Teori Interaksionisme Simbolik Max Weber

Hamba allah menjadi makhluk vitalitas paling misterius di dunia. Dalamnya hati manusia tidak ada yang tahu. Ia serupa dengan lautan, dalam dan mistis. Boleh cuma perilaku ataupun sikap nan ditujunjukkan berbeda dengan maksudnya alias berbanding terbalik.

Setiap khalayak pun bosor makan melakukan interaksi dengan manusia lainnya. Baik dengan cara bersemuka alias melalui instrumen daring. Semua interaksi manusia punya pola dan tujuan tertentu.

Berikut akan dikupas mengenai pola interaksi sosial, khususnya teori interaksi simbolik. Grameds boleh menyimak bakal menambah kemampuan dalam mengamalkan interaksi sosial.

Teori Interaksi Sosial Menurut Para Pakar

Aneka jenis teori interaksi sosial telah dijelaskan oleh beberapa ahli sosiolog puas abad ke-9 dan semula abad ke-20. Di antara tokoh yang membicarakannya adalah George Herbert Mead dab Erving Goffman. Keduanya menjelaskan mengenai interaksi sosial sebagai salah satu tulangtulangan aktivitas cucu adam yang memengaruhi fiil setiap orang.

Kedua ahli sosiologi tersebut merumuskan teori akan halnya interaksi sosial. Teori tersebut dikenal dengan interaksionisme simbolik dan dramaturgi. Berikut penjelasan kedua teori tersebut nan telah dirangkum pecah laman
Tirto.id.

1. Teori Interaksionisme Simbolik

Menurut George Herbert Mead teori interaksionisme simbolik yakni interaksi sosial nan terjadi karena penggunaan simbol-fon yang mempunyai makna. Simbol-simbol tersebut dapat menciptakan makna yang dapat memicu adanya interaksi sosial antara khalayak suatu dengan individu lainnya.

Sebagai kamil teori interaksionisme simbolik dalam semangat sehari-hari adalah ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja, nan mana terletak pelayan yang menawarkan berbagai produk. Maka itu sebab itu, n domestik keadaan ini, kita akan menempatkan diri sebagai koteng konsumen. Interaksi tersebut memberikan makna atas suatu peran dan aktivitas pada setiap individu.

2. Teori Dramaturgi

Menurut Erving Goffam—pencetus teori dramaturgi—mendefinisikan teori dramaturgi sebagai interaksi sosial yang serupa dengan pertunjukkan seni. Hal tersebut disebabkan makanya setiap interaksi sosial terdiri dari dua macam kehidupan, yakni
backstage
(belakang gelanggang) dan
frontstage
(depan wadah).

Teori ini menggambarkan adanya perbedaan konseptual interaksi intern kehidupan manusia. Perbedaan tersebut dilihat dari kondisi dan situasi.

Bagaikan contoh ketika seseorang bekerja sebagai guru maka akan bersikap baik hati, sabar, ceria, tegas, dan sikap-sikap temperatur lainnya. Namun, beliau boleh berbeda dengan hal di rumah. Basyar tersebut bisa tetapi menjadi murung, tidak banyak omong, bersumbu pendek, dan malas berinteraksi dengan anak adam lain.

Ilmu Komunikasi Teori+Praktek





Jenis-Jenis Interaksi Sosial

Detik belajar mengenai sosiologi maka akan mempelajari beragam jenis inetraksi sosial. Interaksi sosial berdasarkan subjek yang terkebat terbagi menjadi tiga, yaitu kontak orang dengan orang, ikatan cucu adam dengan kelompok, serta kekeluargaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Hal berlainan dituliskan makanya situs
Lumen Learning,
setidaknya ada 5 jenis interaksi sosial. Di antaranya sebagai berikut.

1. Komunikasi Non-Verbal

Proses komunikasi non-verbal terjadi sonder melalui aktivitas lisan antarindividu. Momen ini, interaksi tipe ini banyak ditemukan dalam aktivitas di wahana sosial. Tidak hanya melangkaui sosial sarana, komunikasi non-lisan juga dapat disampaikan melampaui pakaian dan tren.

2. Kerja sama

Detik suatu khalayak dengan khalayak tak, keramaian dengan kelompok tidak, ataupun makhluk dengan kelompok melakukan sesuatu maupun suatu kegiatan kerja  secara bersamaan disebut dengan kerja sebanding. Kerja sama sendiri dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu dipaksakan, sukarela, dan bukan disengaja. Apapun jenisnya, kerja sama termasuk dalam interaksi sosial.

3. Pertukaran Sosial

Pertukaran sosial akan terjadi detik antaindividu mengerjakan aktivitas peralihan nan mengarah plong hubungan mereka. Persilihan, tercipta karena adanya keistimewaan satu proporsional bukan dengan menciptakan menjadikan suatu nikah.

4. Kompetisi

Perlombaan menjadi keadaan yang wajar dalam aktivitas interksi sosial. Ia dapat memicu terjadinya interaksi sosial satu sejajar lain dalam satu keramaian. Seperti antara satu turunan dengan individu lainnya, satu gerombolan dengan kelompok lainnya, ataupun individu dengan suatu gerombolan.

5. Konflik

Intern interaksi sosial, konflik antardua pertahanan atau makin tidak boleh dihindari. Menurut teori ilmu masyarakat, konflik dianggap sebagai kejadian nan normal dalam satu interaksi sosial. Konflik dapat terjadi karena adanya kemustajaban pribadi atau kerubungan. Anda juga dapat tercipta karena adanya penyerobotan satu kendali atas sumber anak kunci elusif atau lahan.

Denotasi Interaksionisme Simbolik Menurut Ahli

Teori interaksionisme simbolik menjadi salah satu teori baru yang muncul selepas adanya teori aksi (action theory), yang dipelopori oleh Max Weber. Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli seperti John Dewey, Chales Horton Cooley, George Herbert Mead dan Herbert Blumer. Doang, secara mendalam, teori interaksionisme simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead, filsuf, ahli sosiologi dan psikolog di Universitas Chicago.

Berikut beberapa konsep interaksionisme simbolik nan diperkenalkan oleh sejumlah ahli.

1. John Dewey

John Dewey, seorang filsuf ayng melihat etika dan ilu, teori dan praktik, berpikir dan bentindak menjadi dua kejadian yang belalah menyatu dan tak boleh terpisahkan satu sama lainnya. Cak bagi Dewey, pikiran manusia bukan hanya berperan sebagai instrument, sahaja menjadi babak semenjak sikap manusia.

Prinsip ini mulai sejak berpangkal pemikiran bahwa ingatan manusia bukan silih menyalin, hanya sebagai hasil semenjak manusia itu sendiri. Pikiran dan anak adam saling bertautan, bukan dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tentang interaksi antarmanusia terjadi karena mereka berpikir.

Manusia sendiri terlibat secara aktif dalam proses pengenalan yang menghasilkan citra turunan. Citra nan dibentuk sifatnya dinamis maupun dapat berubah, produktif, dan penuh dengan harapan atau optimistik.

2. Chales Horton Cooley

Cooley memandang hidup insan secara sosial ditentukan oleh bahasa, pendidikan, dan interaksionisme. Setiap manusia harus dipandang umpama keseluruhan organis, yang mana individu menjadi episode yang tak terpisahkan berpunca umum. Relasi yang terbentuk merupakan tanggapan dari sikap alias tindakan tiap-tiap hamba allah.

Cooley juga mengembangkan teori tentang diri (self). Baginya, diri adalah barang bersumber interaksionisme. Diri dari setiap individu akan memantulkan apa nan dirasakan andai tanggapan masyarakat (orang lain) kepadanya.

Mengenai tahap-tahap pemantulan diri, di antaranya seumpama berikut.

  • Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya nan akan tampak di mata orang enggak.
  • Seseorang membayangkan bagaimana orang lain akan menilai tindakan alias perilaku tersebut.
  • Seseorang membangun konsepsi mengenai diri koteng berlandaskan penilaian dari orang lain terhadap dirinya.

Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa diri seseorang tidak dapat tanggal dari orang lain. Mereka saling melengkapi. Takdirnya pandangan orang lain baik mengenai diri kita maka diri kita akan berkembang dengan baik pula seperti itu pun sebaliknya. Jika diri kita dinilai buruk maka akan membawa dampak buruk untuk diri sendiri.

3. George Herbert Mead

Teori interaksionisme sosial yang dikemukakan oleh George Herbert Mead dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin. Teori tersebut menganggap bahwa organisme hidup secara berkelanjutan sehingga organisme itu akan mengalami perubahan secara terus menerus.

Dengan dasar pemikiran tersebut, Mead mengaram pikiran manusia sebagai sesuatu yang muncul dalam proses evolusi secara ilmian. Proses evolusi tersebut memungkinkan hamba allah menyesuaikan diri secara keilmuan pada lingkungan yang menjadi kancah tinggalnya.

Bagi Mead, pikiran (mind) menjadi bagian fenomena sosial, perhatian bukanlah proses percakapan seseorang dengan dirinya sendiri. Pikiran muncul dan berkembang dipengaruhi maka itu proses sosial. Proses sosial menganjuri ingatan dan proses sosial bukan menjadi produk pikiran.

Mead pun mengungkapkan bahwa pikiran memiliki kemampuan untuk memajukan tidak hanya satu respon berusul diri sendiri, belaka lagi terdapat respon komunitas secara keseluruhan. Hal tersebut mengindikasikan adanya keterhubungan antara manah dengan respon terhadap organisasi tertentu.

Selain diri, Mead pula mengekspos mengenai teori diri (self). Baginya diri merupakan kemampuan untuk memufakati diri seorang sebagai objek dan di lain pihak andai subjek. Dalam relasi sosial, diri memegang peran sebagai target dan subjek.

Ia akan unjuk dan berkembang momen terjadi komunikasi sosial atau komunikasi antarmanusia. Kanak-kanak anyir nan baru lahir belum n kepunyaan diri karena diri boleh terbentuk berbunga aktivitas dan hubungan sosial. Diri lagi bersambung secara dialektis dengan perasaan.

Mead juga mengemukakan pendapat mengena mahajana (society) bahwa proses sosial tidak ada hentinya, yang memelopori pikiran dan diri. Mahajana menjadi lewat penting bikin pertumbuhan dan perkembangan pikiran dan diri. Awam menjadi antologi tanggapan yang terorganisisr sehingga berpengaruh puas pembentukan diri.

4. Herbert Blumer

Pemikiran Blumer akan halnya interaksionisme sosial dipengaruhi maka itu Mead. Gagasan-gagasan yang menjadi premis atau sumber akar bakal menyedot inferensi menurut Blumer sebagai berikut.

  • Basyar dolan atas sesuatu berdasarkan makna-makna yang cak semau pada sesuatu itu buat mereka.
  • Makna itu diperoleh dari interaksionisme sosial yang dilakukan dengan manusia lain.
  • Makna-makna tersebut disempurnakan dalam interaksionisme sosial yang sedang berlangsung.

Menurut Blumer, masyarakat tidak agak kelam secara statis, stagnan, dan satu-satunya-mata didasari oleh struktur makro. Esensi masyarakat harus ditemukan intern diri manusia dan tindakannya. Adapun spirit masyarakat terdiri berusul tindakan mereka sendiri,

Publik menjadi sekelompon orang yang melakukan tindakan dan aktivitas mania secara terus menerus. Tindakan nan dilakukan oleh manusia tidak sekadar tetapi berdampak bagi dirinya, belaka juga menjadi adegan tindakan bersama yang disebut dengan tindakan sosial.

Teori-Teori Komunikasi Berdasarkan Konteks





Konsep dan Dugaan Terdahulu Interaksi Simbolik

Interaksi simbolik terdiri dari tiga konsep utama, di antaranya ibarat berikut.

1. Pikiran (Mind)

Manah adalah kemampuan untuk menunggangi huruf angka yang memiliki ekuivalensi makna sosial. Makanya sebab itu, setiap individu harus melebarkan pikiran melalui interaksi dengan individu lainnya.

2. Diri (Self)

Diri merupakan kemampuan bikin menimang-nimang diri dari setiap individu melalui penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain. Teori interaksi simbolik ini menjadi salah suatu silang teori sosiologi yang menganjurkan mengenai diri sendiri dan dunia luarnya.

3. Masyarakat (Society)

Masyarakat merupakan jejaring sangkutan sosial nan diciptakan, dibangun, serta dikonstruksikan oleh setiap makhluk di paruh masyarakat. Setiap khalayak tersebut terlibat aktif internal perilaku yang dipilih. Ia melakukannya secara sukarela. Kemudian, sreg akhirnya mengantarkan individu dalam proses pengambilan peran di tengah mahajana.

Selain tiga kejadian penting di atas, interaksi simbolik juga memiliki tujuh postulat terdepan. Premis tersebut dikemukakan dalam kiat
Introducing Communication Theory: Analysis and Application
karya Richard West dan Lynn H. Turner sreg 2007. Berikut ketujuh presumsi tersebut.

  • Insan bertindak maupun memperlakukan orang tidak berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada dirinya.
  • Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia.
  • Makna dimodifikasi melintasi proses interpretative.
  • Sosok-bani adam mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang bukan.
  • Konsep diri menyerahkan sebuah motif penting cak bagi berperilaku.
  • Orang serta kelompok-kelompok dipengaruhi makanya budaya dan sosial.
  • Struktur sosial diciptakan melintasi interaksi sosial.

Teori Komunikasi

ePerpus yakni layanan perpustakaan digital mutakhir yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memuluskan internal mengurus perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami menghampari sekolah, perkumpulan, korporat, sebatas tempat ibadah.”

logo eperpus

  • Custom batang kayu
  • Akses ke ribuan buku berusul penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol bibliotek Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard bakal melihat laporan amatan
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi kesatuan hati, praktis, dan efisien

Source: https://www.gramedia.com/literasi/teori-interaksi-simbolik/

Posted by: soaltugas.net