Dari Hati Untuk Pahlawan Hidupku
Seruni.id
– Dikala rasa sedih melanda, masing-masing makhluk punya cara khusus bagi meluapkannya. Ada yang menangis terus menerus, berserah kepada Yang Maha Kuasa, hingga menuliskannya di selembar plano yang berilmu puisi sedih.

Meskipun hanya sebuah kata-kata, cuma menuangkan isi hati melalui syair sedih, akan melegakan hati dan membuat perasaan menjadi bertambah tenang. Sebab, secara tak spontan, muatan nan dipikul abnormal demi terbatas akan terlepas.
Lain hanya itu, kata-pembukaan yang digunakan privat sajak juga rata-rata menggunakan diksi dan relasi perkenalan awal yang sani, sehingga bukan cuma bisa melepas beban saja, namun sekali lagi menghibur diri agar kembali bahagia. Berbicara masalah pusisi, berikut ini Seruni akan memberikan contoh syair tersentuh perasaan yang menginspirasi:
Daftar Isi
- Puisi Tersentuh perasaan untuk Anak
- 1. Sebuah Pesan
- 2. Puisi buat Anak Gadisku
- 3. Jelajahi Duniamu
- 4. Kamu Akan Menemui
- 5. Puisi cak bagi Anakku Tercinta
- Puisi Sedih bagi Ibu
- 6. Ibu Malaikatku
- 7. Ibu yakni Gelojoh
- 8. Usia Terindah
- 9. Kemuliaan Sendiri Ibu
- 10. Keikhlasanmu Sedemikian itu Tulus
- Tembang Dayuh Tentang Ayah
- 11. Ayah Segalanya untukku
- 12. Rindu di Antara Hujan angin
- 13. Ketika Ayah Tidur
- 14. Dari Lever untuk Pahlawan Hidupku
- 15. Ayah
- Sajak Sedih Akan halnya Indonesia
- 16. Keadamaian Abadi
- 17. Paru-paru Kami
- 18. Sangka Para Pendahulu
- 19. Di Atas Tanah Sejarah
- 20. Merdeka maupun Antap
- Puisi Sedih Islami
- 21. Selam Palestina
- 22. Syair Kehidupan
- 23. Cinta Marcapada
- 24. Renungan Hidup
- 25. Sungkem
Syair Sedih bikin Anak
Menuliskan sebuah pusisi bukan cuma berlaku buat sepasang kekasih, sekadar juga orangtua ke anak asuh, kembali sebaliknya. Biasanya, sajak ini berisikan ungkapan kasih pelalah yang begitu hingga ke hati, bukan sukar membentuk si pembaca bersedih. Berikut contohnya:
1. Sebuah Wanti-wanti
Oleh: Rifaldi
Anakku,
Tumbuh besarlah
Seiring bertumbuhnya
Pengalaman dan perasaanmu
Pemaafan,
Terkadang, saya sibuk siapkan pelepas
Hingga saya lupa
Berbagi cerita kasih denganmu
Pilihlah jalanmu
Tugasku membagi tahu
Kronologi terbaik kerjakan dituju
Dan aku, sudah bikin itu
Berdiri tegaklah
Dengan kakimu
Berjalanlah dengan jiwa
Sesuai tujuanmu
Tugasku telah usia
Terima kasih buah lever
Sudah lalu mengizinkanku menikmati
Pengembaraan penuh fungsi
Ketahuilah,
Setiap detik bersamamu
Adalah waktu terbaik
Privat nyawa ini
2. Syair cak bagi Anak Gadisku
Oleh: Ika Kartika
Kau cintaku kerumahtanggaan segala
Kau mentariku intern gulita
Hadirmu adalah cahaya keluarga
Kau suatu-satunya
Perempuan penerusku
Semata-mata tahlil untukmu
Di setiap napas cintaku
Kupanjatkan kepada Allah Azza wa jalla
Tuk hadirkan inversi hidupmu
Nan terbaik untukmu selamanya
Bukan cinta semasa semesta
Bukan juga cinta fatamorgana
Tuk hayat selamanya
Menuju kedewaan Allah Azza wa jalla
Aamiin
3. Jelajahi Duniamu
Anakku,
Jelajahilah duniamu
Jadilah anak pemberani
Seperti elang nan terbang
Jauh di angkasa sana
Tak di jelai-jelai yang kotor
Suwargaloka elang ada di langit luas
Maka jadilah tingkatan
Seperti elang di angkasa
Gapailah cita-citamu
Jangan pernah menyerah
Rangkullah impi-damba indahmu
Sebatas kau hidup dalam kesukaan
Hidup ini sangat berguna
Bikin sahaja kau keluhkan
Dunia ini sejenis itu indah
Cak bagi doang kau takutkan
Gapailah duniamu
Genggamlah sepenuh jiwa
Dan jika kau mendapatnya
Persembahkan ia bakal negeri abadi
4. Beliau Akan Menangkap basah
Putirku,
Saat kamu dilahirkan ke dunia
Ibu tahu bahwa kebahagiaan kan
Mengerudungi hidupmu
Karena,
Saat kau terlahir
Hati Ibu mumbung dengan rasa bahagia
Maka begitulah esok
Beliau akan menemui kehidupanmu
Nan dipenuhi dengan bunga-anakan
Dandan nan kilauan mumbung selalu
Nikmatilah semangat ini
Dari udaranya nan bersih
Langitnya yang seri, alias
Sungai-sungainya yang mengalirkan keindahan
Kamu akan menemui
Sungguh hayat ini
Merupakan gambaran tentang;
Keagungan-Nya,
Belas kasih sayang-Nya,
Kemurahan-Nya
Bersyukurlah,
Untuk setiap kejadian
Berjanjilah buat menapaki
Perkembangan yang diridhai
Karena setiap kali
Syukurmu datang kepada-Nya
Maka Anda kan meletakkan nikmat-Nya
Berlepit-lepit lagi banyaknya
5. Puisi untuk Anakku Tercinta
Oleh: Tanti
Anakku,
Kau yaitu permata terindah privat hidupku
Tiada yang lebih membuatku bahagia selain hadirmu
Karena kau adalah mujur Tuhan intern hidupku
Anakku,
Senyumanmu, tawamu, candamu bergitu menghiburku
Hilang semua penat ketika kau hadir
Semangatku bekerja menjadi bertambah berkobar
Anakku,
Kuberukan jenama indah untukmu
Itu adalah tahlil, harapan, dan citaku untkumu
Ku ingn kau seperti itu saat dewasa nanti
Anakku,
Aku tak berharap kau membalas semua yang telah kulakukan untukmu
Aku cuma inign kau mencintaiku seperti aku sangat mencintaimu
Anakku,
Seandainya dewasa nanti, jadilah orang yang berguna dan mandiri
Aku tak ingin hidupmu menyusahkan siapapn
Karena itu semua nan kau butuhkan sudah aku persiapkan
Anakku,
Apapun yang terjadi di roh ini, teruslah melangkah
Jangan mengetem karena halangan
Sebab, kau pasti bisa melalui itu semua
Dengan loyal pada iman dan berkepastian lega kelebihanmu
Anakku,
Aku tidak akan pernah melupakanmu maupun meninggalkanmu
Karena kaulah nafasku, hidupku, dan pelitaku
Dan aku rela berkorban utnuk kebahagiaanmu
Karena aku tinggal mencintaimu
Puisi Terharu untuk Ibu
Peran seorang ibu privat kehidupan kita, sangatlah besar. Maka, apapun nan kita lakukan, belum tentu boleh membayar jasa sendiri ibu dalam membesarkan dan mendidik kita. Berikut ini Seruni akan membagikan beberapa contoh pusisi untuk ibu, sebagai ucapan songsong karunia.
6. Ibu Malaikatku
Oleh: Mosdalifah
Ibu,
di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tidak pernah terjerat dusta
Tekad nan enggak koyak oleh masa
Seberapapun sakitnya kau tetap munjung cinta
Ibu,
Minus lelah kau layani kami
Dengan seberinda rasa bangga di hati
Enggak terbesit sekejap ingatan lelahmu
Kau terus berjalan di antara duri-duri
Ibu,
Tak pernah ku minta kau cepat tua dan renta
Enggak pernah ku inign kau capek privat roh
Selalu ku harapkan kau terus bersamaku
Dengan pelahap berikan petuahmu
Ibu,
Kaulah malaikatku
Pengobat luka dalam awan kelabu
Tipeks dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu
Aku akan taat mencintaimu
7. Ibu adalah Pelalah
Oleh: Yani Utarin
Ketika bosor makan dipertanyakan
Ketika cinta dicari
Mengapakah netra hatiku buta
Mengapa sulit terlihat
Sedang cinta di depan ain
Selalu mengiringiku, menemaniku, menggenggamku, memelukku
Gelojoh itu ada puas air payudara yang kuhisap kala ku misal basyar orok
Cinta itu ada pada gendongan tangan kuat ketika ku menangis dan terpicing pun tertawa
Cerbak itu ada sreg gandengan tangan dan peluknya
Cinta itu terserah pada seral yang panas kuku setiap pagi
Dalam kegagalanku
Suka-suka senyuman dan aliran alas kata sejuk
Dalam gembiraku
Ada tawa dan tangan mengecak rambuku
N domestik keputusan salahku
Ada pembelaku
Yang setelahnya beribu wejangan bersirkulasi tebal
Semua itu ada padamu, Ibu
Sira ialah cinta utuh privat diriku
Ketika aku mengecewakanku
Tak pernah kau pergi dariku
Engaku membawaku di hati dan pikiranmu
Kemanapun kau makmur
Sebatas kau berada internal kekekalan kau tetap menaruhku di hatimu
Dan sembahyang untukku
Hingga aku merasa tak sendiri
Sekalipun kau kerumahtanggaan kekekalan
Dan aku di dunia fana
Hingga kita bersama juga selamanya
Aku rindu padamu, Ibu
Nantikan aku sampai saatnya tiba
Ibu,
Engkaulah cerbak itu
8. Jiwa Terindah
Oleh: Dudy
Terbantah senyum tulusmu
Terasa doamu yang tak pernah henti
Tercipta kasih sayang tulusmu
Tak akan tergantikan
Duhai kau wanita terhebat
Kaulah segalanya untukku
Di saat ku bahagia
Air mata kepelesiran terpancar bersinar
Di saat ku sedih
Air mata doamu tiada pernah nangkring
Tiada wasilah mengeluh
Tiada rangkaian kecewa
Tiada pernah lelah
Jiwamu alangkah indah
Akan selalu ku pulang ingatan
Cerita ini akan sayang ku kenang
Dia selalu ku doakan selama hidupku
wahai kau wanita terhebat, IBU
9. Kemuliaan Seorang Ibu
Terdiam sekejap dalam renungan
Rekata bayang wajahmu nomplok menyebut
Waktupun berputar kebelakang
menyibakkan memori kenangan kecilku
Tetesan peluh dan air ain
berjuang mengganjar maut
Demi keikhlasan si kekasih
Mendengar tangisan pertamaku
jadi kebahagian bukan terperingkatkan bagimu
Saat ku menginjak berlatih bepergian
kau dengan tunak menjaga ku
Ku tiba belajar wicara
engkau dengan sabar mengenalkan ku pada kata-perkenalan awal
Hingga ku dewasa hadiah sayang itu tetap sebanding
Tak perantaraan pudar dan terkikis oleh masa
Berkarya tanpa mengenal kata lelah
Tidur tanpa mengenal kata lelap
Terjaga dalam gelapnya langit subuh
Demi mencari sesuap nasi untuk ku
Tapi, penangkisan segala yang ku beri
Hanya goresan jejas dan air netra
Walaupun seperti itu kasih pelalah itu tak berkurang sedikitpun
Slalu kau sebut namaku kerumahtanggaan setiap doamu
Air ain ini jatuh berlinang dengan derasnya
Mengingat betapa mulianya engkau wahai ibu
Aforisme berkata
“suraloka dibawah bekas kaki suku ibu”
Izinkanlah daku mencium surga itu
ibu
10. Keikhlasanmu Begitu Tulus
Tak pernah ada kata letih
Walau panas menerpa
Sakit perut mendera
kau camar tabah
Saat mendung dukacita
Ku tau rasamu..tapi bisa apakah aku?
Saat hujan abu air mata
Tanganku masih terlalu kecil bakal menyekanya
Saat ini ku memaklumi
Jalanmu dulu kini kulalui
Perihmu silam kini kurasai
Kisahmu dulu kini kujalani
Ibu,
Kadang aku enggak berkepastian
Tapi ini nyata
Yaahh, ini kasatmata
Saat ini kujalani..
Ibu,
Kerelaanmu seperti itu indah
Keikhlasanmu sedemikian itu nirmala
Keanggunanmu begitu konkret
Kelembutanmu begitu sempurna
Tembang Trenyuh Tentang Ayah
Bukan hanya ibu, sosok seorang ayah pun tak koalisi luput dari perjalanan usia yang saat ini sedang kita jalani. Sebab, berasal beliaulah kita banyak belajar. Mana tahu jika harus mengucapkan terima kasih secara langsung dia merasa malu, kamu dapat memberikannya sebuah puisi, sebagaimana contoh nan akan Seruni berikan berikut ini.
11. Ayah Segalanya untukku
Ayah,
Beribu kata sudah kau ucapkan
Beribu cinta tlah kau berikan
Beribu hadiah tlah kau berikan
Sahaja untuk anakmu
Ayah,
Kau ajarkanku tentang kebaikan
Kau tunjukanku akan halnya arti cinta
Kau jelaskanku tentang makna umur
Dan kau mendidikku dengan alangkah kasih sayang
Ayah,
Betapa mulianya hatimu
Kau korbankan segalanya demi anakmu
Kau banting sumsum hanya untuk anakmu
Kini ku berjanji tuk semua kerja keras hanya untukmu
Ku berikrar tuk semua belas kasih sayangmu
Dan ku berikrar bikin ketulusan hatimu
Bahwa aku akan cak acap menjagamu
Aku akan selalu menyayangimu hingga pengunci hidupku
Terimakasih ayah untuk semua hidayah sayangmu
12. Rindu di Antara Hujan
Tetes demi tetes air langit mencuci wajahku
Membasahi tanah yang telah sangar
Bulir itu terpecah detik membentur bumi
Setiap tetesnya mengandung rindu nan terpendam
Tak dapat ku cegah segala rasa ribang yang kian memarginalkan
Cak hendak segera kucurahkan atau sekedar ku ucap
Mataku menerawang pada masa laluku
Di mana aku dengan tanpa segan melompat pada punggung tegapmu
Di mana aku dengan lantang meminta mainan
Atau sekadar merengek harap dibelikan permen lolipop
Aku tersenyum dalam lamunku,
Masih ku siuman jelas garis tegas rahangmu menjadikan engkau semakin tampan
Masih pula ku rekam suara minor tegasmu sahaja penuh kasih
Atau tentang kekarnya tanganmu yang dengan mudah mengendongku
Atau sekedar menaikkan ku pada kursi yang tinggi.
Aku mengingat sekali lagi kecup bibirmu di pipiku
Terasa suam hingga hatiku bergetar
Aku gelojoh tertawa rasi sungut tipis nan terhias diantara cingur
dan mulutmu menyentuh pipiku
Membuat aku geli hingga tertawa
Aku kembali teringat elus tanganmu di antara helaian rambutku
Mengantarkan aku plong bendera mimpi
Akupun teringat kembali pelukkan hangatmu yang mendekap segala kesedihanku
Saat aku terjatuh ku tatap pancaran keresahan di matamu.
Dengan lembut kau ucapkan kalimat yang membuatku kuat.
Beliau memberi pesan lewat semua introduksi-katamu
Katamu aku lain boleh menjadi anak yang cengeng
Katamu aku harus menjadi anak asuh yang lestari
Meski engkau terpukau gasang namun semua itu menjadikanku kuat
Ayah,
Aku menitipkan rindu ku ini pada ribuan tetes hujan
Tidak usah kau khawatir, aku di sini baik-baik semata-mata
Tidak perlu kau cemas aku di sini selalu tersenyum
Untukmu ayah aku memercayakan ribang pada hujan nan menyenangkan ini
Akan lekas kutelpon engkau ayah bikin sekedar berbagi cerita dan kabar
Meski waktu ini kita jauh, sekurang-kurangnya aku masih boleh memdengar suaramu
Menyuji tawamu
Aku tau momen kita berbicara lewat telepon
Matamu berbinar seri dan senyummu cerbak terlembang.
Karena aku sekali lagi demikian
Ayah,
Rindu ini di antara derasnya hujan
Semoga tetesnya menyampaikan padamu
Ayah,
Sayangku sebanyak melase hujan abu ini.
Tak terhitung.
Ayah,
Aku majuh ayah
13. Ketika Ayah Tidur
Saat ayah tidur
Kutemukan seberkah kedamaian di sana
Tepatnya di wajahmu yang senja itu
Kulihat di sana begitu banyak puisi balada
Saat ayah tidur,
Kutemukan cahaya muka kebebasan
Seumpama rindu terbebas dari kesepian menghujam
Di sanalah kutemukan kamu
Detik ayah tidur,
Saat itulah kau menjadi ceria tanpa topeng sonder sandiwara tradisional
Kau menjadi dirimu yang rapuh dan remai
Kau menjadi manusia wajar bukan manusia mesin
Momen ayah tidur,
Ingin rasanya kumenangis
Mengingat serenceng qada dan qadar kita yang sekarat
Sirep enggak mau menunduk lain boleh
Saat ayah tidur,
Ayah kudongakkan wajahku ke atas dramatis
Kumohon pada-Nya dengan khidmat
Semoga aku selalu bersamamu
Melihat tidurmu, ayah
14. Dari Hati untuk Pahlawan Hidupku
Meski suaramu
Enggak semerdu buaian halus sendiri ibu
Kau membingkaiku dengan nada nada kemurahan hati
Yang mengantarkan hatiku
Menuju lembah tahapan
Bernama kesentosaan
Meski sentuhanmu lain selembut belaian tahir koteng ibu
Namun dengan dekapanmu
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamu
Tangisku berderai
Rasi ku ingat ucapan indahmu menimangku
Rekata ku singgung tubuh letihmu menjagaku
Begitu juga karang menjaga debu pasir
Kau jaga aku
Kau lindungiku
Bermula sempelah tubuh dan jiwa nan centung basahiku
Kau rela di terpa deburan buih
Yang berpulang
Demi aku
Demi anakmu
Seakan tak pernah lelah
Kau hapuskan ampas gula air mataku
Seakan tidak perhubungan bosan
Kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai lever ini
Untukmu,
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada bom hidupku
Hanya sebentuk puisi
Berasal ketulusan hati
Untukmu bapakku,
Terima kasih
15. Ayah
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah napasmu
Sang penuhi kasih sayang nan luar biasa
Demi aku kau rela disengat mentari
Hujan angin pun tak dapat membatasimu
untuk aku anakmu
Di setiap doamu kau haturkan seberinda harapan
Ayah,
ketel ku jaga setiap nasehatmu
Di setiapnafasku
Di relung hati akan ku hangatkan namamu
Akan ku kobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyumu
Di ufuk senjamu, ayah
Puisi Tersentuh perasaan Tentang Indonesia
Demi menunjukkan rasa semangat kebangsaan dan kecintaan kita terhadap Kapling Air, tak besar perut harus melelui kaidah yang terbawa berlebihan. Sebab, yang dibutuhkan hanyalah ketulusan dan aksi, lain sekadar besar mulut kosong belaka. Salah satu caranya adalah melalui perantaraan puisi.
16. Keadamaian Abadi
Tak kemewahan nan diperebutkan
Tidak ketenaran nan bintang sartan dambaan
Tapi ketenteraman yang tercapaikan
Kenyamanan penuh privat kehidupan
Itulah, Indonesiaku
Negeri yang kaya oleh perilaku
Mampu karena rusuh berputih
Bersumber pagi hingga malam menjamu
Rakyatnya ter-hormat dalam bertutur
Terukir Budi yang amat luhur
Tiap tatap muka gegares bertegur
Di mana kedamaian kian subur
Semoga kedamaian kaprikornus abadi
Di kapling bumi ibu pertiwi
Di internal hati yang telah tertancap
Rasa cinta yang tak henti
17. Paru-paru Kami
Negeriku Indonesia raya
Pemilik jutaan hektar hutan
Menjadi paru-paru semesta
Pelangsung hidup setiap spirit
Kita terhutang kepada pan-ji-panji
Semenjak terang hingga kelam
Jangan hingga is mengecam
Setakat berang dan pasrah ancam
Semoga keadaanmu selalu terdidik
Jauh bermula setalah manusia
Sampai masanya tak ternoda
Konstan tumbuh sepanjang masa
Selalulah kaprikornus paru-paru dunia
Tetaplah jadi pelindung semesta
Kami lindungi dengan seberinda kehidupan
Dibarengi rasa bersuka cita
18. Asa Para Pendahulu
Indonesia,
Seuntai negeri para sultan
Sekudung tanah para raja
Sepercik air para pelayar
Kita,
Adalah para generasi
Para penerus bangsa nirmala
Kitalah nan centung memahami
Apa itu kemujaraban perbedaan ini
Jangan kau pecah, jangan kau belah
Pada Halikuljabbar kita berserah
Bukan membabi buta dalam serakah
Hingga sampai menumpahkan darah
Jagalah nyana para pengabdi
Wujudkan, jangan kau ingkari
Untuk menciptakan toleransi
Atas apa yang telah diberi
Menjemput kebahagiaan sejati
19. Di Atas Tanah Memori
Inilah tanah para yang dipertuan-baginda
Para sultan kesatria bijaksana
Puluhan kerajaan nan istimewa
Hadirkan beribu-ribu tungkai dan budaya
Diatas bumi penuh album
Kupijak tanah yang pernah dijajah
Bermandikan keringat dan talenta
Sekadar tiada kata menyerah
Inilah negeriku, terpampang safi dan merah
Perjuangan mereka belumlah sudah lalu
Ibarat generasi singsingkan kerja wajib
Terbitkan senyum ‘mereka’ yang sempat punah
Sambut karunia pencipta rekaman
Pengorbanan kalian tiada terkalah
Pusaramu penuh bunga bercekah
Temani kisahmu yang amat mulia
20. Merdeka atau Lengang
Genangan pembawaan sudah lalu tertumpah di atas tanah tidak berencik
Beratus-ratus, beremak-beribu
Bahkan jutaan nyawa cucu adam sudah berleleran
Bergelimpangan di atas petak tak berawak
Sebuah tanah lapang yang dahulu
Menjadi medan pertempuran
Seorang pejuang berteriak dengan lantang
Mengangkat sedemikian tinggi panji kemenangan
Berani bagak menjabat senjata
Menandingi para kolonialis yang nista
Dua kata menjadi opsi
Merdeka maupun mati
Bukan ada yang lain selain itu
Kecuali, merdeka ataupun sepi
Hujan belinjo memberondong tubuh kekar mereka
Taat tegak walaupun tubuh berlubang
Tertembak anak anak bedil radikal
Darah senantiasa bercucuran membasahi medan perang
Meski namamu tak kami kenal
Meski jasadmu tertimbun bersama bumbun tanah
Ataukah ragamu nan berserakan bertabur bertarai
Terkena ledakan senjata penghancur
Sahaja kaulah pahlawan sejati kami
Yang telah mengorbankan roh dan ragamu
Demi meraih cita-cita kedaulatan
Sekali lagi,
Mari kita lantangkan dua pilihan
Merdeka atau mati!
Sajak Sedih Islami
Selain puisi bikin orangtua dan Indonesia, Seruni juga akan memberikan bilang contoh puisi Islami. Puisi berikut ini mengisahkan tentang hidup maupun untuk pengingat diri
21. Islam Palestina
Oleh: Pauz
Nasibmu malang
Malammu tak tenang
Nyawamu terancam berlarat-larat
Telan pahit nyawa
Lelah akan momok tembakan
Seakan kebal dengan tuntutan pengorbanan
Aku bangsamu
Beda nasib, tikai gelanggang
Bersama kekurangan nan menahan
Nyaliku ingin pula menahan ledakanmu
Nyawaku lain sabar sepi sahit bersamamu
Cuma sa’at ini tetapi do’a yang temani jihatmu
Palestina, Islam terancam
Indonesia, Islam berang
Yahudi harus di musnahkan
22. Syair Usia
Sore telah tiba
Hari sudah lalu melongok
Malam saat ini menamai
Wajah pun berseri-seri
Mengerti dia akan pula
Tapi itu semua belum tentu
Hanya bercita-cita hendaknya berlabuh internal janji murni
N domestik doaku tersimpan namamu umpama wanti-wanti
Sebuah pesan yang ku titipkan bagi sang Pencipta liwa
Luruskan kehendak kuatkan hati
Kejadian yang belum pasti bisa menjadi pasti
Asal Halikuljabbar sudah menghendaki
23. Pelahap Dunia
Terus melangkah mengejar kesenangan sesaat
Lupa bagi berburu kesahihan
Lupa kerjakan memperbanyak keyakinan
Sampai maut datang didepan mata
Kita seorang di dalam rahim
Kita sendiri menjelajahi bahtera kehidupan
Kita pun koteng intern kematian
Sekadar amal soleh nan selalu tunak mengawani
Apalah artinya dunia jika bukan berujurng pada ketaqwaan
Apa artinya ilmu yang luas kalau tidak berujung pada amal soleh
Semua itu sebagai petir dan guntur yang tidak membawa hujan
24. Renungan Hidup
Suka dan terharu saling bergantian
Baik dan buruk adalah sebuah pilihan
Pikiran dan lisan juga harus satu bahasa
Serik dan reformasi harus segera dilakukan
Sebelum godaan jiwa merenggut kebahagiaan
Semua bepergian sesuai dengan lintasaanya
Diatas ketetapan sang Maha Pencipta
Iri dan dengki hanya mengotori hati
Meracuni jiwa membuat nalar menjadi dangkal
Renungan merupakan lentera arwah
Menghadirkan pintu-portal pemahaman akan perbaikan
Tidak dapat dipungkiri gegares mayapada lalaikan hati
Lupa bahwa ajal sudah kian karib menanti
25. Sungkem
Maka dari itu: Mawar Damayanti
Sujud plong-MU
Di penghujung tahun yang kian menghimpit
Segala kusut luruh bersama
Privat munajat panjang
Rabbi,
Akankah hatiku kuat
Saat langkah makin letih
Dan garis waktu semakin akrab menghampiri
Wahai dzat yang Terkasih,
Tak terserah nan makmur kulakukan
Saat jasad kian rapuh
Dan tahun pun terhenti
Baca Juga:
20 Kumpulan Puisi Perceraian Paling Mengesankan dan Mencecah Lever
Itulah sekumpulan syair terharu yang bisa mengoper senegap perasaanmu saat ini. Semoga menginspirasi.
Source: https://seruni.id/kumpulan-puisi-sedih/
Posted by: soaltugas.net