Gambar Animasi Pembelajaran Angka Matematika

1
PENGEMBANGAN MEDIA Pendedahan INTERAKTIF BERBASIS WEB DENGAN PEMANFAATAN VIDEO CONFERENCE MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DI SEKOLAH Madya KEJURUAN AGUSTINUS AGUNG PERMADI Program Pendalaman Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Jamiah Wilayah Makassar Bulan-bulanan: Jalan Bonto Langkasa, Banta-Bantaeng, Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan Abstrak AGUSTINUS AGUNG PERMADI, Ekspansi Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Web dengan Eksploitasi Video Conference Indra penglihatan Latihan Makmur Teknik Komputer dan Jaringan di Sekolah Menengah Kejuruan. (Dibimbing maka itu Husain Syam dan Abdul Muis Mappalotteng) Pamrih penelitian ini yaitu (1) mengetahui kondisi pembelajaran yang sedang berjalan di SMK detik ini. (2) mengembangkan media penerimaan interaktif berbasis web dengan pengusahaan video conference pada mata pelajaran produktif teknik komputer dan jaringan di SMK. (3) mengembangkan media pembelajaran nan valid, praktis dan efektif. Penelitian ini menggunakan diversifikasi penelitian R & D (Research and Development) dengan model pengembangan ADDIE. Hasil investigasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SMK khususnya plong alat penglihatan pelajaran produktif teknik komputer jinjing dan jaringan (TKJ) sudah menunggangi media pendedahan yang menarik dan interaktif. Ketertarikan siswa terhadap ki alat pendedahan interaktif berbasis web mata les produktif tkj membuat prestasi berlatih siswa meningkat. Situasi ini dapat dilihat terbit nilai ujian indra penglihatan pelajaran subur yang sudah lalu memenuhi syarat standar ketuntasan paling kecil. Tahapan pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis web mengadopsi kamil pengembangan ADDIE yang dimodifikasi menjadi empat tahapan merupakan analisis, desain, pengembangan dan implementasi. Pengujian alat angkut pembelajaran interaktif berbasis web dengan penggunaan video conference mata pelajaran produktif teknik komputer jinjing dan jaringan di SMK yang dikembangkan sudah lalu memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Kevalidan dinyatakan setelah dilakukan validasi instrumen dan validasi komoditas oleh dua juru ki alat. Media pembelajaran interaktif berbasis web dikatakan praktis karena penilaian guru terhadap media penataran berada pada kategori sangat praktis dan penilaian murid terhadap alat angkut pendedahan bernas pada kategori praktis. Media penelaahan berbasis web dikatakan efektif karena telah menunaikan janji kriteria penilaian aktivitas guru terhadap sarana penataran adalah rani plong kategori adv amat efektif. Disimpulkan bahwa ki alat penelaahan interaktif berbasis web dengan pemanfaatan video conference alat penglihatan tuntunan produktif teknik komputer dan jaringan di SMK yang dikembangkan mutakadim menunaikan janji kategori kevalidan, kepraktisan dan keefektifan sehingga sepan bagi digunakan dan dikembangkan bukan cuma di SMK Negeri Limboro, melainkan oleh seluruh SMK yang ada di Kabupaten Polewali Mandar. Kata kunci: Ekspansi, Media Penelaahan, Moodle, Video Conference PENDAHULUAN A. Latar Pantat Masalah Teknologi informasi dan komunikasi mutakadim berkembang seiring dengan kesejagatan, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan perlombaan antar nasion, sehingga menuntut adanya peluasan kualitas sumber daya bani adam. Pendidikan adalah salah suatu hal penting yang mempengaruhi jalan dan kesuksesan suatu nasion. Menurut Undang-Undang No 20 perian 2003 akan halnya Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 dikatakan bahwa pendidikan adalah propaganda bangun dan terencana cak bagi mewujudkan suasana belajar dan proses pendedahan agar murid secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spritual keimanan, pengendalian diri, kepribadian, kepintaran, akhlak mulia, serta kecekatan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan sarana dan wahana nan diplomatis di dalam peluasan sumur daya hamba allah. Pendidikan harus mendapat perasaan nan lebih baik mulai sejak pemerintah maupun dari organisator pendidikan itu sendiri. Berbagai upaya dilakukan oleh pengorganisasi pendidikan kerjakan mengelola dan mengembangkan pendidikan di negara ini dalam bagan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang tersedia. Eskalasi kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan mengedit kualitas penataran dan dapat ditempuh dengan prinsip meningkatkan amanat guru mengenai cara mereka cipta metode-metode pembelajaran sehingga kian efektif dan memiliki kancing tarik (Hidayanto, 2009). Buat meningkatkan minat murid, guru

2
dituntut lakukan menjadikan pelajaran makin inovatif yang boleh menunda pelajar untuk membiasakan lebih optimal, baik belajar mandiri maupun internal pembelajaran di kelas bawah dengan metode nan inovatif, instrumen peraga alias ki alat belajar lainnya. Menurut Association for Education and Communication Technology (AECT) ki alat yaitu barang apa kerangka yang dipergunakan cak bagi suatu proses penyaluran proklamasi (Basyiruddin, 2002). Komunikasi memegang peranan penting dalam pembelajaran. Agar komunikasi suhu dan peserta boleh berlantas baik dan informasi yang disampaikan guru boleh diterima siswa, guru teristiadat menggunakan kendaraan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar melangkahi media dapat terjadi bila terserah komunikasi antara guru (sumber) dengan peserta (pemeroleh). Makanya sebab itu fungsi utama dari wahana pengajaran sebagai alat bantu mengajar, ialah merebeh eksploitasi metode mengajar nan diperlukan guru (Sudjana, 2009). Dengan demikian, media pembelajaran yang digunakan harus efektif dan membedabedakan sesuai dengan sendi bahasan yang diajarkan. Berlandaskan hasil observasi awal peneliti di rembulan februari, dimana menurut salah seorang temperatur di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri Limboro, persoalan yang terjadi di SMK Negeri Limboro Kabupaten Polewali Mandar khususnya Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) adalah pada proses penerimaan dimana pada umumnya proses pembelajaran masih memperalat pembelajaran konvensional yakni penelaahan nan penguraian materinya diuraikan oleh master dengan kendaraan penataran yang standar, yakni power point (tampilan media yang dahulu tertinggal dan materi yang terbatas) maupun sonder wahana pendedahan kemudian memberikan soal (penugasan) kepada siswa dengan materi nan terbatas. Selain itu, kerap terjadinya kekosongan mata pelajaran nan diakibatkan kondisi hawa yang tidak berada di inferior takhlik siswa cinta berkeliaran di luar kelas sehingga proses belajar mengajar tidak terjadi. Kondisi ini mengakibatkan siswa bertelingkah dan mengganggu kelas nan enggak. Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pendedahan nan memanfaatkan kendaraan situs (website) nan bisa diakses melangkahi jaringan internet. Pembelajaran berbasis web yaitu keseleo satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning). Konsep pendedahan web adalah suatu pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan menyampaikan permakluman pembelajaran (Rusman, 2022). Bersendikan konsep pengajian pengkajian dengan metode interaktif akan meningkatkan komunikasi antara guru dengan siswa. Berbekal media pendedahan nan interaktif, diharapkan setiap siswa boleh melakukan proses pembelajaran tanpa adanya batasan waktu, dan ketika siswa kurang memahami, bisa berinteraksi sewaktu kepada hawa melewati media pembelajaran tersebut. Uraian di atas melatarbelakangi juru tulis bakal melakukan penelitan tentang Pengembangan Kendaraan Pembelajaran Interaktif Berbasis Web dengan Pendayagunaan Video Conference Mata Latihan Berpunya Teknik Komputer jinjing dan Jaringan (TKJ) di SMK. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi pembelajaran nan sedang melanglang di SMK detik ini? 2. Bagaimana proses peluasan wahana penataran interaktif berbasis web dengan pemanfaatan video conference mata kursus kaya Teknik Komputer dan Jaringan di SMK? 3. Apakah ki alat penelaahan yang dikembangkan valid, praktis dan efektif? C. Intensi Pengkajian 1. Mengetahui kondisi pembelajaran yang sedang berjalan di SMK saat ini. 2. Mengembangkan media penelaahan interaktif berbasis web dengan pemanfaatan video conference lega mata tuntunan produktif Teknik Komputer dan Jaringan di SMK. 3. Mengembangkan media penataran nan valid, praktis dan efektif. D. Kemustajaban Eksplorasi 1. Manfaat Teoritis a. Mengembangkan konsep dengan memperalat kendaraan pembelajaran nan interaktif berbasis web. b. Pengembangan konsep pembelajaran dengan menggunakan aplikasi pembelajaran nan interaktif berbasis web boleh meningkatkan aktivitas berlatih petatar sehingga berdampak pada pertambahan kualitas hasil membiasakan peserta SMK. 2. Manfaat Praktis a. Kerjakan Guru 1) Mendukung guru dalam melaksanakan penataran secara interaktif, inovatif dan kreatif dengan sumber belajar yang luas. 2) Hawa bisa mengamalkan proses belajar mengajar dimana saja dan kapan saja. 3) Temperatur dapat termotivasi lakukan mengembangkan media penataran yang interaktif, inovatif dan kreatif. b. Bikin Pelajar 1) Pelajar bisa belajar dengan kendaraan yang interaktif, kreatif dan perigi belajar yang bermacam-macam dan menarik lakukan dibaca. 2) Pelajar dapat berlatih mandiri ketika master enggak kreatif di intern inferior.

3
a. Bagi Sekolah 1) Tersedianya sumber belajar alternatif yang dapat digunakan privat kegiatan pembelajaran secara interaktif. 2) Mendukung pengembangan teknologi di lingkungan sekolah. E. Spesifikasi Barang Adapun perincisan produk hasil penelitian dan pengembangan media penelaahan interaktif adalah sebagai berikut: 1. Software ki alat penelaahan interaktif mata pelajaran mampu teknik komputer dan jaringan nan bisa diakses pada pelataran website. 2. Software video conference yaitu BigBlueButton yang digunakan sebagai server web conference nan terstruktur dengan aplikasi moodle. 3. Panduan penggunaan wahana pengajian pengkajian interaktif berbasis web kerjakan guru dan petatar. DESKRIPSI TEORI A. Konsep Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan ialah suatu bentuk dari sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Beberapa pendapat akan halnya pengertian pendidikan kejuruan bersumber beberapa ahli antara lain, menurut Kaufman dalam Sukardi (2009): Vocational education is intended to help prepare student for work, both inside and outside the home, many educators and policymakers believe it has a broader missin: to provide a concrete, understandable context for learning and applying academic skills and concepts. Pendidikan kejuruan dipergunakan untuk menyiapkan siswa agar siap kerja baik di lingkungannya seorang atau di lingkungan masyarakat. Tercalit dengan misi penting para temperatur dan pemangku kebijakan adalah mewujudkan fondasi yang kuat bagi para murid pada proses berlatih mengajar, penguasaan dan penerapan keterampilan akademis, dan penerapan konsep-konsep yang diperlukan. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Walter dalam Sukardi (2009), bahwa penyelenggaraan pendidikan kejuruan harus difokuskan dan diarahkan plong program-acara pendidikan nan mengarah pada kesiapan basyar dalam rangka mempersiapkan dirinya sebagai pelaku, baik dibayar maupun tak dibayar. Menurut Arwizet (2014) pendidikan kejuruan yaitu pendidikan untuk suatu pekerjaan ataupun bilang jenis pekerjaan yang disukai sosok untuk kebutuhan sosialnya. Menurut Undangundang Sistem Pendidikan Kebangsaan (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan medium nan mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menyambat, menyandingkan, melatih manusia agar memiliki resan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Berdasarkan pendapat di atas bisa diketahui bahwa pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk berkarya dan dengan membetulkan pelatihan potensi tenaga kerja. Situasi ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan bertambah lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang kerjakan memasuki atau meneruskan pegangan dalam suatu jabatan yang sah (Depdiknas, 2003). Berbagai rupa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian terbit sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan takrif sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan urut-urutan teknologi. Tahapan proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa pentingnya penyerobotan permakluman dan teknologi, keterampilan berkreasi, sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya kedahagaan sukses dalam karirnya sepanjang hayat. Sikap kesungguhan n domestik mengikuti pendidikan kejuruan maka para lulusan kemudian hari boleh menjadi makhluk yang bermartabat dan mandiri. Prosser kerumahtanggaan Wardiman (1998) mengatakan bahwa ada 16 teori sumber akar nan melandasi pendidikan kejuruan. 16 teori dasar yang dikemukakan, penulis mengambil sejumlah teori yang menjadi pendukung dalam pengembangan media pembelajaran, yakni: 1. Pendidikan kejuruan yang efektif semata-mata dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan kaidah, peranti dan mesin yang sama seperti nan ditetapkan di tempat kerja. 2. Pendidikan kejuruan akan efektif sekiranya bisa memampukan setiap orang mensponsori minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang minimum tinggi. 3. Pendidikan kejuruan akan efektif seandainya pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan rasam berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti nan diperlukan privat pekerjaan nantinya. 4. Pendidikan kejuruan akan efektif sekiranya gurunya mutakadim memiliki pengalaman yang sukses kerumahtanggaan penerapan keterampilan dan pengetahuan sreg aksi dan proses kerja yang akan dilakukan. 5. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan pelajar merefleksikan sifatsifat siswa tersebut. Teori prosser inilah yang menuntut mudahmudahan metode penerimaan yang dilakukan di pendidikan kejuruan inovatif, berbenda dan menarik sehingga

4
tercipta penataran yang interaktif, komunikatif dan menyenangkan. B. Ekspansi 1. Konsep Pengembangan Konsep pengembangan merupakan sebuah prakondisi yang harus diaplikasikan internal spirit. Perkenalan awal konsep artinya ide, tulang beragangan atau pengertian yang diabstrakan berpangkal situasi kongkrit, sedangkan pengembangan artinya proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Dengan demikian konsep pengembangan merupakan kerangka mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas kian maju. Signifikasi pengembangan menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 ialah kegiatan ilmu pemberitaan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan pendirian dan teori hobatan pemberitahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, kemustajaban, dan permintaan ilmu pengetahuan dan teknologi nan sudah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Peluasan secara umum berjasa pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolution) dan perubahan secara bertahap. Menurut Seels (1994) development is the process of translating the design specifications into physical form. Design and development are related processes and both have goals and outcomes for the product to be developed. Spesifikasi desain nan dimaksud yakni suatu produk nan dirancang baik dalam tingkat makro seperti program dan kurikulum maupun dalam tingkat mikro begitu juga modul, silabus, dan kerangka pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer (1997) the word development has a broader definition when it is used within the research context than it has when used within the context of creating instructional products. The focus is no longer only on production, or even on both planning and production. it also includes comprehensive evaluation. Peluasan bertujuan untuk menghasilkan barang bersendikan temuan – temuan uji lapangan. 2. Model Pengembangan Tahap studi dan pengembangan sistem pembelajaran boleh dianalisis dari serangkaian tugas suhu dalam menjalankan tugas pokoknya ialah berangkat berbunga menciptaan, melaksanakan setakat dengan mengevaluasi pembelajaran. Sistem pembelajaran yang dikembangkan bermakna luas, karena sistem terdiri dari onderdil input, proses dan output. Komponen input penelaahan terdiri dari karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kendaraan prasarana dan organ partisan pendedahan. Komponen proses menekankan pada strategi, ideal, dan metode penelaahan. Suku cadang output nyata hasil dan dampak pengajian pengkajian. Komplet penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran dapat memilih salah suatu dari komponen sistem namun dalam penerapannya harus merefleksikan komponen sistem yang lain. Kajian ini dipaparkan dua model penelitian dan pengembangan sistem pembelajaran yaitu model 4D dan abstrak ADDIE. Model 4D merupakan singkatan berpangkal Define, Design, Development and Dissemination nan dikembangkan maka itu Thiagarajan. Sedangkan model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations yang dikembangkan oleh Dick and Carry. Meskipun nama dan istilah yang digunakan berbeda namun model 4D dan ADDIE memiliki inti kegiatan yang sama. Beberapa kesamaan kegiatan dalam dua model tersebut misalnya: define memiliki kesetaraan kegiatan dengan analisis. Dua tahap kegiatan berikutnya ialah design dan development dimiliki oleh kedua model tersebut. Perbedaan terletak setelah kegiatan development yaitu model 4D mengakhiri kegiatan melalui kegiatan dissemination padahal arketipe ADDIE, setelah development masih dilanjutkan dengan kegiatan implementasi dan evaluasi. Konseptual 4D tidak mencantumkan implementasi dan evaluasi karena menurut pertimbangan rasional mereka, proses development majuh mengikutsertakan kegiatan pembuatan dagangan (implementasi), evaluasi dan revisi. C. Alat angkut Penerimaan 1. Defenisi Media Pembelajaran Alas kata media yaitu tulangtulangan jamak dari prolog medium. Menengah dapat didefinisikan andai broker atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan pelecok suatu suku cadang komunikasi, adalah perumpamaan pemandu wanti-wanti berpunca komunikator menghadap komunikan. Berdasarkan defenisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yaitu proses komunikasi (Daryanto, 2022). Heinich dalam Rusman (2013) menampilkan bahwa ki alat pembelajaran merupakan batasan menengah sebagai perantara yang mengantar informasi antara perigi dan penyambut. Televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetaka, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila sarana itu mengangkut pesan-pesan atau informasi nan bertujuan instruksional maupun mengandung maksudmaksud penerimaan maka media itu disebut media pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik inferensi bahwa sarana pembelajaran adalah bulan-bulanan atau alat bantu dalam buram perangkat sabar nan boleh digunakan pada proses pembelajaran andai penyalur pesan antara guru dengan siswa sehingga tujuan pencekokan pendoktrinan dapat terjangkau. Ki alat pembelajaran yang baik harus menyempurnakan bilang syarat. Pendayagunaan sarana mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu

5
media pun harus merangsang siswa memahfuzkan segala nan sudah dipelajari selain menerimakan rangsangan belajar hijau. Alat angkut yang baik sekali lagi akan mengaktifkan peserta dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga menunda siswa lakukan melakukan praktek-praktek dengan bermoral. 2. Wahana Pembelajaran Interaktif Interaktif merupakan salah satu karakteristik berpangkal E-Learning. Menurut Rusman (2013) interaktif adalah tersedianya jongkong komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), begitu juga chatting atau messenger atau lain langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau buku pelawat. Defenisi interaktif ini terkait dengan komunikasi dua arah alias kian dari komponenkomponen komunikasi. Menurut Daryanto (2013) media interaktif ialah suatu wahana yang dilengkapi dengan peranti pengontrol yang dapat dioperasikan oleh konsumen, sehingga pengguna dapat memilih barang apa yang dikehendaki bagi proses selanjutnya. Media interaktif biasanya mengacu pada produk dan layanan digital pada sistem berbasis komputer jinjing yang merespon tindakan pengguna dengan menyajikan konten sebagaimana teks, gambar bergerak, kartun, video, audio, dan video game. Komplet media interaktif adalah penataran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain. Beralaskan jabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media penataran interaktif ialah salah satu alat bantu untuk menciptakan pembelajaran yang makin variatif, dimana dengan memanfaatkan teknologi sekarang akan sangat lebih mudah seorang guru bakal menyampaikan informasinya atau materi ajar kepada siswa. D. Tulang beragangan Pikir Bersendikan permasalahan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis membuat kerangka berpikir pada studi nan dilakukan sebagai berikut : DESAIN Penajaman A. Jenis Pengkhususan Riset ini adalah penelitian pengembangan (research and development) yaitu metode penelitian nan digunakan untuk menghasilkan dagangan tertentu, dan menguji keefektifan. Penyesuaian dari penelitian dan pengembangan ini merupakan produk perangkat lunak (software) pembelajaran berupa wahana web. Media web nan dimaksud adalah media interaktif berbasis komputer nan bisa diakses makanya guru dan siswa melalui jaringan internet. B. Tahun dan Kancah Penekanan Ajang penelitian yaitu SMK Negeri Limboro Kabupaten Polewali Mandar dengan subjek penelitiannya merupakan pelajar inferior X kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan dan objek penelitian ialah ki alat pembelajaran berupa web interaktif mata cak bimbingan Produktif TKJ inferior X. Waktu pelaksanaan riset pada semester genap 2022/2016. C. Ideal Pengembangan Model peluasan yang digunakan puas penelitian ini adalah eksemplar pengembangan ADDIE. Alasan pemilihan Model pengembangan ADDIE adalah karena model desain pembelajarannya menyertakan tahapan-tingkatan dasar sistem pembelajaran yang efektif dan efisien serta prosesnya bersifat interaktif, dimana hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bikin fase berikutnya. Strata dalam model ADDIE yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), dan implementasi (implementation). D. Prosedur Peluasan

6
E. Instrumen Pengumpulan Data Instrument yang digunakan untuk pengembangan media pembelajaran interaktif ini yaitu laksana berikut: 1. Wawanrembuk 2. Observasi 3. Pol F. Teknik Analisis Data Data nan diperoleh menerobos organ penilaian dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif mencitrakan (mendeskripsikan) atau menyimpulkan data baik secara numerik (misal menghitung rata-rata) alias secara ilustratif (dalam rancangan diagram maupun grafik) untuk asian bayangan sekilas mengenai data tersebut sehingga lebih mudah dibaca. Amatan data pada pengkhususan ini digunakan bakal memaklumi kelayakan dan efektifitas media web. Kelayakan media web dapat diketahui beralaskan analisis data yang diperoleh berpunca penilaian kelompok reviewer yang terdiri dari dosen ahli, guru dan peserta. Data yang berupa masukan, koreksi saran dan celaan terhadap produk yang dihasilkan, kemudian diseleksi relevansinya oleh pengkaji dengan berkonsultasi kepada dosen penatar. Saran yang dianggap relevan selanjutnya digunakan sebagai objek lakukan merevisi produk. 1. Analisis Validitas Sarana 2. Analisis Kepraktisan Media 3. Analisis Keefektifan Media PEMBAHASAN HASIL Studi Kondisi pembelajaran yang berkarakter konvensional dan tanpa media penerimaan ataupun menggunakan sarana penelaahan nan kurang menyeret mewujudkan siswa menjadi malas bikin sparing, sehingga prestasi nan dicapai bukan maksimal. Hasil yang dicapai selepas berekspansi media pembelajaran interaktif berbasis web dengan pemanfaatan video conference mata pelajaran rani teknik komputer dan jaringan merupakan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran, dikarenakan adanya media pembelajaran yang menghela dan interaktif, serta dapat digunakan kapan semata-mata dan dimana namun. Kebutuhan akan materi pembelajaran dengan mudah diakses oleh siswa adv amat media pembelajaran yang dikembangkan, sehingga proses pendedahan boleh berlanjut sesuai dengan objek pencapaian kurikulum yang suka-suka di SMK Negeri Limboro. Ekspansi media pembelajaran interaktif berbasis web menggunakan software Content Management System (CMS) yaitu moodle. Software moodle yang digunakan yaitu moodle 3.0 yang dilengkapi dengan fasilitas atau fitur video conference (BigBlueButton BN). Tahapan pengembangan alat angkut pengajian pengkajian interaktif berbasis web dilakukan melalui beberapa tahapan yakni tahapan analisis, tahapan desain, peluasan, implementasi, dan evaluasi. 1. Jenjang amatan (Analysis) Pemeriksa menganalisis kebutuhan dengan melakukan observasi di SMK Negeri Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Kegiatan observasi dibagi menjadi dua hierarki yaitu tahapan pertama mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru produktif papan bawah X lakukan mengungkap kondisi pembelajaran yang berlangsung serta hasil kemampuan siswa sepanjang semester 1 dan jenjang kedua peneliti mengkritik ketersediaan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran. Tingkatan observasi permulaan yang dilakukan oleh penyelidik adalah mengecap kondisi yang terjadi kapan proses penataran berlanjut dimana temperatur menguraikan dengan menggunakan media pengajuan berwujud powerpoint. Selain itu, kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah memperalat buku pelajaran bakal mengklarifikasi materi kepada siswa, kemudian peserta mengingat-ingat dipapan tulis. Situasi ini menciptakan menjadikan proses belajar mengajar tidak efisien dikarenakan tahun yang digunakan terbuang belaka bagi mencatat. Faktor lain yang menjadi ingatan peneliti adalah ketika terjadinya kekosongan proses belajar mengajar. Keadaan ini mengakibatkan siswa gelayaran diluar kelas sehingga inferior yang lain terganggu. Selain kondisi penelaahan yang berlangsung, pengkaji juga mengumpulkan data yang berkaitan hasil nan dicapai petatar kelas bawah X selama suatu semester. Tahapan observasi kedua yang dilakukan oleh pemeriksa adalah dengan mengamati ketersediaan fasilitas nan mendukung proses pembelajaran. Ketersediaan 3 makmal yang dilengkapi dengan komputer dimana 2 makmal masingmasing memliki 20 unit PC dan 1 makmal memiliki 12 PC. Sekolah juga telah menyediakan kemudahan berupa jaringan internet atau wifi yang dapat digunakan oleh siswa maupun temperatur. Berdasarkan observasi tersebut, maka dikembangkan wahana pembelajaran yang dapat menarung kegiatan berlatih baik dikelas maupun diluar kelas, sehingga siswa bisa mengikuti proses berlatih mengajar yang lebih menyenangkan serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. Sarana yang dikembangkan adalah media nan dapat membuat siswa lebih tertarik cak bagi mengajuk proses pengajian pengkajian dan mempunyai jihat interaktif dengan memanfaatkan akomodasi jaringan internet. 2. Tahap Perancangan (Design) Tataran perancangan dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang boleh menyundul pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis web dengan memanfaatkan fitur video conference. Informasi tersebut antara tak: a. Perancangan desain produk b. Menyusun materi, soal dan kunci jawaban

7
c. Radas gentur dan perangkat panjang hati 3. Tahap Pengembangan (Development) a. Pembuatan Media Hal yang mula-mula bisa jadi dilakukan pada tahapan pengembangan ialah membuat wahana pendedahan interaktif berbasis web dengan konsep yang sudah dibuat lega storyboard. Lebih jauh melakukan instalasi beberapa software suporter keseleo satunya ialah XAMPP. XAMPP digunakan sebagai server lokal bakal menjalankan media penataran interaktif berbasis web. Sesudah proses instalasi XAMPP selesai, selanjutnya membuat database moodle plong server tempatan (XAMPP). Aplikasi yang akan digunakan sebagai ki alat pembelajaran interaktif berbasis web yakni Moodle 3.0. Aplikasi moodle dapat diperoleh dan diunduh pada situs resmi moodle. Saat moodle sudah terinstal, maka pengguna sudah bisa mengcostumize baik profil, tema, user, alias membuat kursus atau materi. b. Testimoni Media Pemeriksaan ulang suatu media merupakan persyaratan nan mutlak bagi rancangan peluasan sebelum memasuki tahapan ujicoba produk. Validasi yang dilakukan terkait kegiatan evaluasi formatif. Tentang kategori kevalidan pada penelitian ini dilihat berpunca validasi nan dilakukan oleh ahli media nan berasal dari Sekolah tinggi Negeri Makassar ialah Prof. Dr. H. Hamsu Abd. Gani, M.Pd dan Dr. Hendra Jaya, M.T., dengan mandu validasi butir tanya dan validasi produk alat angkut penerimaan. Adapun yang menjadi aspek dan kriteria penilaian kendaraan, yaitu aspek kemenarikan, aspek penggunaan kata dan bahasa, aspek tampilan di layar, aspek perintah, dan aspek desain tampilan. Tes dilakukan dengan mandu membubuhkan label checklist ( ) pada survei validasi media serta pemeriksaan ulang produk alat angkut yang dibuat. Mengenai hasil penilaian validator bisa dilihat lega Tabulasi 4.1. Tabel 4.1 Validasi Ahli Ki alat Berdasarkan data pada tabel validasi pandai media, diperoleh bahwa nilai rata-rata besaran skor media sebesar 3,37 yang berarti bahwa secara mahajana media penataran interaktif berbasis web termasuk dalam kategori bonafide dan layak untuk diuji cobakan dalam proses penelaahan. 4. Tahap Implementasi (Implementation) Tahapan implementasi nan dilakukan makanya pengkaji ialah melakukan uji coba penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis web kepada guru rani TKJ kelas X dan siswa kelas X. Setelah melakukan uji coba pendayagunaan media pembelajaran interaktif berbasis web, kemudian guru dan siswa mengisi angket bagi mengasihkan penilaian terhadap media penataran interaktif berbasis web yang digunakan dalam proses penerimaan mata latihan produktif teknik komputer jinjing dan jaringan. Selain dari pada kegiatan uji coba penggunaan media, dilakukan lagi strata pengamatan aktivitas guru cak bagi mengamati kondisi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis web. a. Kepraktisan Kepraktisan dilakukan tercalit kegiatan evaluasi formatif nan dilaksanakan di tahapan pengembangan. Aspek yang menjadi penilaian kepraktisan media intern peranti penilaian guru merupakan aspek penataran, aspek penggunaan bahasa, dan aspek media. Aspek yang digunakan n domestik instrumen penilaian pesuluh yaitu tampilan isi materi, aspek penggunaan pembukaan dan bahasa, dan aspek eksploitasi kendaraan. Hasil penilaian dapat dilihat sreg Tabel 4.2 untuk respon suhu dan Diagram 4.3 bikin respon siswa. Tabel 4.2 Penilaian Respon Suhu Berdasarkan data pada tabel penilaian respon guru, diperoleh bahwa nilai rata-rata besaran skor media pembelajaran interaktif sebesar 3,67 nan berjasa bahwa secara umum ki alat pengajian pengkajian berbasis web termasuk dalam kategori sangat praktis.

8
Diagram 4.3 Penilaian Respon Siswa Berdasarkan data puas tabel penilaian respon peserta, diperoleh bahwa skor rata-rata total biji media pendedahan interaktif sebesar 3,51 nan bermakna bahwa secara umum media pembelajaran berbasis web termasuk dalam kategori adv amat praktis. b. Kemujaraban Keefektifan dilakukan tercalit kegiatan evaluasi formatif. Evaluasi yang dilakukan di tangga pengembangan ialah untuk mengukur tingkat kelayakan dan keefektifan suatu alat angkut dengan memperalat untai penilaian aktivitas guru. Tentang aspek penilaian aktivitas master dapat dilihat sreg Tabel 4.4. Grafik 4.4 Penilaian Aktivitas Suhu Berdasarkan tabel penilaian aktivitas guru, diperoleh bahwa angka rata-rata total skor media pembelajaran interaktif sebesar 3,67 nan bermanfaat bahwa secara umum media pembelajaran berbasis web termasuk dalam kategori sangat efektif dan layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di SMK Kewedanan Limboro. Konklusi DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengkajian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa: 1. Kondisi pembelajaran di SMK Negeri Limboro masih berwatak baku, merupakan proses pembelajaran yang materinya diuraikan oleh hawa dengan menggunakan ki alat pembelajaran nan tekor menarik ataupun tanpa sarana penelaahan kemudian menyerahkan penugasan kepada siswa dengan materi dan buku yang rendah, sehingga banyak siswa nan tidak mencapai ketuntasan pada kompetensi yang diajarkan. Melihat kondisi tersebut, maka dikembangkan kendaraan pembelajaran yang interaktif dengan pengusahaan video conference berbasis web alat penglihatan tuntunan produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan nan digunakan di SMK Negeri Limboro. 2. Proses pengembangan sarana pembelajaran interaktif dengan eksploitasi video conference berbasis web plong mata pelajaran berada jurusan teknik komputer jinjing dan jaringan di SMK mengadopsi jenis penelitian pengembangan (research and development) dengan model pengembangan ADDIE. Pengembangan media model ADDIE kemudian di modifikasi sehingga tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis web menjadi 4 tahapan yaitu : kajian, desain, pengembangan, dan implementasi. 3. Komoditas ki alat penelaahan interaktif berbasis web yang dihasilkan valid, praktis dan efektif berdasarkan validasi yang dilakukan oleh tukang media, guru dan murid. Kevalidan diperoleh berlandaskan validasi peranti dan validasi dagangan yang dilakukan oleh dua juru media yang terlampau profesional. Kepraktisan diperoleh berdasarkan hasil penilaian hawa dan siswa terhadap media pengajian pengkajian, dimana rata-rata penilaian guru terhadap sarana makmur pada kategori sangat praktis dan umumnya penilaian siswa terhadap media berbenda pada kategori suntuk praktis. Keefektifan diperoleh berdasarkan hasil observasi aktivitas suhu terhadap penggunaan media penerimaan, dimana biasanya penilaian aktivitas hawa terhadap penggunaan media berada pada kategori tinggal efektif B. SARAN Laksana objek pemerolehan yang positif seyogiannya media ekspansi dimanfaatkan sesuai harapan, maka terlazim memperhatikan saran-saran sebagai berikut: 1. Tersedianya kelengkapan pokok dan modul disekolah sebagai incaran bacaan peserta. 2. Pemanfaatan aplikasi media pembelajaran interaktif berbasis web bukan hanya di SMK Negeri Limboro, melainkan oleh seluruh sekolah kejuruan nan ada di Kabupaten Polewali Mandar.

9
3. Pihak sekolah dapat menambahkan bandwith jaringan mudah-mudahan penggunaan video conference makin optimal. Daftar bacaan Agus Haryawan Pengembangan Wahana Pendedahan Interaktif Sebagai Simpatisan Pidato Jaringan Komputer jinjing Di Politama(Online), Vol. XIV, No. 1, ( eknosains/article/view/139/ 163, Diakses 20 Maret 2022). Andi Darussalam Ekspansi Media Pembelajaran Berbasis Web Interaktif (Blog) Lakukan Meningkatkan Tembung Belajar Pada Alat penglihatan Pelajaran Pemasaran Online Sub Kompetensi Dasar Mereka cipta Website(Online), Vol. 3, No. 2, ( article/view/12055/15656, Diakses 20 Maret 2022). Aprinal Adila, Yustini & Guspian, Reza Video Streaming dengan VideoLan Project(Online), Vol. 1, No. 2, ( article.php?article=58441&val=4379), Diakses 7 September 2022). Arda. Saehana, Sahrul. & Darsikin Pengembangan Media Penelaahan Interaktif Berbasis Komputer Bikin Murid SMP Kelas VIII(Online), Vol. 3, No. 1, ( rasains/article/viewfile /4156/3092, Diakses 20 Maret 2022). Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara : Yogyakarta. Ariona, Rian Sparing HTML dan CSS: Turorial fundamental intern mempelajari HTML & CSS(Online), ( Diakses 2 Maret 2022). Arwizet K Pendidikan Kejuruan Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kualitas Human Capital. Prosiding Konvensi Kebangsaan Perhubungan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 ( ). Bandung: FPTK Institut Pendidikan Indonesia. Azwar, Saifuddin Keterjaminan dan Kebenaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basyiruddin Usman dkk Ki alat Penelaahan. Jakarta: Ciputat Pers. Daryanto Media Pembelajaran Peranannya dulu Penting Dalam Menyentuh Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Wahana. Kementerian Pendidikan Kebangsaan Kamus Besar Bahasa Indonesia Muslihat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Depdiknas Undang-Undang No 20 Hari 2003 tentang Sistem Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.Depdiknas. Djojonegoro, Wardiman Pengembangan Sumber Daya Turunan Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset. Gafur, Abdul Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Gunardi, I Made dan Lirva Joomla Website Magic : dengan joomla bakal website semudah memasak mie instan. Jakarta: Jasakom Haswadi H Ekspansi Media Pendedahan Interaktif Perakitan Komputer Berbasis Android Pada SMK Negeri 1 Sulawesi Selatan. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: Programa Pascasarjana UNM. Hidayanto, Dwi N Pengembangan Profesionalitas Suhu Incaran Pelatihan Pendidikan Dan Latihan Profesi Temperatur (PLPG). Samarinda : FKIP Universitas Mulawarman. Master Dukom Menjadi Master Website privat Hitungan Menit. Bekasi: Dunia Komputer. Mulyatiningsih, Endang Metode Penyelidikan Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Pandev, Harsha & Pande, P. Video conferencing: An Efficient E-Learning Tool for Distance Education. International Journal of Innovation and Scientific Research(Online), vol. 10, No. 2 ( journals.org/abstract.php?article=ijisr , Diakses 7 September 2022). Pemerintah Republik Indonesia Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Masa 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

10
Pengembangan, Dan Penerapan Guna-guna Pemberitahuan Dan Teknologi. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Purnomo, Tanzil. & Damayanti, Endah Pemrograman Web 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan & Peradaban. Rohit. & Sharma, Himanshu Performance Measurement and Analysis of Video Conferencing. International Journal of Computer Applications (online), Vol. 69, No. 16 (research.ijcaonline.org/volume69/number16 / pxc pdf, Diakses 7 September 2022). Tessmer, M. & Richey, R The role of context in learning and instructional design. Educational Technology Research and Development. Th. Sukardi Implementasi Bimbingan Kejuruan Di Jurusan Mesin Smkn 2 Wonosari. Kronik Penajaman dan Evaluasi Pendidikan(Online), ( Diakses 10 Februari 2022). Wiryokusumo, Iskandar Hakikat Peluasan(Online), y/7-lain-lain/1-artikel/ pengembangankurikulum/, Diakses 10 Februari 2022). Rusman Berlatih dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Sari, Elisa Valenta. Ekonomi Melambat, Pengangguran Indonesia Makin(Online), ( /ekonomi-melambatpengangguran-indonesia-bertambah/, Diakses 20 Maret 2022). Seels, B.B. & Richey, R.C. (1994). Instructional technology: the definition and domains of the field. Washington: Association for Eductaional Communications and Technology. Setiawan, Ebta Kamus Besar Bahasa Indonesia(Online), ( Diakses 20 Maret 2022). Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar(Online). ( 24/ki alat-penelaahan/, Diakses 10 Februari 2022). Sugiyono Metode Pengkajian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Taufiqqurahman Kurikulum Pemulihan Sosial Berbasis Kearifan Budaya Sasak. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan UM ( ). Malang: Universitas Provinsi Malang.

Source: https://docplayer.info/61562153-Pengembangan-media-pembelajaran-interaktif-berbasis-web.html