Contoh Ptk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw

CONTOH PTK Matematika MENCONGAK DAPAT MENINGKATKAN Ketangkasan Berbilang Puas SISWA Kelas bawah 3




Ki  I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Di era globalisasi pendidikan memegang peranan terdepan dalam usaha mengaras intensi membentuk manusia yang Indonesia nan seutuhnya.             Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 perian 2003 tentang Pendidikan Nasional mengistilahkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta kebudayaan bangsa yang ter-hormat intern rangka mencerdaskan nyawa bangsa, bertujuan bakal berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia nan beriman dan bertaqwa kepada Sang pencipta Nan Maha Esa, berakhlaq mulia, bugar, berilmu, cakap, berlambak, mandiri dan menjadi warga negara nan demokratis serta berkewajiban.Pendidikan dikembangkan dengan mengembangkan budaya membaca, batik dan berhitung semesta penghuni masyarakat. Setiap pemukim negara memiliki hak yang setimbang untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. ( UU  No. 20 tahun 2003:7 ).

CONTOH PTK MATEMATIKA MENCONGAK DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG PADA SISWA KELAS III

Sebagian osean pengasuh siswa  beranggapan bahwa alat penglihatan latihan matematika waktu ini dikatakan ain pelajaran yang paling rumit, karena melihat poin-nilai matematika putera-puterinya sering kurang baik bahkan habis jelek. Juga sebagian lautan wali petatar menemui kesulitan kerjakan membantu anaknya apabila berbahagia tugas PR matematika berpangkal guru karena merekapun kurang mampu dalam mata tutorial matematika. Plong kelas-kelas tinggi pelajaran matematika menjadi mata kursus nan minus disenangi. Les matematika maka itu sebagian siswa dianggap umpama ain pelajaran yang rumit, sehingga akhirnya membosankan. Fakta yang terlihat biji matematika pada kelas panjang dan lazimnya masih terlampau sedikit.
Melihat kenyataan-warta tersebut seorang suhu mempunyai pikulan untuk membenahi pembelajaran  terutama  sreg mata pelajaran matematika. Berhitung merupakan dasar cak bagi mengusai konsep-konsep matematika, apabila murid-pesuluh mempunyai kecakapan maupun kecekatan intern berhitung, maka untuk menguasai konsep-konsep matematika selanjutnya akan bertambah mudah. Sebagian siswa nan nilai matematikanya rendah kebanyakan keterampilan berhitungnya pula masih nisbi sangat lambat sehingga internal mengerjakan cak bertanya matematika sekali lagi lambat. Maka diperlukan sekali agar kelincahan berhitung pada kelas-kelas rendah ditingkatkan terutama adalah plong kelas III SD, untuk menarung pemilikan konsep-konsep ilmu hitung pada kelas tinggi.
Dengan demikian kegesitan berhitung pada kelas III SD sangat diperlukan, dengan terampil berbilang lega kelas III SD akan melanggar pendudukan konsep-konsep matematika pada tingkat selanjutnya. Sreg pembelajaran matematika pada detik ini jarang sekali seorang guru dalam pembelajarannya melakukan  mencugat n domestik berhitung. Mencongak yakni kegiatan pembelajaran dengan cara tanya jawab dan siswa dilatih  berpikir secara spontan tanpa menggunakan alat tulis, jadi melatih pesuluh berpikir cepat. Untuk mengatasi hal-hal tersebut kegiatan tengadah dilakukan plong jam-jam intiha menjelang pelajar akan pulang dengan mandu bersaing siapa yang benar mendapat karunia sederhana.

B.  Perumusan Kelainan
Semenjak satah pinggul di atas mengenai kurangnya keterampilan berhitung lega mata pelajaran matematika dan tengadah sekarang elusif dilakukan. Secara garis besar gerendel-gerendel permasalahan yang timbul adalah “Apakah Mencongak dapat Meningkatkan Keterampilan Berhitung plong kelas III SD ”.
C.  Pamrih
Penelitian ini dilaukan karena  mengintai pemasalahan-persoalan di atas sehingga ingin mengetahui “Apakah Tengadah dapat Meningkatkan Ketangkasan Berkira-kira pada papan bawah III SD ”.

D.  Kemustajaban
1.
Bagi Guru
a.
Membantu memperbaiki kinerja guru.
b.
Membantu mengembangkan profesionalisme.
c.
Meningkatkan rasa percaya diri.
2.
Cak bagi Siswa
a.
Meningkatkan proses / hasil belajar
b.
Menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajarnya
c.
Melatih siswa mandiri dan berkeyakinan pada kemampuan diri seorang
3.
Bagi Sekolah
a.
Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemampuan guru selaku pendidik di sekolah tersebut.
b.
Membantu sekolah memperbaiki citranya bagi pengguna jasa pendidikan.

Portal II

LANDASAN TEORI, Bentuk Berpikir dalam-dalam, Postulat

A.  Pematang Teori

1.
Peningkatan Kecekatan Berhitung
a.
Eskalasi
Peningkatan ialah proses, cara ragam meningkatkan / persuasi/ kegiatan dan sebagainya . ( Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Wacana )
b.
Keterampilan
Keterampilan adalah kecakapan cak bagi menuntaskan sesuatu ( Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Aula Wacana )
c.
Berkira-kira
Berhitung yaitu mengamalkan hitungan ( menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, membagi dan lai-lain ), juga dapat diartikan bertransaksi untuk menanyai laba rugi (perkulakan) ( KBBI Edisi ketiga. Jakarta: Balai Teks)
d.
Peningkatan Keterampilan Berhitung
Peningkatan Keterampilan berkira-kira merupakan suatu proses atau prinsip meningkatkan kecakapan cak bagi menyelesaikan opersi-opersi hitung.
2.
Mencongak
Metode menurut bahasa adalah cara nan teratur yang digunakan bikin melaksanakan suatu pekerjaan agar terulur hasil yang baik begitu juga yang dikehendaki. (Badudu-Zain, 1994:896)

Metode merupakan pendirian yang ditempuh guru untuk menciptakan kejadian pengajaran yang mendalam menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses balajar mengajar dan tercapainya prestasi berlatih anak yang memuaskan (Mulyani Sumantri dan Johar Permana, 2001 :114)

Menurut Winarno Surachmad dan Ellyza Rossa megatakan bahwa metode ialah kaidah-cara yang tepat dan serasi nan digunakan master untuk hingga ke tujuan pengajian pengkajian.

Mengajar menurut bahasa adalah menunjukan seseorang tentang sesuatu agar dia menjadi tahu (Badudu-Zain, 2001:89).

Menurut N. Raka Joni (1985 : 3) merumuskan pengertian mengajar perumpamaan pencipta dan suatu sistem mileu yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Mengajar juga boleh diartikan sebagai suatu kegiatan memunculkan pesan berupa pengumuman, kesigapan, dan penghutanan sikap-sikap tertentu berusul master kepada peserta jaga (Mulyani Sumantri dan Johar Permana,       2001 :20).
Dari uraian diatas dapat disimpulakn bahwa metode mengajar adalah cara yang teratur yang ditempuh guru untuk sampai ke maksud pembelajaran. Mencongak adalah Kegiatan penelaahan dengan menunggangi metode berwawancara yang jawabannya dengan sekaligus tanpa menggunakan perangkat bantu (alat tulis).
3.
Peningkatan Kesigapan Berhitung melampaui Tengadah
Proses maupun cara meningkatkan kecakapan buat menuntaskan operasi-operasi hitung melampaui pendedahan nan menggunakan metode bertanya jawab yang jawabannya secara spontan minus alat (alat tulis ).

B.
Tulang beragangan Berpikir
Mencongak suatu kegiatan pembelajaran dengan  bertanya jawab yang jawabannya secara serampak, berpikir tanpa mengunakan perabot tolong (perangkat tulis). Dengan mencongak petatar membiasakan nanang cepat, kegiatan ini pun dapat menumbuhkan rasa berlomba  dengan temannya n domestik membereskan persuasi-manuver hitung yang ditanyakan guru. Bila kegiatan mencongak dilaksanakan dengan frekuensi yang banyak akan melatih murid bagi berpikir cepat dan murid lama-lama akan terbiasa berpikir cepat dalam mengamankan berhitung. Dengan demikian kegiatan mencongak merupakan kegiatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berkira-kira.

C.
Dugaan
Terbit uraian-uraian di atas maka ditarik satu hipotesis  “ Mencongak boleh Meningkatkan Kelincahan Berhitung pada papan bawah III SD ”.

Ki III

PELAKSANAAN Penekanan

Pada hakekatnya penelitian tindakan inferior ialah suatu kegiatan yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, tindakan observasi dan refleksi. Yang memiliki tujuan bakal memecahkan ki kesulitan yang ada intern pengajian pengkajian  dan mengoreksi proses belajar mengajar yang terbatas tepat serta meningkatkan prestasi membiasakan siswa khususnya dan dur pendidikan pada lazimnya.

A.
Subjek  Penelitian
1.
Bekas Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Daerah ……………. ……………..
2.
Hari Penelitian
Penelitian ini dilakukan puas semester 2  musim pelajaran 2022/2016 pada bulan  26 Mei 2022 dan 2 Juni 2022.
3.
Ain Tuntunan
Netra cak bimbingan nan digunakan andai penelitian ialah Matematika ( Berhitung ).
4.
Kelas
Subjek riset kerumahtanggaan hal ini yakni Siswa inferior III SD Kawasan ……………. ……………..
5.
Karakteristik siswa
Siswa kelas III SD Negeri ……………., ………………………… ketika ini galibnya masih berusia sekitar 8-9 perian. Murid-pelajar inferior III pada kebanyakan masih sangat senang bermain. Dengan demikian dipertimbangan bahwa mencongak sebagai solusi peningkatan keterampilan berhitung di kelas III SD sebagai modal pokok untuk menyelesaikan konsep-konsep matematika selanjutnya.

B.
Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas prosedur riset yang dilakukan meliputi 4 tahap, yaitu :
1.
Tahap Perencanaan
a.
Meminta maaf kepada pihak atasan sekolah dan wali kelas cak bagi melakukan peneltian.
b.
Mempersiapkan tindakan apa yang dilakukan, materi yang akan diajarkan dan media yang digunakan serta kapan musim pelaksanaannya dan bagaimana melaksanakannya.
c.
Menghubungi antagonis sejawat untuk menjadi observer.
2.
Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap kegiatan dalam penelitian ini menggunakan komplet Kemmis dan Mc. Tagart (1990) nan menghampari 4 tahap merupakan (1) Perencanaan / plan, (2) Tindakan / action, (3) Pengamatan / observer dan (4) Refleksi / reflection. Tahap ini dilakukan secara terus menerus dan berkeseimbangan sehingga ditemukan hasil nan optimal.

Adapun pelaksanaan tindakannya adalah bagaikan berikut :
a.
Tes awal

Hadiah tes awal riil pemberian soal Pengerjaan Hitung minus diberikan bimbingan terlebih dahulu.
b.
Siklus I

Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah nan muncul pada studi semula melangkaui proses belajar guru / pemeriksa memberikan  latihan-latihan soal dengan mencongak. Setelah itu siswa diberi cak bertanya evaluasi.
c.
Siklus II

Seperti halnya plong Siklus I, pada Siklus II ini, guru dan siswa diharapkan mengalami perubahan atau pembaruan berlandaskan Refleksi I. kemudian pada Siklus II ini guru / peneliti melaksanakan sama halnya dengan Siklus I, doang semata-mata ditambah dengan menggandakan soal-soal les.

3.
Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat nan ketimbul bermula tindakan tersebut. Observer maupun pelaksana tindakan melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan sebgai bahan untuk mengadakan refleksi untuk menyusun rencana tindakan sebelumnya.

4.
Tahap Evaluasi – Refleksi

Puas tahap evaluasi – refleksi guru atau peneliti mengadakan analisis, pelaksanaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti atau master kelas beserta tara sepekerjaan berdiskusi buat memaknai data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran cak bagi menyusun rang tindakan yang jemah.

Tahap refleksi lagi merupakan evaluasi adapun tindakan yang sudah dilakukan untuk mengetahui keberuntungan alias supremsi tindakan. Lega tahap ini dapat membandingkan kondisi awal sebelum diadakan tindakan dan kondisi sesudah diberikan tindakan. Pemeriksa dan teman sejawat berdiskusi untuk memaknai data yang dipeoleh sehingga didapatkan cerminan yang jelas tentang tindakan yang dilakukan.

Hasil refleksi pada siklus pertama yakni tahap awal dari siklus kedua.

Bab IV

HASIL Penekanan DAN PEMBAHASAN

A.
Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum dilakukan riset tindakan  inferior , penulisan turut papan bawah III SD Negeri ……………. untuk mengajarkan ilmu hitung. Di kelas III SD Negeri ……………. terdiri atas 33 siswa dengan jumlah petatar junjungan-junjungan sebanyak 20 siswa dan putri sebanyak 13 siswa. Nan enggak diikutkan n domestik penelitian ada 2 pesuluh karena tidak masuk.
Plong umumnya siswa kelas III sepan pandai namun biasanya untuk kelas III  tersebut doyan bermain sehingga rendah memperhatikan pengumuman guru pada masa hawa memberi penjelasan.

B.
Deskripsi Siklus I
Pada pelaksanaan kegiatan penelitian, siklus nan mula-mula melalui beberapa tahapan, antara lain :
1.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan penelitian, siklus yang  pertama menerobos beberapa hierarki, antara tak :
a.
Meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan wali kelas bakal melakukan penekanan.
b.
Menyusun rencana pembelajaran.
c.
Mempersiapkan lembar observasi.
d.
Menghubungi teman sejawat buat menjadi observer.
2.
Tahapan Pelaksanaan
Pada siklus I dilaksanakan plong hari Kamis, 26 Mei 2022  sebelum dilaksanakan siklus I malah dahulu siswa di beri tes awal yang berupa tugas kepada siswa bikin mengerjakan soal berkira-kira. Kejadian ini bakal mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi.
Pelaksaan tindakan ini sesuai dengan program nan direncanakan dan kegiatan pada siklus I, sebagai berikut :
Kegiatan Hawa
Kegiatan Siswa
1.
Melaksanaan kegiatan tadinya, presensi

1.
Memperhatikan dan timbrung aktif intern kegiatan ini
2.
Menjelaskan materi.

2.
Memperhatikan penjelasan guru.
3.
Pelaksanaan mencongak.

3.
Pesuluh menyoal.
4.
Memasrahkan kesempatan untuk bertanya
5.
Memberikan soal evaluasi.
4.
Mengerjakan tanya evaluasi.

3.
Tahap Observasi

Hasil dari observasi dalam penelitian adalah penilaian terhadap evaluasi dan pun pada proses penelaahan. Pada proses pembelajaran sebagaian siswa belum begitu meningkat. Sementara itu observer terhadap evaluasi aktual data ponten yang terlampir.
4.
Tahap Evaluasi – Refleksi

Pembelajaran lega siklus I difokuskan pada pemahaman siswa terhadap Tingkat Pembelajaran Operasi Hitung (berbilang), dengan metode orasi, interviu dan dilanjutkan dengan mencongak.

C.
Deskripsi Siklus II
1.
Perencanaan

Beralaskan kejadian-peristiwa yang didapat pada siklus I, investigasi merencanakan lakukan memberikan  cak bertanya dengan melenggak yang cukup banyak kepada petatar.. Dilanjutkan dengan peserta mengamalkan cak bertanya evaluasi.
2.
Pelaksanaan Siklus II

Tindakan plong siklus II dilaksanakan plong hari Senin, 2 Juni 2022 yang melaksanakan tindakan ini yaitu penyelidik.

Kegiatan Guru
Kegiatan Pesuluh
1.
Kegiatan awal melaksanakan presensi
2.
Menyerahkan pelajaran-tutorial soal mencongak..
3.
Memberikan soal evaluasi
1.
Siswa mendengarkan presensi temperatur.
2.
Menjawab dengan bergilir dan berebutan.
3.
Mengerjakan pertanyaan evaluasi

3.
Observer

Observasi dilaksanakan oleh pengkaji. Kegiatan observasi ini dilaksanakan selama pelaksanaan siklus II sedang berlangsung.

Sebagian lautan anak asuh-anak kelas bawah III SD Negeri ……………. sudah lalu dapat mengerjakan soal hitungan dengan sangkil cepat. bermanfaat eskalasi kesadaran murid terhadap tingkat pengerjaan berbilang sudah meningkat.
4.
Evaluasi – Refleksi

Dari apa yang didapat pada tindakan bungsu ini, terpandang bahwa berkira-kira dengan memasrahkan soal-soal latihan yang disajikan dengan cara mendongak dapat meningkatkan penampilan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Kejadian ini ditunjukan dengan kenaikan kredit kebanyakan kelas.

D.
Pembahasan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama dua siklus dengan siswa banyak mengerjakan  cak bertanya dengan tengadah akan bisa meningkatkan keterampilan siswa dalam berhitung.

Sebelum diadakan tindakan, nilai rata-rata kelasnya adalah 64,97. Selepas diadakan tindakan I, diperoleh nilai lazimnya kelasnya yaitu 73,13. Dengan diadakannya tindakan II, pelajar lebih terampil dan cepat dalam berhitung. Pada siklus II ini diperoleh kredit kebanyakan kelas 75,74.

E.
Hasil Penelitian

Bersendikan hasil penelitian tindakan kelas nan peneliti laksanakan di SD Negeri ……………. terhadap petatar papan bawah III tentang Pengerjaan Hitungdengan mencugat, maka dapat dilihat tampilan grafik batangnya laksana berikut :

Sesuai dengan evaluasi yang telah penulis laksanakan, maka diperoleh hasil intiha bahwa ada kontrol aktual mencongak terhadap manifestasi belajar matematika dalam Pengerjaan Hitung Siswa Kelas III SD Negeri ……………..

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.
Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil rahmat tindakan selama dua siklus, dalam pembelajaran matematika dengan materi Pengerjaan Hitung intern penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan memperalat metode mencongak plong mata pelajaran matematika dapat menigkatkan pengejawantahan belajar petatar kelas III SD Negeri ……………..
Kesuksesan metode mencongak ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pengejawantahan belajar siswa adalah nilai lazimnya inferior sebelum dilakukan tindakan 64,97 ( berpunca jumlah lazimnya kelas ) dan pada siklus I ialah 73,13 ( berusul jumlah biasanya kelas ) serta lega siklus II ialah 75,74 ( bermula rata-rata kelas bawah )
Dari kesimpulan di atas kiranya hasil penelitian wajib ditindak lanjuti. Penggunaan metode melenggak secara berulang-ulang n domestik penerimaan matematika, dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan membereskan soal berhitung.

B.
Saran

Berdasarkan deduksi tersebut, beberapa keadaan nan sebaiknya dilakukan oleh guru n domestik peningkatan kualitas penelaahan diantaranya    yakni :
1.
Bagi guru hendaknya memperalat mencongak sebagai tipe  kerumahtanggaan penerimaan ilmu hitung umpama keseleo suatu alternatif kerjakan meningkatkan prestasi membiasakan matematika berusul papan bawah I sampai dengan kelas bawah III Sekolah Dasar.
2.
Bikin Meningkatkan profesionalisme, koteng temperatur seharusnya berusaha bikin pelahap meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran.
3.
Lakukan mengetahui keberhasilan mengajar dan belajar maka setiap intiha penataran sebaiknya pesuluh diberikan verifikasi formatik bakal menentukan langkah-persiapan privat perombakan pembelajaran.

Daftar pustaka

Badudu dan Zain. 1992. Kamus Mahajana Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Kriteria Kompetensi Mata Pelajaran Matematika.Jakarta : Depdiknas

Hudoyo, Herman, Akbar Sutawidjaja. 2003. Ilmu hitung. Jakarta: Depdikbud

Kemmis, Stephen & Taggart, Robin MC. 1990. The Action Research Planner. Deakin Unifersity : Brown Prior Anderson

Mulyani, Sumantri, Johar Permana. 2001. Garis haluan Membiasakan Mengajar. Bandung: CV: Maulana

Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

Yasin, Sulkan dan Sunarto. 1990. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Mekar

Pembaca yang budiman, jikalau Kamu merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, marilah bagikan ke alat angkut sosial sangat cembul share di asal ini:

Source: https://www.anekapendidikan.com/2019/04/contoh-ptk-matematika-mencongak-dapat-meningkatkan-keterampilan-berhitung-pada-siswa-kelas-3.html