Teori Beban Kerja Mental Dalam Pembelajaran Matematika
Jurnal Pendidikan dan Pengajian pengkajian Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
ISSN 2460-7800
Cara- PRINSIP TEORI BEBAN Psikologis DALAM MERANCANG Wahana PEMBELAJARAN MATEMATIKA Vivin Seri Afidah Guru SMP Wilayah 1 Lumajang email: [email protected]
Tanwujud: Kendaraan pendedahan adalah salah satu onderdil sistem penerimaan. Tanpa media, proses penataran sebagai proses komunikasi juga tidak akan dapat berlantas secara optimal. Penggunaan media dalam penelaahan boleh membantu pesuluh dalam memberikan asam garam yang berguna bagi siswa dan bisa mempermudah pesuluh intern mengarifi sesuatu yang sempurna menjadi makin konkrit. Alat angkut pembelajaran interaktif merupakan pelecok satu jenis media pembelajaran. Dalam mengembangkan media pembelajaran interaktif teristiadat ki memenungkan beban psikologis pesuluh. Teori yang membicarakan pikulan kognitif adalah Cognitive Load. Berdasarkan teori tanggung kognitif (cognitive load theory), agar tercapai pengajian pengkajian yang efektif, peluasan media interaktif harus boleh mengurangi pemrosesan beban psikologis extraneous, mengatak pemrosesan kewajiban kognitif intrinsic, dan kontributif mengembangkan pemrosesan beban kognitif germane. Introduksi Sentral: teori beban kognitif, wahana pembelajaran ilmu hitung
penataran meliputi kegiatan 5M ialah
PENDAHULUAN dilaksanakan
mengamati, menanya, menalar, mencoba,
serentak di beberapa sekolah pada tahun
dan mewujudkan jejaring. (Kementrian
latihan 2022/2016. Pada penelaahan
Pendidikan dan Tamadun, 2022: 186-
matematika,
189)
Kurikulum
2022
kurikulum
2022
mengistimewakan proses penataran yang
Guru
dituntut
bikin
mampu
berbasis pemisahan problem, memurukkan
melaksanakan pendekatan ilmiah kerumahtanggaan
dan menginspirasi siswa cak bagi berpikir
pembelajaran.
secara perseptif, analistis, dan tepat privat
kegiatan mengamati nan ada pada
mengidentikasi mendorong
tahap
serta
pendekatan ilmiah, menuntut master untuk
bagi
bernas
menyodorkan/ menyajikan media obyek
pesuluh
nan
dgunakan
kurikulum 2022 ialah ilmiah.
pada
masalah,
mengaplikasikan materi pembelajaran. Pendekatan
Misalnya
Pendekatan
dalam
pendekatan
ilmiah
dalam
secara nyata. Penguraian incaran dapat dalam slide power point alias ki alat penerimaan
multimedia.
Selain
itu
pendekatan ilmiah menuntut suhu bagi
Vivin Nur Afidah: Pendirian- Kaidah Teori Beban Kognitif Privat Merancang Media Pembelajaran Matematika
72
Surat kabar Pendidikan dan Penataran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
ISSN 2460-7800
berbenda dalam melaksanakan kegiatan
dimanipulasi
pembelajaran
perintah pecah suatu presentasi.
stategi
baik
privat
pendedahan,
pemilihan
metode
pem-
untuk
Dalam
merancang
belajaran atau kendaraan pembelajaran
pembelajaran,
yang relevan.
menyampaikan
Media
pembelajaran
mengendalikan
media
seringkali bentuk
guru
kartun
yang
menempati
berniat bakal menggandeng ingatan siswa,
posisi nan cukup utama sebagai keseleo
selain itu terkadang guru manampilkan
suatu suku cadang sistem pembelajaran.
gambar induk bala atau artis yang sedang
Minus
“ngetren” untuk menarik ingatan murid.
media,
proses
pembelajaran
bak proses komunikasi kembali tidak
Guru
akan bisa berlanjut secara optimal.
pengolahan informasi di dalam sejarah
Media pembelajaran adalah komponen
(pentolan).
terstruktur
pembelajaran
mengarifi bahwa tayangan ataupun isi
(Daryanto, 2022:6). Penggunaan media
kerumahtanggaan ki alat pembelajaran mengaruhi
internal penelaahan dapat membantu
kewajiban kognitif siswa.
semenjak
sistem
murid kerumahtanggaan memberikan pengalaman
kurang
mengupas
Banyak
Internal
master
proses
yang
belum
mengembangkan
sarana
yang bermanfaat kerjakan pesuluh. Penggunaan
pembelajaran
kendaraan penerimaan dapat mempermudah
merenungkan muatan kognitif murid.
murid dalam memahami sesuatu yang
Teori yang membicarakan pikulan kognitif
abstrak menjadi lebih konkrit.
yaitu Cognitive Load Theory (CLT)
Sarana yaitu
pendedahan pelecok
suatu
interaktif
jenis
wahana
interaktif
teradat
yang dikemukakan maka itu John Sweller. Teori
ini
didasarkan
plong
pernah
pengajian pengkajian Menurut Prastowo (2011:
psikologis (cognitive architecture) yang
329) sekarang ini, sudah tiba banyak
berilmu sejarah kerja ( working memory)
orang yang memanfaatkan bulan-bulanan didik
adv minim dengan unit penggodokan yang
interaktif karena di samping menjujut,
terbagi menjadi dua yaitu perebusan
bahan ajar ini juga menggampangkan bagi
informasi
penggunanya dalam mempelajari materi.
informasi audio. Sweller mengasingkan
Bahan ajar interaktif yaitu objek ajar
sumber-sumber muatan kognitif kerumahtanggaan
yang
ki alat
memori kerja menjadi 3 yaitu 1) beban
pembelajaran (audio, video, teks, atau
psikologis intrinsic (intrinsic cognitive
grafik)
load), 2) beban serebral extraneous
mengkombinasikan
yang
oleh
penggunanya
optis
dan
pengelohan
(extraneous cognitive load) , dan
Vivin Nur Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Privat Menciptaan Media Pembelajaran Ilmu hitung
3)
73
Jurnal Pendidikan dan Pengajian pengkajian Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
beban
kognitif
germane
(germane
2.
cognitive load) (Sweller, 2010: 40). Semoga tercapai
penelaahan
Beban
kognitif
Extraneous
(Extraneous Cognitive Load)
efektif,
Bahara kognitif extraneous bergantung
interaktif harus
plong prinsip penyampaian materi yang akan
dapat mengurangi pemrosesan beban
dipelajari. Penataan dan penyajian materi
serebral
yang baik dapat menurunkan bahara
pengembangan media
nan
ISSN 2460-7800
extraneous,
menata
pemrosesan beban kognitif intrinsic, dan
kognitif
membantu meluaskan pemrosesan
materi tidak dirancang dengan baik maka
beban
terjadi pemrosesan kognitif yang bukan
kognitif
germane
(Mayer&
Moreno, 2010: 134). Sweller
extraneous.
Jikalau
penyajian
relevan dan efisien (Mayer, 2009: 74).
memperlainkan
sumber-
3.
sumber bahara kognitif intern memori
Bahara Kognitif Germane (Germae Cognitive Load)
kerja menjadi 3 yaitu 1) bahara kognitif
Proses serebral germane tersebut terjadi
intrinsic (intrinsic cognitive load), 2)
secara kodrati takdirnya memang terserah muatan
beban kognitif extraneous (extraneous
di working memory yang kosong akibat
cognitive load) , dan 3) muatan serebral
semenjak minimalnya beban serebral intrinsic
germane
dan ekstrinsik. (Sweller, 2010: 44).
(germane
cognitive
load)
(Sweller, 2010: 40).
Tetapi, proses tersebut boleh dipengaruhi
1.
Muatan Kognitif Intrinsic (Intrinsic
oleh ki dorongan dan sikap siswa terhadap
Cognitive Load)
materi nan dipelajari (Mayer& Moreno,
Muatan psikologis intrinsic bergantung plong tingkat
kekompleksan
materi
2010: 133).
yaitu
Maksud
merancang
alat angkut
seberapa banyak elemen yang ada dan
pembelajaran multimedia adalah cak bagi
bagaimana partikel -unsur tersebut saling
mengurangi pemrosesan tanggung kognitif
tersapu. Sekiranya cak semau banyak unsur dalam
extraneous, mengatur pemrosesan beban
materi tersebut dan saling tercalit dengan
kognitif
pendirian yang rumit maka muatan kognitif
mengembangkan
pemrosesan
intrinsic-nya tingkatan. Sebaliknya, beban
psikologis germane
(Mayer & Moreno,
kognitif intrinsic rendah takdirnya materinya
2010: 134).
tidak berat adalah masing-masing unsur
1.
kerumahtanggaan materi tersebut boleh dipelajari
intrinsic,
Mengurangi
dan
kondusif
Pemrosesan
barang bawaan
Beban
Kognitif Extraneous
secara terpisah dan gampang (Mayer,
Multimedia harus boleh meminimalkan
2009: 73).
banyaknya pemrosesan beban kognitif
Vivin Nur Afidah: Mandu- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Merancang Media Pembelajaran Matematika
74
Jurnal Pendidikan dan Penataran Ilmu hitung (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
ISSN 2460-7800
extraneous yang tidak kontributif proses belajar dan diperlukan pelajar. Cara bagi meminimalkan serebral
pemrosesan
extraneous
adalah
beban dengan
menerapkan 5 cara dalam mendesain multimedia. antara
Prinsip-cara
lain
koherensi,
tersebut
(1a)
redundansi,
signaling, temporal contiguity, spatial dan contiguity. a.
Cara koherensi yakni siswa bisa berlatih makin baik jika materi ekstra disisihkan daripada dimasukkan. Prinsip koherensi dipecah menjadi
(1b)
3 versi yang saling melengkapi.
Susuk 1a slide tanpa memperalat prinsip koherensi yaitu adanya gambar dan tulisan yang enggak revelan dengan materi manfaat. Gambar 1b slide menggunakan prinsip koherensi
Versi pertama adalah pembelajaran terganggu
jika
kata-pengenalan
dan
gambar- susuk menghirup, namun enggak
relevan
ditambahkan
ke
b.
Prinsip redundansi yakni redundant
presentasi multimedia. Versi kedua
(pengulangan) bacaan pada jib yang
adalah penerimaan terganggu jika
menghasilkan pemrosesan extraneous.
suara dan musik menyeret, doang
Hal ini dikarenakan siswa berusaha buat
tidak relevan ditambahkan pada
mencocokkan dua aliran sumber verbal
presentasi multimedia. Versi ketiga
nan datang (adanya suara dan pustaka yang
adalah
menjadi
separas) dan mengamati kartun untuk
meningkat takdirnya kata-alas kata yang bukan
menemukan hubungan antar elemen introduksi
diperlukan
dari
pada bawah cucur. Jika redundant teks
(Mayer,
pada jib dihilangkan maka siswa
pembelajaran
presentasi
disingkirkan multimedia.
2009: 167)
mengamalkan
cacat
pemrosesan
extraneous. (Mayer& Moreno, 2010: Berikut contoh cara koherensi lega
139)
pendedahan matematika materi
c.
fungsi:
kognitif
Prinsip signaling yaitu ketika bahara
pelajaran,
extraneous petatar
terdapat
privat
berkujut
internal
Vivin Pendar Afidah: Kaidah- Pendirian Teori Beban Kognitif Dalam Merancang Media Penerimaan Matematika
75
Jurnal Pendidikan dan Penataran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
ISSN 2460-7800
pemrosesan muatan extraneous tersebut.
tinimbang
disajikan
bubar
dalam
Sinyal sebagaimana garis lautan (outline), kepala karangan
halaman atau layar (Mayer, 2009: 119).
dan ikhtisar bisa mengangkut secara
Berikut salah satu contohnya:
berbarengan pikiran siswa terhadap beban intrinsic sehingga boleh menurunkan beban extraneous. Hal ini menyisahkan lebih banyak produktivitas untuk pemrosesan intrinsic
dan
germane
sehingga
pembelajaran lebih bermakna. (Mayer& Moreno, 2010: 140) Rajah 3. Penggunaan Prinsip Spatial Contiguity puas Ki alat Pengajian pengkajian Interaktif
2.
Mengatur
Pemrosesan
Beban
Psikologis Intrinsic Pembelajaran dengan multimedia mudahmudahan
membantu
siswa
dalam
mengatur pemrosesan beban serebral Gambar 2. Penggunaan Prinsip Signaling plong Alat angkut Pembelajaran Garis Singgung Dok
intrinsic sehingga tidak terjadi keefektifan kewajiban psikologis (overload) lega sistem psikologis murid. Seandainya internal sistem serebral
d.
Prinsip temporal contiguity yaitu
menyajikan
pengenalan-kata
(narasi)
dan
berhasil meminimalkan barang bawaan kognitif extraneous
dan
tampilan
yang
bukan
buram lega tahun yang setimpal. Siswa
diperlukan dalam penelaahan, maka
boleh belajar makin baik jika kata-kata dan
pesuluh tak membuang-buang kapasitas
gambar
kognitifnya untuk pemrosesan kewajiban
yang berhubungan
disajikan
secara berbarengan (pada perian nan
serebral
sebanding)
dapat menggunakan daya produksi kognitif
daripada
secara
porselen.
extraneous.
pemrosesan
Sehingga
beban
pesuluh
(Mayer& Moreno, 2010: 141)
untuk
psikologis
e.
Mandu spatial contiguity merupakan
intrinsic, mengorganisasi beban serebral
melayani prolog-pembukaan dan gambar yang
intrinsic dan mengintegrasikan dengan
terkait secara berapit. Pelajar bisa
pengetahuan
belajar lebih baik pada saat kata-kata dan
dalam
rangka yang tersapu disajikan bersanding
pemrosesan
sebelumnya.
beberapa beban
situasi,
Meskipun petisi
kognitif
intrinsic
Vivin Kirana Afidah: Prinsip- Prinsip Teori Beban Kognitif Dalam Mereka cipta Alat angkut Penataran Matematika
76
Koran Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
ISSN 2460-7800
melebihi daya produksi kognitif murid yang
mental murid dapat menggambarkan satu
menghasilkan kelebihan beban kognitif
bagian mulai sejak sistem sebelum berpindah ke
intrinsic (Mayer& Moreno, 2010: 135).
bagian selanjutnya (Mayer& Moreno,
Kelebihan tanggung intrinsic terjadi
2010: 143).
ketika materi intrinsic bersifat komplek,
Berikut contoh media pendedahan garis
tidak dikenal, atau disajikan dengan
sentuh galengan yang menerapkan
cepat. Materi berkarakter komplek merupakan
prinsip segmenting dengan membagi
materi berisi beberapa suku cadang yang
materi garis singgung lingkaran menjadi
saling berkaitan. Materi bukan dikenal
beberapa sub materi:
ketika
cacat
relevan
dengan
pengetahuan sebelumnya. Materi yang disajikan lebih cepat daripada perian yang
dibutuhkan
siswa
lakukan
mencitrakan materi tersebut. Prinsip untuk mengeset pemrosesan beban kognitif intrinsic adalah dengan menerapkan 3 prinsip dalam mendesain
antara lain segmenting, pretraining, dan
Gambar 3. Penggunaan Prinsip Segmenting pada Media Penelaahan Interaktif
modalitas.
b.
a.
Prinsip segmenting ialah takdirnya siswa
meluangkan materi keharusan (materi
punya terbatas warta prasyarat
sebelumnya) yang dibutuhkan dalam
(pengetahuan
memproses
multimedia.
Prinsip-prinsip
sebelumnya)
mendukung
tersebut
untuk
mengorganisasikan
Kaidah
pretraining
yaitu
pengetahuan
baru
(pemberitaan yang masuk) (Mayer&
mereka
Moreno, 2010: 145). Dari kerangka 3 di
merentang mengalami kelebihan kewajiban
atas, media penataran menghidangkan
serebral
materi teorema Pythagoras sebagai materi
pengetahuan
nan
kerumahtanggaan
mentah,
memvisualkan
pengetahuan tersebut. Kerjakan mengatasi
keharusan garis singgung lingkaran.
kelebihan beban kognitif dengan prinsip
c.
berdahan penjelasan materi ke dalam
principle) yaitu menghidangkan materi privat
potongan – potongan yang presentasinya
rancangan animasi dan cerita (kata-kata
dikontrol makanya peserta. Cara ini disebut
terucap) daripada kartun dan kata-kata
segmenting. Dengan pendirian tersebut, secara
pada layar (introduksi-introduksi tercantum) (Mayer,
Prinsip
modalitas
(modality
2009: 197). Penggunaan kartun dan Vivin Nur Afidah: Kaidah- Pendirian Teori Beban Serebral Dalam Menciptaan Media Pembelajaran Matematika
77
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
ISSN 2460-7800
kisahan didasarkan lega teori dual coding merupakan pemrosesan animasi pada kanal visual dan pemrosesan narasi (kata-prolog terucap) lega saluran audio. Apabila
(b)
materi disajikan dalam animasi dan kata-
Sumur: (Mayer, 2009 : 69)
kata plong layar (kata-kata tertulis) maka
Gambar 4. a (atas) saluran oral/ auditori. b (asal) serokan optis / pictorial
pemrosesan hanya terjadi lega susukan visual sehingga terjadi kelebihan bahara
3.
(overload) pada kanal okuler (Mayer,
internal
sarana
merupakan
penggunaan
penataran riuk
pendirian
satu
modalitas.
Bersendikan hasil riset yang menyatakan bahwa dengan menambahkan animasi lega kisahan boleh membantu peserta lebih mencerna materi atau penjelasan yang disajikan (Mayer, 2009: 116). Selain itu berdasarkan teori dual-coding (kanal ganda) yang mendasari teori kognitif tentang
multimedia
learning
yaitu
hamba allah memiliki saluran terpisah untuk memproses
informasi
okuler
Kognitif
Takdirnya pembelajaran dengan multimedia dipresentasikan dengan pendirian mengurangi pemrosesan kewajiban psikologis extraneous dan mengatur pemrosesan beban psikologis intrinsic maka siswa mempunyai digunakan
Kartun susuk diproses dalam terusan visual dan narasi diproses n domestik saluran auditori.
kapasitas dalam
yang
pemrosesan
ada beban
kognitif germane. Bakal meningkatkan pemrosesan
muatan
kognitif
germane
dapat menggunakan 5 cara ialah multimedia,
personalization,
kegiatan
terarah (guided activity), umpan mengsol dan refleksi.
dan
informasi auditori (Mayer, 2009: 64).
Berikut
Beban
Germane .
Penggunaan kartun gambar dan
interaktif
Mengembangkan
Pemrosesan
2009: 203).
narasi
Kontributif
Pemberian umpan balik aktual respon sopan alias salah terhadap jawaban nan
dituliskan
pengajian pengkajian
siswa
interaktif.
lega
ki alat
Padahal
pemberian motivasi dengan menerimakan disajikan
pemrosesan informasi:
kerangka
saluran
penstabilan faktual. Berikut lecut
penerapan
kerumahtanggaan
ki alat
pemberian penelaahan
interaktif : (a) Vivin Pendar Afidah: Mandu- Cara Teori Beban Kognitif Dalam Menciptaan Media Pengajian pengkajian Matematika
78
Jurnal Pendidikan dan Pendedahan Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2022
Gambar 5. Pemberian Motivasi pada Ki alat Pembelajaran Interaktif
DAFTAR RUJUKAN Daryanto. 2022. Media Pembelajaran. Bandung: SatuNusa Mayer, R.E & Anderson, R.B. 1992. The instructive animations: Helping students build connections between words and pictures in multimedia learning. Journal of Educational Psychology, 84, 444-452
ISSN 2460-7800
Mayer, Richard E. 2001. Multimedia Learning: Prinsip-Prinsip dan Petisi. Parafrase Ki ajek Tanzil Utomo.2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mayer, Richard E & Moreno, Roxana. 2010. Cognitive Load Theory: Technique That Reduce Extraneous Cognitive Load and Manage Intrinsic Cognitive Load during Multimedia Learning. United State of America : Cambridge University Press Mayer, Richard E & Moreno, Roxana. 2010. Cognitive Load Theory: Techniques That Increase Generative Processing in Multimedia Learning: Open Questions for Cognitive Load Research. United State of America : Cambridge University Press Prastowo, A. 2022. Panduan Kreatif Mewujudkan Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Penerbit DIVA (Anggota IKAPI) Pribadi, B. A&Katrin, Y. 2004. Media Teknologi. Jakarta: Perguruan tinggi Terbuka Sweller, John. 2010. Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances. United State of America : Cambridge University Press
Vivin Kirana Afidah: Pendirian- Pendirian Teori Beban Kognitif Privat Merancang Ki alat Pembelajaran Matematika
79
Source: https://adoc.pub/prinsip-prinsip-teori-beban-kognitif-dalam-merancang-media-p.html