Lagu Tari Tanggai Sumatera Selatan

Halo anak nusantara! Jikalau mendengar tanda ii kabupaten Palembang, barang apa nan ada di benak kalian? Pasti hanya makanan khasnya belaka, yaitu Pempek. Padahal, kota Palembang pula punya hal keren lainya, salah satunya adalah Tari Tanggai. Kalian baru mendengar nama seni tari ini?

Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai: asal usul, properti Tari Tanggai, baju Tari Tanggai, dan gerakan seni tari yang berpangkal dari Palembang, Sumatera Selatan. Mari kita gali jauh lebih dalam tentang joget tradisional ini.

Asal Usul

Tari Tanggai berasal terbit Palembang, Sumatera Selatan. Seperti kita ketahui, Palembang adalah pusat kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh Wangsa Syailendra. Tari Tanggai koteng adalah ritual ufti dari mahajana Budha di kawasan Sumatera Daksina, dengan mengangkut  sejumlah persembahan yang berisi buah serta bineka jenis rente pada zaman sangat.

Tarian ini adalah salah satu buram akulturasi antara budaya masyarakat asli dan para pembawa agama Buddha berpokok Cina. Oleh karena itu, banyak memiliki kemiripan dengan tarian nan terdapat di Cina.

Tari Tanggai adalah salah satu tarian yang tergolong lanjut umur. Tarian ini dianggap sakral dan murni karena bertujuan mengantarkan persembahan kepada batara-haur para penganut agama Buddha. Oleh karena bagan ajojing ini berupa tari persembahan, maka lain bisa merawang untuk ditarikan, dan doang dapat dilaksanakan secara bebuyutan.

Kesenian ini juga luang dilarang lega masa penjajahan pemerintah Belanda. Lambat laun sehabis masa kolonialisme, Tarian Tanggai mulai dilirik pun. Sampai sreg kesannya, Tarian khusus Palembang diangkat sebagai riuk satu dansa penyambutan makanya kooperasi antara Elly Rudi dan Anna Kumari, para penggiat seni dari Sumatera Selatan.

Makna Tari Tanggai Sumatera Daksina

Dalam Tari Tanggai Sumatera Selatan, ada plural makna yang terkandung seperti ungkapan selamat datang terbit orang yang mempunyai cirit kepada para pengunjung dan disimbolkan dari setiap gerakan tarian ini. Tamu diibaratkan sebagai raja, atau berarti, koteng pengunjung harus diperlakukan seindah mungkin.

Keramahan dan juga rasa puja tergambarkan menerobos rahmat kata sambutan kepada keseleo satu atau beberapa tamu kehormatan nan dilakukan makanya pelecok satu penari. Pemberian sekapur sirih ini menyimbolkan bahwa tamu tersebut masin lidah baik oleh masyarakat Palembang.

Kepentingan

Pada dasarnya, atraksi Tari Tanggai Sumatera Daksina berfungsi untuk memegang tamu yang menengah berkunjung ke Palembang, atau dipertontonkan dalam upacara akad nikah sifat Palembang.

Seiring dengan urut-urutan zaman, Tarian ini dapat dipentaskan intern berbagai acara, seperti program kedinasan pejabat negara, pagelaran festival budaya, acara organisasi, atau pagelaran seni di sekolah.

Dansa Tanggai menandakan bahwa masyarakat Palembang adalah masyarakat yang membengang. Masyarakat  Palembang sangat menghormati kehadiran tamu yang mampir ke kediaman mereka.

Propaganda Tari Tanggai

Jika kita berucap mengenai seni tari, tentu tidak jauh dari persuasi gemulai para penarinya. Keanggunan Tari Tanggai Sumatera Kidul boleh dilihat dari kampanye Tari Tanggai gemulai yang dibalut busana area yang tunggal.

Rangkaian gerakan Tari Tanggai Sumatera Selatan terbagi menjadi tiga bagian, adalah manuver awal, usaha inti dan gerakan akhir. Gerakan diawali ikut dengan posisi sembah, gerakan borobudur puja, kampanye sembah berdiri, kronologi keset, kecubung mengalir perlahan-lahan asal kanan kiri, kecubung berdiri atas kanan kiri, dan ukur benang.

Setelah itu memasuki gerak tarian babak inti, gerakan biasanya terdiri berpangkal tutur hadis, hormat duduk, ucap rente duduk kanan dan kiri, stupa kanan dan kidal, tutur sabda, borobudur, dan ukur benang.

Untuk propaganda terakhir terdiri pecah n sogokan angkatan kanan kiri, nyumping kanan kiri, mendengar takut kanan kidal, tumpang sutra, ulur lawe berdiri kanan kiri, sembah berdiri, borobudur berdiri, dan borobudur puja.

Kamil Lantai

Untuk kamil lantai sendiri, Disko Tanggai ini menerapkan pola lantai aksara V, mendatar dan juga buntar. Pola ubin abjad V di tarian ini membentuk posisi melengkung, ataupun bertambah tepatnya meruncing karena merujuk pada fonem V yang terdidik oleh 5 basyar penandak.

Busana Tari Tanggai

Tarian Tanggai berasal semenjak Palembang. Sekiranya menggunjingkan mengenai dansa tradisional ini, tentu tidak jauh dengan busana/busana adat Palembang . Berikut adalah 4 macam tata busana atau kostum yang dikenakan dalam pertunjukan dansa ini.

1. Aesan Gede

Pakaian tari tanggai yang permulaan ialah Aesan Gede. Aesan Gede terdiri atas Cempako, Kalung Kebo Mungga, Kasuhun, Kecak bahu, Kembang rai, Kembang Songket, Galang Gepeng, Gelang kano, Kerokot malang, Gelang sempuru, Pending, Selempang, Sewet songket, Sumoing, Suri/sisi, dan Teratai.

2. Aesan Dodot

Rok Tari Tanggai nan kedua adalah Aesan Dodot, yang terdiri atas Bunga bentang, Cempako, Bilang-bilang Penyok, Gelang Kano, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kemben Songket, Pending, Selempang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, dan Teratai.

3. Aesan Selongsong Sangkong

Rok Tari Tanggai selanjutnya adalah Aesan Kemasan Sangkong. Manajemen busana ini terdiri atas Baju Kirung Beludru, Bunga Bentang, Cempako, Gelang, Bilang-bilang Gepeng, Bilang-bilang Sempuru, Gelung Malang, Rantai Kebo Munggah, Kelapo Setandan, Cangkang Sangkong, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, Suri/ garu, dan Teratai.

4. Selendang Mantri

Baju Tari Tanggai keempat adalah Selendang Dukun yang terdiri atas Gelang Biduk, Gelang Malang, Terpesuk Sempuru, Kalung Kebo Munggah, Kembang Sempur, Kembang Songket, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Suri/tercocok, dan Teratai.

Cak bagi catatan, baju Tari Tanggai harus menyerang pementasan apa yang dilakukan. Laksana contohnya, ketika pementasan nan berlangsung dalam acara pernikahan, penayub tidak diperbolehkan mengenakan Aesan Gede.

Situasi ini dikarenakan pengantin sudah memakai Aesan Gede. Penari dapat menggunakan baju Tari Tanggai yang lain, seperti mana Aesan Dodot, Aesan Pak Sangkong, dan Sandang Mantri.

Nasib baik Tari Tanggai

Sesudah kita berujar akan halnya baju Tari Tanggai, kita akan membahas properti Tari Tanggai. Gaun yang dikenakan makanya para penari pasti akan dilengkapi dengan properti khas provinsi Palembang, seperti contohnya Pending, dadat, kalung, kembang otot (ranai), sanggul malang, kembang goyah, tajuk cempako dan, pasti namun, Tanggai (kuku pangkat palsu nan terbambang di kedelapan jemari tangan penari).

Dibawah ini adalah penjelasan cak bagi bilang properti yang dipakai maka itu penari.

1. Kembang Goyang

Kembang Goyang adalah salah satu peruntungan Tari Tanggai yang digunakan dalam buram sanggul. Biasanya, bahan yang digunakan adalah kuningan, tembaga, perak, maupun emas, bahkan kadang juga mempunyai tambahan berupa permata, dengan tujuan supaya terlihat lebih mewah.

Seperti namanya, Kembang Goyang ini bisa ikut bersirkulasi gerak atau gegar pada detik berjoget, hal ini dikarenakan adanya pegas di dalam nasib baik tersebut. Selain itu, Kembang Goyang ini kembali dikenakan kerumahtanggaan busana rasam Jawa, Bali, dan Sunda.

2. Kejai Songket

Properti Tari Tanggai lebih lanjut adalah Kain Songket. Kain Songket adalah kejai tenun tradisional yang termasuk dalam jenis tiras brokat berpangkal masyarakat melayu, seperti Brunei, Malaysia,dan Indonesia. Reja Songket sendiri dibuat dengan prinsip ditenun secara
manual
dan terbuat dari benak perak dan emas.

Tujuan pemilihan benang yang berwarna metalik ini berniat bakal memberikan kesan cemerlang dan berkecukupan karena benang dengan warna metalik dapat memantulkan seri serta memberi efek kilauan. Di luar mulai sejak properti Tari Tanggai, Cemping Songket juga dipakai oleh publik n domestik rumpun jawi momen menghadiri bervariasi acara formal.

3. Kalung

Milik Tari Tanggai yang suatu ini umumnya terbuat berusul emas putih, perak atau bahkan emas. Tetapi ada juga nan terbuat terbit sejumlah alamat fertil lainya seperti intan, permata atau rangkaian mutiara.

Seiring perkembangan zaman, bahan pembuatan kalung menjadi semakin variatif dan menyesuaikan keadaan., contoh mangsa nan digunakan seperti tembaga, ubin, besi ringan, tin, moluska, rotan, atau plastik. Rantai properti Tari Tanggai ini kebanyakan berbentuk rantai dengan tambahan liontin atau bandul sebagai pelengkap.

4. Tepak

Properti Tari Tanggai satu ini berbentuk kotak persegi tingkatan yang biasanya diisi daun sirih, tembakau, gambir, pinang, dan kapur. Berbagai ragam jamuan tersebut bertujuan untuk menjadi
suguhan
bagi para tamu yang datang karena pada zaman dahulu kebiasaan umum masih suka gayem sirih alias makin dikenal dengan nyirih.

Seiring jalan zaman, jamuan yang diberikan juga berubah. Sekarang, isi dari Tepak tersebut dapat berupa coklat, permen, atau camilan mungil lainnya. Tepak yaitu properti yang wajib dibawa maka itu penandak intern tarian ini.

5. Tanggai ataupun Kakas Palsu

Berbicara tentang tarian tradisional Sumatera Selatan ini  tapi tidak ceratai tentang Tanggai itu sendiri. Tanggai yaitu properti Tari Tanggai yang substansial paesan kuku palsu yang berbentuk panjang dan runcing. Tanggai dipasang di ujung ujung tangan tangan.

Umumnya terbuat berpunca mangsa begitu juga selaka, tin, alias tembaga. Intensi terbit adanya Tanggai adalah untuk memberi kesan lantik pada jari sang penari, sehingga terlihat jauh lebih indah saat meronggeng. Dapat dikatakan, Tanggai adalah elemen utama dari tarian ini sendiri. Seandainya tidak terserah Tanggai, karuan mutakadim berbeda lagi kesannya.

Iringan Musik

Tarian khusus Palembang ini juga memiliki iringan musik tersendiri. Nada yang mengiringi joget ini terdiri dari dua anasir musik yang berbeda. Iringan musik yang pertama umumnya dimainkan seperti mana orkestra, yang terdiri dari gong, biola, redap, akordion, dan sebagainya.

Lantunan musik ini berguna ibarat pengatur ritme sekaligus memberikan identitas kebudayaan Melayu. Alunan musik yang kedua merupakan syair. Syair ini akan dibawakan oleh seorang penyanyi mengajuk ritme instrumen, dan syair nan dipakai dalam joget ini adalah tembang yang berjudul “Heksa- Bersaudara”.

Pemilihan dari syair ini berpokok dari pantangan dari lagu dan Tari Gending Sriwijaya karena alasan politis sreg tahun 1965, oleh karena itu Joget Tanggai versi Elly Rudi diciptakan dengan diiringi syair “Enam Tali pusar”.

Demikian penjelasan dari Museum Nusantara tentang asal usul, nasib baik,kampanye dan rok Tari Tanggai yang berasal Sumatera Kidul. Tarian Tanggai yang berasal dari Sumatera Daksina ini adalah pelecok satu peninggalan dari tanah Palembang nan berarti.

Baca juga:

Tari Gong: Asal Usul, Peruntungan, Pola Lantai, & Jumlah Peronggeng

Betapa indahnya kebudayaan nan mampu di Palembang dan juga mempelajari kegagahan dari tarian ini melalui apa yang dilihat bersumber setiap gerakannya dapat dinikmati semua persuasi seni tari ini . Jika kalian kepingin menonton secara langsung tarian ini, kalian bisa banget berkunjung ke Palembang, Sulawesi Selatan ataupun menonton videonya di internet.