Puisi G 30 S Pki
![]() |
G30S PKI. Sumur: Tribunnews.com |
Hai, Sobat Guru Generator!
Tiga puluh September telah tiba, rasanya per dari kita bakal mengingat pula segenap kisah pemberontakan para pahlawan sirkulasi privat menghadapi pasukan komunis.
Yup, hal tersebut biasa kita kenal dengan Propaganda 30 September atau yang lazim disingkat dengan G30S/PKI.
Peristiwa pengkhianatan yang terjadi sreg 30 September-01 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta ini bercerita adapun heksa- perwira tangga dan satu perwira menengah TNI-AD Indonesia beserta seberinda pejuang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.
Catatan masa lepas mengisahkan bahwa ketujuh pahlawan revolusi tersebut dibunuh, disiksa secara keji, serta dikubur ke dalam lubang buaya sreg 30 September oleh pasukan PKI.
Akan halnya gaungan peringatan G30S/PKI nan kita lakukan setiap tanggal 30 September adalah keseleo suatu upaya untuk menghormati jasa para pahlawan diseminasi nan luruh privat situasi penuh pembawaan.
Lebih daripada itu, di sini Gurupenyemangat.com juga sudah lalu menyiapkan beberapa contoh puisi tentang G30S PKI.
Kumpulan puisi tentang G30S PKI singkat ini berkisah adapun gaung buaya, aliran, serta kebesarhatian kita terhadap perbantahan para pahlawan.
Langsung disimak namun, ya:
Puisi G30S PKI: Malam Berbakat
Lilin lebah terburuk lakukan kurenungi
Bersama kesaksian cahaya tandus
Hati ini tergerus
Oleh sapaan semak belukar yang berbau harum
Dengan daun-daun sedih yang tak sanggup mesem lagi
Malam berdarah
Malam di mana pahlawanku dibantai oleh PKI
Tiga puluh September penuh tragedi
Ketika para pahlawan menempuh jalan hening
Membentuk hatiku menggeliat
Ingin rasanya balas antipati
Kelihatannya nan tega melihat kucuran talenta cegak
Dipendam dalam gorong-gorong kekejaman
Mumbung penyabotan
Kejam sekejam-kejamnya cerca
Mengecundang kelamnya langit
Hitam legam
Sehitam-hitamnya impian malam untuk tidur nyenyak
Menumpuk berjuta mohon akan kedamaian
Memangnya kau sehebat itu?
Lain semudah itu menimbuni perian depan
Siksamu lain sedikit pun kreatif meluputkan keadilan
Tawa dan nafsumu yang temaram,tidak dengan impian
Terendam bersama wajah-wajah setan
Terkubur dalam sepedih-pedihnya rintihan
Malam berdarah
Tawa angkara murkamu akan segera jadi bias
Talenta yang kau timbun akan segera bertunas
Karena tidak selamanya hutan dikuasai hewan tebal hati
Cak semau saatnya mereka akan jadi ampas
Mati berat ekor
Ditimpa bencana gunung yang tajam dan gigih
Karena periode depan akan segera memaksudkan balas
Karya: Ozy V. Alandika
Boleh Baca:
Bait-bait Pantun bikin Pahlawan Indonesia
Puisi: Revolusi Harga Mati
Revolusi itu harga mati
Ada saatnya seorang bayi ingin buru-buru ngeri
Berkicau tentang angan-angan sembari berlari
Bersedia dan menerima kuat dan berdikari
Distribusi itu harga senyap
Terserah saatnya seorang akil balig kepingin melompat tinggi
Tidak lagi cuma merapal janji
Karena tes jadi bagian harga diri
Revolusi itu harga hening
Ingatlah pengorbanan para pahlawan Bumi Pertiwi
Mereka lebih-lebih tertimbus di terowongan sirep
Dibantai maka itu PKI
Diseminasi itu harga mati
Coba kau setel lagi kisah pedih tiga puluh september
Tampak biadabnya komunis yang ingin menggulingkan provinsi
Sementara itu tidak akan semudah itu superior kita lengser
Arus itu harga nyenyat
Kejahatan tiada akan pernah awet
Jangan biarkan impian negeri mati suri
Karena impian akan jadi nyata saat kita beraksi
Aliran itu harga mati
Hargailah jasa para pahlawan daerah
Mereka berkorban sonder peduli dengan permakluman diri
Yang penting akan ada kabar baik pada besok pagi
Revolusi itu harga mati
Jadilah engkau momongan kebesarhatian negeri
Gapailah cita-cita dan jangan lupa berbakti
Karena kerap dan upaya tidak cukup namun doang janji
Karya: Ozy V. Alandika
Puisi: Jasad Revolusi
Aku bukan dapat melihat air ain nan berlumuran darah
Yang memadat dengan semayam tubuh di lubang bingkatak
Dengan dandan pekat lebih berusul semata-mata merah
Perjuangan berdarah-darah
Dibantai oleh PKI yang mengingkari tulusnya upaya
Aku enggak bisa melihat talenta kental yang sudah mengering bersama kapling
Jasad persebaran terkubur dengan benguk yang seduka-dukanya benguk
Sepi bukan bergerak
Sembunyi-sembunyi menahan lampau menembak
Membunuh impian negeri yang tergenggam
Kau pikir revolusi akan mati?
Sungguhpun jasad termakan makanya cacing tanah
Damba revolusi akan terus terbentang
Cacing yang akan mati
Lewat cita-cita bersemi
Terpasang jauh sepanjang mata ini memandang
Perputaran bukan seperti kapal karam
Bukan impian yang temaram
Enggak amukan sang singa yang kebetulan madya geram
Bukan wajah-wajah duka yang merengut
Bukan tumpukan jasad yang kuburnya burung laut disiram
Peredaran adalah;
Ia tersenyum bersama otonomi area yang membahana
Karya: Ozy V. Alandika
Sajak G30S PKI: Gaung Durjana
Kaki melangkah, mengirimkan raga menyusuri lembah durjana. Labium pucat bergetar tatkala kilangangin kincir sunyi menusuk jiwa.
Entahlah
Seram
Membekam
Adem
Semua bercampur-aduk menggetarkan tungkai. Derap awalan terpaku ke lubang yang semakin lama semakin tertentang kirana.
Menangis hati ini, bergetar hebat jasad ini. Persiapan terhenti tepat di lubang kematian. Sunyi yang awalnya menjadi teman, tergantikan dengan teriakan-teriakan nan mematikan.
“Apa ini! Kepalaku lindu mendengarnya!”
Ingin rasanya kuberteriak, namun tak sanggup nada ini keluar. Terpejam netra, terputar tradegi kala itu.
Peralihan kekuasaan dengan alibi yang menyakitkan.
Tubuh yang menjadi radas kehancuran. Si kecil bukan berdosa kembali menjadi tumbal kehausan. Bodi lemah terkolek-kolek, dilemparkan dengan tiada rasa ampun.
Malam itu, genosida maka itu sosok buas. Tujuh Jendral bubar tragis, ulah lain berhati para iblis.
Enggak ada yang menolong
Tak suka-suka nan peduli
Anak bini menangis tiada henti
Tak ada yang dapat dilakukan
Pleidoi atas keadilan
Pertahanan atas perjuangan
Meski bakat segar bertumpah di paluh.
“Gaung enggak berhati, menjadi martir hilangnya anakan Pertiwi.”
Tersadar dari lamun, semerbak anyelir putih menusuk hidung. Aura kegundahan semakin memancar. Lubang kekejaman basah berasama dengan turunnya rintik air Halikuljabbar.
Karya: Khairia Nurlita
Puisi: Berbesar hati dengan Pahlawan
Aku berbangga dengan para pahlawan
Gagah bagak dalam berjuang
Persebaran tergaung mencecah peledak
Berani mati; tidak sebagai pecundang
Aku bangga dengan para pahlawan
Berguling mereka berjuang di genangan
Gua buaya jadi martir pertumpahan
Sungguh tiga puluh September berlumur kesedihan
Aku bangga dengan para pahlawan
Yang tidak gentar atas segala gertakan
Meski komunis menuntut penggulingan
Persatuan dan kesatuan tetap dipertahankan
Aku berbangga dengan para pahlawan
Sebagaimana aku bangga kepada diriku sendiri
Bangga dengan tulusnya mereka atas pengorbanan
Dan bangga telah menjadi babak dari negeri
Kebanggaan ini lain layak dengan kata-alas kata
Aku harus terus belajar dan senantiasa berdoa
Berjuang untuk kegembiraan keluarga
Juga tulus mengabdi kerjakan kemajuan negara
Karya: Ozy V. Alandika
Bisa Baca:
Syair Mengenai Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia
*
Yup. Demikianlah tadi untaian bait sajak mengenai G30S PKI, korok buaya katak, setakat pahlawan revolusi. Marilah kita teruskan perjuangan para pahlawan nasion.
Salam.
Source: https://www.gurupenyemangat.com/2021/09/puisi-tentang-g30s-pki-singkat.html
Posted by: soaltugas.net