatnya haha, sudahlah bagaimana bisa beli rumah jika belaka suami yang cari duit kan, ya mungkin kalau kamu beruntung dapat laki berpunya, maka enggak teradat berkarya.
Saya eks Farmasi UI, ijasahku sudah di legalisir di Jerman tahun 2022. Ini juga prosesnya setahun jika tidak riuk. Di tulis di legalisirnya saya dapat bekerja di Jerman, tidak disuruh kuliah lagi hehe 😀 . Lewat saya sudah celih ajalah kalau disuruh orasi lagi, eh ternyata ijasahku diakui di Jerman!.
Mensetarakan ijazah di Jerman istilahnya
anerkennen lassen. Bisa cari informasinya di anerkennung in Deutschland.
Ada anerkennen untuk pendidikan (kuliah) cak semau pula bagi parasan pekerjaan, nan saya lakukan adalah anerkennen lassen untuk ijazah orasi saya.
Mau banget kerja, namun masa ini kedua anakku masih kecil. Benjamin sudah lalu turut TK namun jam sekolahnya hanya hingga 13.45 sedangkan perian Jumat sebatas jam 13. Lisa Maret tahun depan baru 2 musim usianya, jikalau masukin ke playgorup biayanya dekat 400 yen (Rp.6,4 juta) malah di daerah tingkat besar cak semau nan 900 euro, bahkan 1200 yen biayanya gilee entah dapat pelayanan apa cuma si anak. Nah jikalau ibu nya semata-mata kerja part time (minijob) yang gajinya 500 euro, sisanya sahaja 100 mata uang, ya saya mending ngurus si katai seorang deh.
Kalau TK untuk anak diatas 3 tahun sama dengan Benjamin biayanya 100 euro/wulan (Rp.1,6 juta). Emak mertuaku dari awal mau bayarin separuhnya, ya kita sih oke aja 😀 . Saya cari kerja part time minijob bukan nemu untuk parasan belakang pendidikanku. Selama ini yang kutemukan lowongannya adalah cak bagi kerja mumbung waktu. Mungkin takdirnya awalnya kerja penuh periode lampau minta dikurangi jam kerja ya boleh aja, saja dengan kondisi telah punya anak begini ya harus panjang panjang hati ya cari kerjannya.
Pernah dong saya ketemu ibu lansia yang kita sering ketemu di bus, entah bagaimana ceritanya si oma sejumlah anaknya 6 tahun dirumah ngurus anak. Pasca- masuk SD baru ibunya pun bekerja. Nitip anak-anak ke mertua, lah emak mertuaku masih aktif berkarya, lagipula jarang saya lihat mertua atau ortu di Jerman sini nan full seharian jagain cucunya. Anak kecil tuh aktifnya ajaib banget, kalau oma opa nya diminta jagain seharian, besoknya turun berok kali haha.
Oh ya yang kutemuin di koran-koran banyak kerjaannya kaprikornus pakar bersih-bersih.. jadi
putzfrau
gitu buanyak lowongannya!, andeng-andeng boleh duit kembali morong ya, cuma tidak diizinkan bapaknya anak-anak. Pas ku tunjukin lowongan yang terserah statement tipe kerja rodi gitu perlu kepentingan tubuh, yaelah tidak bisa, ah sano saya alhasil haha.
Ada seorang ibu yang sering kita ketemu ketika antar Benjamin ke TK, memadai adv pernah saya cari lowongan minijob, besoknya engkau kasih tahu lowongan, yaelah bintang sartan
reinigungskraft
(tukang bersih-bersih), pasti ditolak mentah-mentah sama bapaknya anak-anak dah.
Ibu ini dari masa cukup umur nya setakat tuanya, sudah dekat musim pension sih, masih kerja yang setara jadi
reinigungskraft, bahkan sudah dapat beli rumah sendiri, asian kerja persisten dia dan junjungan ngumpulin duit. Saya lain memandang rendah kerjaan sebagai
reinigungskraft,
hanya ya masa intern spirit enggak suka-suka peningkatan toh dalam kerjaan?.
Beberapa periode lalu, bapaknya anak asuh-anak peroleh dokumen kenyataan purnakarya, memang dikirim rutin bilang bulan sekali. Jika dia pensiun 20 tahun kedepan, komisi pensiunnya boleh sekitar 1.000 yen (Rp.16 jutaa) doang, omg entah berapa euro sewa flat 20 tahun ke depan ya, kita nyana ketawa aja karena komisi segitu kadang kala tidak suka-suka artinya. Kalau dikurs ke rupiah ya keliatan raksasa, namun cak bagi ukuran 20 tahun mendatang tinggal di Jerman ya adv amat boncel sekali.
Jika dari tadi saya ngomongin ibu rumah tangga di Jerman, di link ini adalah
menjadi ibu berkreasi di Jerman.
Masih cak semau yang galau juga apakah bintang sartan gendak anak adam Jerman harus bekerja?, apakah kaprikornus ibu dirumah dipandang sisi alat penglihatan?, bisa baca coretan dibawah ini (Bahasa Jerman)
https://www.eltern.de/familie-und-urlaub/familienleben/gluecklich als hausfrau
http://mamiundgoer.com/hausfrau warum
https://de.wikipedia.org/wiki/Hausfrau
Demikianlah cerita saya mengenai
Menjadi Ibu Flat Tingkatan di Jerman.
Seandainya kamu baru purwa kali melawat ke blog saya dan demen tulisan ini silakan subscribe follow blog saya, biar enggak ketinggalan postingan kisah dari Jerman berikutnya, kolom berlangganan mengikuti blog ada dibagian kanan atas postingan
.
Baca sekali lagi: 7 Ulah Individual Junjungan Jermanku yang Bikin Makin Cinta
Source: https://www.pursuingmydreams.com/menjadi-ibu-rumah-tangga-di-jerman/
Posted by: soaltugas.net